Only Know - 10 : Jimat
-----
"Jangan membantah, cepat periksa!!"
Athanasia mendesis sebal, dia memukuli tangan Nael sembari melotot tajam. "Kamu ini apa-apaan sih, jangan berlebihan!"
Nael berdecak pelan lalu berkacak pinggang, penyihir itu menatap Athanasia dengan sorot sinis.
"Ini bukannya berlebihan, aku melakukan ini sebagai antisipasi agar Lucas tidak marah. Kalau aku yang dituduh melukaimu, bagaimana?!"
Kemudian Nael mengerucutkan bibir, pria berambut merah legam itu menendang batu kerikil yang ada disebelahnya.
Mendadak dia jadi sebal dengan Athanasia.
"Orang itu kan sensitif, mana mau dia mendengarkan aku. Toh semuanya sudah jelas jika Lucas sudah dibutakan olehmu..."
Nael memijit pelipisnya dan memilih untuk melengos.
"Ah terserahlah, dasar keras kepala!" Nael mencibir sewot. "Kalau kamu kena kanker pipi aku tidak akan mau bertanggung jawab."
Athanasia langsung memukul kepala Nael dengan keras, gadis itu melotot sebal ketika mendengar sumpah serapah penyihir tersebut.
Dasar kurang ajar!
"Bedebah, berani sekali bicara seperti itu padaku!"
"Oh tentu saja aku berani, aku kan jauh lebih hebat dan berbakat daripada kamu."
"Dasar sombong, setidaknya Lucas jauh lebih unggul karena tampan, berbeda sekali dengan penyihir bodoh seperti kamu..."
"Ya ya ya, terserah kamu saja."
Tak lama, Nael pun bangkit berdiri dari posisi duduknya. Penyihir itu morogoh kantong celananya lalu memberikan sesuatu kepada Athanasia.
Melihat benda yang disodorkan oleh Nael, sontak kedua mata Athanasia melebar.
"Hn, i-ini ... apa?" dia bertanya.
Nael menghela nafas panjang, dia menaruh jimat berwarna merah gelap diatas telapak tangan Athanasia. Penyihir itu juga menutup jari-jemari Athanasia agar gadis itu mengepal tangannya kembali.
Athanasia hanya bisa membeku ditempat dan mendongak untuk menatap Nael.
"Berikan jimat ini kepada Lucas," nada suara Nael terdengar serak. "Aku harus pergi."
Athanasia tercekat, "pergi? Kamu mau pergi kemana? Kenapa tidak memberikan benda ini secara langsung kepada Lucas?!"
Nael menipiskan bibir, penyihir itu memijit pelipisnya sembari merapikan helai rambutnya yang sedikit berantakan.
"Aku tidak bisa melacak keberadaan Lucas, itu salah satu alasan kenapa aku tidak bisa memberikan jimat ini secara langsung,"
Kemudian Nael menyentil kening Athanasia, penyihir itu tersenyum miring.
"Berhubung kamu sudah dekat Lucas, pasti menitipkan jimat ini kepadamu jauh lebih aman. Aku tidak akan mengambil resiko."
Athanasia terdiam sesaat, gadis itu menatap kembali jimat yang ada digenggamannya.
Dia masih ragu..
"Kau percaya padaku?"
"Lucas percaya padamu, tentu saja aku juga mempercayaimu."
"Kamu tidak takut? Bisa saja aku menjual jimat ini atau bahkan membuangnya."
Nael tertawa kecil, penyihir itu memilih menjentikkan jarinya untuk teleportasi. Dia berpikir sesaat sebelum menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Know✔
Fiksi Penggemar"Aku cukup tau banyak hal, termasuk tentang kamu." - Athanasia dikejutkan dengan kehadiran pria asing yang tiba-tiba muncul di balkon kamarnya. Kedatangannya yang terasa janggal membuat Athanasia merasa bahwa ini semua tidak masuk akal. Awalnya dia...