Only Know - 25 : Mengingat
-----
"Apakah kau tidak bisa pergi?"
Lucas bertanya dengan nada jutek ke arah Athanasia. Penyihir itu mulai frustasi karena Athanasia masih berbaring di atas badannya dan belum juga bangun.
Apakah dia tidak tau sudah berapa lama mereka di posisi seperti ini?
"Aku tidak akan bangun," ketus Athanasia sebal. "Kalau boleh jujur aku masih ingin bersamamu, aku takut kamu pergi..."
Lucas menoyor kening Athanasia. "Aku sudah bilang kalau aku tidak akan pergi, kau masih punya otak untuk memahami maksudku kan?"
Menyebalkan! Athanasia benci sekali melihat Lucas yang jutek seperti ini dan—argh!! Rasanya dia ingin menampar pria itu.
Entah apa yang terjadi semoga saja otaknya kembali bekerja seperti dulu....
"Aku punya permintaan, apa kau bisa berbicara lebih lembut?" tanya Athanasia geram.
Lucas langsung tertawa sinis, "untuk apa? Kau bukan siapa-siapa bagiku jadi aku tak perlu menurutimu, kau bukanlah tuan putri yang harus dipenuhi semua permintaannya,"
Kali ini Lucas mendorong tubuh Athanasia agar gadis itu menjauh darinya, dia berdecak pelan.
"Bahkan kau terlalu menyedihkan. Aku jadi tau alasan kenapa Nael memintaku untuk menjagamu sampai segitunya."
Kening Athanasia mengerut, "kau bilang apa? Nael yang—"
"Nael memohon agar aku menjagamu. Aku tidak ingat apapun jadi aku terpaksa melakukannya, bahkan semua yang dia bicarakan terasa seperti omong kosong,"
Sorot mata Lucas mendingin. "Aku tidak tau apa yang spesial darimu, harusnya bocah ingusan seperti kamu tidak pantas mendapat keistimewaan ini..."
Oke, ini sangat memancing amarah Athanasia.
Athanasia maju mendekat lalu menarik kerah baju Lucas, rahang gadis itu mulai mengeras saat Lucas memperhatikannya dari dekat.
"Bajingan! Kau pikir aku yang merencanakan ini semua? Sejak awal kau yang menghampiriku, bukan aku yang menginginkannya!!" teriak Athanasia kesal.
"Aku benci sekali melihat sifat angkuhmu itu," tukasnya. "Kau sangat buruk dan aku lebih menyukai Lucas yang hangat,"
Setelah itu telapak tangan Athanasia terangkat untuk menampar pipi Lucas. Sangat keras sampai-sampai Lucas oleng karena shock.
Apa-apaan!
Athanasia bangkit berdiri. "Kalau tau akan begini memang sebaiknya aku meminta Nael yang menemaniku, bukan kamu..."
Tak terima dengan semua ucapan Athanasia, sontak Lucas pun ikut berdiri untuk menahan gadis itu. Mereka kembali bertengkar di pintu masuk Istana.
"Kau sialan! Memangnya kamu tidak tau siapa yang baru saja kau tampar? Dasar pe—"
Kedua mata Athanasia menajam. "Apa lagi? Kau tidak suka ya? Padahal aku baru saja meniru gaya bicaramu loh, kenapa kau marah?"
"Kalau tau itu menyebalkan, sebaiknya kuasai gaya bicaramu dengan benar," sindir Athanasia datar. "Kau punya otak kan?"
Lucas ingin memerotes tak suka, namun dia juga sadar bahwa ucapan Athanasia memang benar adanya. Dia tak bisa menentang itu.
Tapi tetap saja—
"Kalau kau ingin Nael yang menemanimu ya silahkan saja, aku tak peduli."
Athanasia mengangkat sebelah alisnya, "jadi begitu? Baiklah aku sangat setuju. Aku juga tidak tahan berdekatan dengan orang berkepala besar sepertimu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Know✔
Fanfiction"Aku cukup tau banyak hal, termasuk tentang kamu." - Athanasia dikejutkan dengan kehadiran pria asing yang tiba-tiba muncul di balkon kamarnya. Kedatangannya yang terasa janggal membuat Athanasia merasa bahwa ini semua tidak masuk akal. Awalnya dia...