Only Know - 11

637 92 41
                                    

Only Know - 11 : Ketakutan

-----

Tak terasa hari menjadi semakin gelap, saat ini Athanasia tengah duduk di bangku panjang yang letaknya cukup dekat dari taman Kota.

Athanasia menundukkan kepalanya sembari mengusap lembut jimat pemberian Nael, dia terlihat lesu.

Sebenarnya Athanasia benar-benar malas untuk pulang ke Istana, dia tidak ingin bertemu dengan Claude...

Tapi Athanasia tidak punya tempat untuk tinggal, uang saja juga tidak dibawa. Dia tidak memegang simpanan apapun untuk berkelana ke suatu tempat.

Ck, disaat seperti ini Athanasia bisa berharap pada siapa?

Kali ini Athanasia benar-benar pasrah, kemungkinan besar dia akan tetap tinggal disini tanpa ada niatan untuk kembali ke Istana.

Meskipun tidur di jalanan juga tidak masalah baginya.

Memang—

'Puk'

Kedua mata Athanasia melebar saat ia merasakan kepalanya ditepuk lembut, gadis itu mendongak ketika melihat bayangan seseorang yang cukup familiar.

"Kenapa kamu diam saja disini?"

Athanasia menahan nafas saat sosok Lucas berdiri tegak di depannya, penyihir itu tersenyum hangat dan menyodorkan sebuket bunga mawar kepada Athanasia.

Melihat sosok-nya, sontak Athanasia hanya bisa mengulum bibir. Perasaannya menghangat sekaligus lega karena Lucas muncul dihadapannya.

Penyihir itu selalu muncul disaat yang tepat...

"Hei, kau kenapa?"

Sorot mata Lucas meneduh, tangan kanannya terulur dengan maksud menyentuh pundak Athanasia.

Namun aksinya terhenti saat Athanasia terlebih dahulu menarik ujung bajunya.

"Lucas,"

Seketika tubuh Lucas membeku saat Athanasia memanggil namanya, gadis itu mencondongkan badannya lalu memeluk pinggang Lucas dengan erat.

Jujur, Lucas langsung mati kutu dibuatnya...

"Kenapa baru muncul sekarang?" tanya Athanasia, dia menyender diperut Lucas. "Aku bingung."

Lucas mengangkat sebelah alisnya, penyihir itu beralih melepas pelukan Athanasia dan berlutut didepan gadis itu.

Hari itu juga, kedua mata Lucas melebar saat melihat Athanasia menangis....

"Loh kamu kenapa?!"

Lucas menangkup pipi Athanasia, "apa yang terjadi? Apakah ayahmu menyakitimu? Cepat bilang padaku!"

Namun Athanasia tidak menyahut, gadis itu sibuk menangis sesunggukkan. Dia hanya ingin melepas beban pikirannya dan enggan membahas Claude.

Sungguh, Athanasia tidak sanggup menahan ini seorang diri.

Kepala Lucas mulai terasa berat, akhirnya penyihir itu memilih menaruh buket bunga itu terlebih dahulu disebelah Athanasia. Dia sedikit menunduk untuk mengecek kondisi Athanasia.

Hingga iris mata berwarna merah-ruby miliknya jatuh ke arah pergelangan tangan Athanasia.

"Tunggu,"

Lucas menyentuh tangan Athanasia dan membaliknya, sorot mata Lucas menajam saat melihat luka lebam yang ada ditangan gadis itu.

Sialan, ini pasti perbuatan ayahnya!

"Loh, kenapa tanganmu terluka?" tanya Lucas dengan nada serius. "Kau diapakan ayahmu?"

Penyihir itu mendesis marah, dia menggeram karena Athanasia tidak juga menjawab pertanyaannya.

Only Know✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang