Only Know - 32

285 44 0
                                    

Only Know - 32 : Bencana

-----

"Hei, itu kan makananku!"

Nael berusaha merebut sate yang sedang Anastacius makan. Penyihir berambut kuning gelap itu langsung mencibir pelan, "kau kan sudah makan lima tusuk." tukas Anastacius sewot.

"Mana cukup!! Aku kan belum makan dari kemarin," balas Nael tak kalah sewot. "Cepat berikan."

"Dasar gila!"

"Kau yang gila, dasar rakus!!"

"Kau tidak punya kaca ya? Perlu aku belikan, hm?"

"Setidaknya aku jauh lebih baik dari kamu."

"Omong kosong! Sejak kapan aku—"

Ucapan Nael terputus saat Anastacius menahan pundaknya. Penyihir tersebut sedang memperhatikan seseorang di dekat stan.

Kedua mata Anastacius melebar, "itu ... Athanasia, bukan?" ia bertanya.

Refleks, Nael pun ikut menoleh ke arah Anastacius memandang. Penyihir bertubuh tinggi tegap itu mendengus, "memang si pirang kenapa?"

"Entahlah, aku rasa dia menangis."

Kemudian Anastacius bergegas mendekati Athanasia dengan cepat. Bahkan Nael hanya bisa mendelik heran karena bingung dengan situasi ini, apakah Athanasia benar-benar menangis?

Setelah Anastacius berdiri di belakang Athanasia, dia membungkuk untuk menepuk pundak gadis itu. Lidahnya seketika kelu.

"Kau ... kenapa menangis?"

Athanasia tidak menjawab dan hanya bisa membungkuk. Dia menyeka pipinya yang basah karena air mata, Athanasia melengos kecil.

"Hei, kau ada masalah?" tanya Anastacius mulai khawatir. "Sakitmu kambuh lagi? Aku akan menyuruh Nael untuk—"

Athanasia memotong, "Lucas ada di mana?" ia bertanya.

Nael berdiri di sebelah Anastacius sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Penyihir itu mengangkat sebelah alis karena belum peka dengan situasi.

"Lucas di dimensi penyihir, sedang mengurus Cear dan kalungku," jawab Nael cepat. "Kau kenapa menangis seperti ini?"

"Dadaku se-sesak." Athanasia menunduk.

Tentu Nael langsung belutut di hadapan Athanasia setelah mendengarnya, "sakitmu kambuh lagi? Sini aku obati dulu."

"Bukan, maksudku bukan itu,"

Athanasia mengusap wajahnya. "Dadaku sesak karena teringat Lucas, aku ingin bicara dengannya sekarang. Dia membuatku jadi sinting."

"Gila? Kau ini tidak sehat ya!" protes Nael mengomel. "Kau sedang sakit hati? Memang Lucas melakukan apa? Bahasamu berlebihan." sindirnya tajam.

Kedua mata Anastacius melebar, "dasar bodoh! Kau tidak memahami situasi yang dialami gadis ini ya?!"

Tetap saja Nael tidak mempedulikannya. Dia sudah berpikir Athanasia kenapa-napa, tapi ternyata malah sebaliknya.

Penyihir itu mendengus keras. "Cepat bangun, kita harus pergi ke Prancis sekarang juga. Jangan kau—"

"Bisakah aku bertemu Lucas?" tanya Athanasia seperti kesetanan. "Aku mohon, ini semua membingungkan. Aku tidak tau kenapa jadi begini."

Awalnya Anastacius merasa prihatin dengan kondisi Athanasia yang mengenaskan seperti ini, namun dia jadi curiga karena ada sesuatu.

Ini janggal.

Only Know✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang