Only Know - 23

293 53 4
                                    

Only Know - 23 : That Guy

-----

"Terimakasih."

Athanasia turun dari kereta kuda lalu berjalan mengenap-endap menuju ke kamarnya. Entah kenapa dia jadi panik bukan main karena ada beberapa pengawal sedang berjaga.

Belum lagi mood Athanasia sempat memburuk karena Lucas, apa yang terjadi dengan penyihir itu selama ia pergi.

Lucas berubah jadi sosok asing.

Kedua mata Athanasia memanas. Dia berusaha menahan diri agar terlihat lebih tenang, Athanasia memanjat dari balkon kamar untuk masuk menuju kamar.

Tepat ketika dia sampai, iris matanya jatuh ke arah amplop surat di dekat jendela. Melihat itu saja membuat Athanasia kembali teringat sosok Lucas.

Kapan penyihir itu menulisnya?

Athanasia akhirnya mengambil amplop itu lalu duduk bersilang. Dia membukanya dan membaca sebuah surat berwarna coklat terang.

Ada tulisan Lucas yang sangat khas....

-

Untuk Athanasia.

Aku tidak tau kapan kamu membaca surat ini, yang pasti aku menulisnya sesudah kita berpergian menuju Kota.

Aku punya firasat buruk. Dan aku takut terjadi sesuatu denganmu, aku selalu memikirkan cara agar kamu tetap aman meskipun aku tidak ada.

Sejujurnya aku tidak bisa mengawasimu terus menerus ... aku selalu punya perasaan aneh bahwa kita bisa saja berpisah.

Entah kapan itu terjadi aku juga tidak tau.

Jadi, bisakah kamu janji padaku? Apapun yang terjadi tetaplah bertahan sampai aku menjemputmu lagi?

Maksudku ... sampai aku bisa membahagiakanmu.

-

Hening. Athanasia menahan nafas saat selesai membacanya, dada gadis itu terasa sesak ketika mengingat Lucas yang hangat berubah 180° menjadi sosok dingin.

Dia harus apa sekarang? Menunggu terus-terusan?

Semuanya seperti mimpi buruk.

Athanasia memeluk kedua lututnya seraya menangis keras. Dia menutup wajahnya agar tidak ada siapapun yang melihat, Athanasia benci hal ini.

Dan akhirnya gadis itu kembali sendirian....

***

"Bagaimana? Apakah berhasil?"

Anastacius mengerjap-ngerjapkan mata. Kepalanya terasa sangat sakit seperti dipukul dengan batu, pandangan matanya juga masih buram.

Apa yang baru saja terjadi?

"Harusnya penawar ini berhasil," itu suara Cear. "Aku juga sangat berjasa mencarinya sampai ke dimensi manusia."

Sesaat, Anastacius bisa melihat Nael sedang memukul kepala Cear. "Berisik! Anastacius sudah sadar loh, kau periksa dia dulu."

Sebelum Cear menyentuhnya, Anastacius langsung terbangun dari posisi tidurnya. Dia memijit pelipis, "apa ... yang terjadi?"

"Mungkin mayat-mayat di sana bisa memberikan jawaban," sahut Nael santai sambil menunjuk ke belakang. "Kau hilang kendali."

Only Know✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang