Only Know - 12

619 83 12
                                    

Only Know - 12 : Sentuhan

-----

"Jadi, ini jimat pemberian Nael?"

Athanasia menganggukkan kepalanya lalu memberikan jimat berwarna merah gelap itu kepada Lucas, dia merasa tidak nyaman jika memegang jimat itu lebih lama lagi.

Kenapa? Itu semua karena aura yang keluar dari jimat itu. Rasanya energi yang ada di jimat itu tercampur dengan sesuatu yang tabu sampai-sampai udara disekitaran Athanasia terasa tipis.

Apa mungkin....

"Lucas," Athanasia memanggil penyihir itu. "Apa mungkin di dalam jimat itu ada sihir hitam?"

Pria berambut hitam gelap itu menoleh, sorot matanya langsung meneduh ketika mendengar dugaan Athanasia.

Lucas menghela nafas.

"Kamu bisa merasakannya?" dia bertanya.

Athanasia menjawab, "iya. Awalnya aku tidak merasakan apa-apa. Tapi jika aku memegang jimat itu lebih lama, rasanya udara yang ada disekitarku semakin menipis..."

Lucas manggut-manggut mengerti, penyihir itu mengusap jimat tersebut lalu mengerjapkan kedua matanya.

"Ada sesuatu di dalam jimat ini," Lucas memberitahu. "Dan sesuai dengan dugaanmu, ada sihir hitam di dalamnya,"

Athanasia tidak begitu terkejut saat mendengarnya. Gadis itu hanya melirik Lucas yang saat ini tengah berjalan di sebelahnya.

"Tapi aku masih penasaran kenapa Nael memberikan jimat ini, tidak biasanya," penyihir itu bergumam.

"Dan kenapa dia menitipkannya kepadamu?"

Lucas menahan tangan Athanasia, dia menatap Athanasia dengan sorot dalam sampai-sampai Athanasia menahan nafas.

Sial, tatapan macam apa itu?!

Apakah Lucas sengaja? Entah kenapa Athanasia menjadi selemah ini saat melihat wajahnya...

"A-anu," pipi Athanasia memerah, dia menarik ujung jubah Lucas.

"Bisakah kamu menjauh? Tidak baik jika berdekatan saat malam-malam begini," gadis itu meracau. "Kalau dilihat orang—"

Ucapan Athanasia terputus saat Lucas mencondongkan badannya, kali ini pria tinggi tegap itu mensejajarkan wajahnya dengan wajah Athanasia. Dia mengulurkan tangannya.

Jari-jemari Lucas menyentuh pipi Athanasia, dielusnya pipi bulat gadis itu...

"Kok pipimu merah? Apakah kamu kebanyakan makan?"

Athanasia langsung mengumpat pelan, gadis itu hanya bisa menundukkan kepalanya karena tidak berani untuk mendongak sedikit pun.

Sial sial sial, dasar Lucas kurang ajar!!

"Atau mungkin gara-gara es krim yang kita beli tadi siang? Sepertinya ada racun di dalamnya," Lucas menduga-duga.

"Memang sebaiknya kita tidak bisa pergi sembarangan ke Kota, aku takut ada virus..."

Lucas geleng-geleng kepala, penyihir itu memainkan dagunya. "Jangan-jangan kamu terinfeksi virus Cov—"

Kwak kwak!

Perhatian Lucas dan Athanasia teralih saat mendengar suara burung gagak dari atas, burung itu terbang dengan cepat dan mendarat diatas ranting pohon.

Burung gagak berwarna hitam pekat itu mengepak-ngepakkan sayapnya.

"Kwak! Penyihir berambut merah sedang iri, kwak!"

Burung itu berpindah sedikit, "ada bahaya, Kwak! Ada penyihir jahat yang tau soal jimat itu, kwak!"

Only Know✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang