Only Know - 22

324 54 1
                                    

Only Know -  22 : Sebuah Perbedaan

-----

"Kau kenyang?"

Athanasia menoleh saat Nael menatapnya sembari menopang dagu di atas meja. Penyihir berambut merah itu mencibir pelan.

"Melihat 5 mangkok udon yang kau makan membuatku tersadar," dia menyindir. "Kau si perut karet. Apa kau sengaja ingin aku bangkrut?!"

Kekehan geli terdengar, "maaf. Aku benar-benar lapar sekarang, lagipula makanan ini terasa sangat lezat loh." sahutnya.

"Ya benar-benar lezat sampai-sampai uangku ikut terkuras. Terimakasih banyak." cibir Nael agak ketus.

Bukannya merasa tidak enak, Athanasia malah tertawa keras sebagai reaksinya. Dia merasa terhibur dengan ekspresi wajah Nael.

Dasar penyihir aneh....

Sejenak, Nael sedikit menunduk karena kepikiran sesuatu. Dia mengetuk-etuk meja secara refleks, "hei pirang." panggil Nael.

"Hm?"

Sorot mata Nael meredup. "Aku ingin bertanya sesuatu padamu, tapi kau bisa berjanji tidak akan marah?"

"Aku usahakan," sahut Athanasia cepat. "Memang ada apa? Tumben sekali kau terlihat serius."

Nael meliriknya, "aku ... ingin bertanya soal Lucas,"

Kedua mata Athanasia melebar dengan sendirinya, dia mencondongkan badan karena mulai merasa antusias untuk mendengar pertanyaan Nael.

Ada apa ya?

"Kalau misalnya suatu hari nanti sifat Lucas berubah drastis, apakah kau akan membencinya?"

Tak!

Nael menghela nafas. "Kau pasti melihat Lucas sebagai sosok yang pekerja keras, ramah, hangat dan lain sebagainya. Tapi kau akan bereaksi apa jika dia berubah menjadi Lucas yang tidak kau kenal?"

"Aku hanya penasaran," Nael melirih. "Meskipun Lucas berubah dingin, apa—"

Athanasia memotong ucapan Nael. "Tentu aku tidak bisa membenci Lucas. Kenapa harus dipertanyakan?"

"Dan aku yakin Lucas tidak akan seperti itu," tegasnya. "Tidak mungkin dia akan berubah. Meskipun itu bisa saja terjadi, aku tidak bisa membencinya..."

Hening. Nael sempat terpaku saat mendengar jawaban Athanasia, perlahan dia mulai tersenyum lebar.

"Syukurlah. Aku harap kau serius dengan ucapanmu barusan."

Athanasia bisa merasakan ada yang janggal dari nada suara Nael barusan, pertanyaan penyihir tadi juga terdengar sangat aneh....

Seolah-olah Lucas akan berubah 180°

Ting!

Ting!!

Fokus Athanasia buyar saat mendengar suara dentingan jarum jam, dia mendongak untuk melihat jam antik yang terpasang di sebelah lukisan.

Tepat pada pukul 12.

"Kau sudah selesai?" tanya Nael seraya bangkit berdiri. "Ayo kita kembali, Lucas pasti mencarimu."

Athanasia mengangguk singkat. Dia ikut berdiri lalu berjalan mengikuti Nael yang sudah keluar dari restoran. Sepertinya penyihir itu hendak kembali teleportasi di dalam gang sempit tadi.

Suasana di Kota terasa dingin, Athanasia sesekali menggigil karena tidak tahan dengan udara malam ini.

Nael berkacak pinggang, "kau kedinginan?"

Only Know✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang