Only Know - 2

1.5K 136 60
                                    

Only Know - 2 : Awal Cerita

-----

Musim dingin telah tiba,

Aku menikmati secangkir teh yang baru saja dibawa oleh seorang pelayan, aku memandang ke arah langit luas yang terlihat sangat cantik hari ini.

Sembari menyeruput teh hangat itu, aku membuka lagi semua surat yang pernah diberikan oleh seseorang ... dia adalah Ibu Peri bagiku.

Disaat aku dihadapi berbagai macam masalah, dia selalu ada disampingku.

Dia bukan hanya penyelamat untukku, dia adalah penyemangat yang selalu ada disaat aku benar-benar putus asa dengan hidupku.

Dia sangat suka menulis surat, padahal dia tau jika aku tidak terlalu suka membaca.

Kepribadian kita memang bertolak belakang, tapi dia berhasil membuat aku keluar dari zona pahit ini.

Dia juga membuat aku mengerti bahwa Dunia ini benar-benar berharga.

Tapi sekarang dia sudah pergi...

Aku mengusap sebuah surat yang diberikan olehnya, itu adalah surat terakhir darinya. Aku tidak akan pernah bisa membaca lagi surat yang ia tulis.

Padahal aku sudah terbiasa, setiap pagi akan selalu ada amplop surat berwarna coklat di dekat jendela kamarku.

Itu ibarat sebuah tanda, dia mengirimku surat karena dia masih ada di Dunia ini.

Tapi sekarang—

Aku mulai merasa sesak saat mengingat kembali semua kenanganku bersama dengan Lucas, ternyata dia berhasil mengubah hidupku hingga 180°

Semua yang sudah aku lalui bersamanya memang sangat indah, sampai-sampai aku berpikir bahwa ini semua hanyalah mimpi.

Mimpi yang begitu menyakitkan.

Aku tersenyum pahit, sembari mengusap surat itu aku juga membisikkan 1 kalimat setiap harinya.

Berharap agar dia mau kembali...

"Aku rindu kamu, Lucas."

WMMAP Fanfiction by ©HolahGlory
Only Know

"Ini makan siang untuk anda, nona Athanasia."

Gadis bertubuh mungil itu menoleh, sorot matanya yang redup itu melirik seorang pelayan yang baru saja datang sambil membawa nampan berisi makan siang.

Athanasia tidak menyahut, dia mengabaikan Lilian dan lebih memilih menatap pemandangan yang ada diluar lewat jendela.

Sinar matahari yang terik itu menerangi kamar Athanasia, iris mata berwarna biru-permata itu berubah menjadi lebih terang karena terpantul cahaya matahari.

Disaat seperti ini, gadis itu terlihat sangat cantik dan menawan...

Pelayan itu—Lilian, hanya tersenyum hangat penuh keibuan. Dia menaruh nampan itu diatas meja.

Lilian berjalan mendekati Athanasia, dia mengambil sisir dari atas meja dan mulai menyisir rambut panjang Athanasia dengan lembut.

"Apa tuan putri baik-baik saja? Anda tidak merasa lapar?"

Lagi-lagi Athanasia tidak menyahut, gadis itu masih setia memperhatikan taman Istana yang terlihat ramai itu.

Manik mata Athanasia jatuh ke arah pria tinggi tegap yang sedang duduk bersama seorang gadis berambut coklat. Usia-nya juga tidak jauh berbeda dengan Athanasia.

Only Know✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang