Only Know - 21 : Dingin
-----
"Hmm,"
Athanasia mengerang kecil lalu terbangun dari tidurnya. Gadis berambut kuning keemasan itu mengelus perut karena merasa lapar.
Belum lagi cuaca di sini terasa sangat dingin, perapian dan pakaian tebal saja tidak cukup untuk menghangatkan tubuhnya.
"Aish lapar," dia bergumam. Iris mata Athanasia melirik ke arah Lucas yang masih tertidur di atas sofa.
Karena ingin mencari makan, gadis itu turun dari kasur lalu berjalan perlahan-lahan untuk keluar dari kamar. Sebelum itu, Athanasia membalut tubuh nya dengan jubah tebal yang tergantung di atas gantungan.
Tepat ketika Athanasia keluar dari penginap, gadis itu terkejut bukan main saat melihat sosok Nael duduk di sebelah pintu. Penyihir itu sedang makan sesuatu.
Loh?
"Kau di sini?" tanya Athanasia membuka suara, dia menutup pintu.
Terkejut. Nael pun menoleh cepat ke arah Athanasia, penyihir itu bangkit berdiri seraya memegang tangan nya dengan erat. Pria bertubuh kurus itu mendesis.
"Kau mau apa?" dia balik bertanya. "Cepat masuk ke dalam dan kembali tidur!"
"Ah sebentar, aku tiba-tiba lapar." sahut Athanasia sembari menahan penyihir tersebut. Perut nya kembali bergelojak seolah-olah cacing di dalam sana ingin diberi makan.
Nael berdecak, "makan? Apakah Lucas belum memberimu makan? Jam segini tidak ada satupun yang toko yang buka!"
"Benarkah? Lalu a-aku harus apa?" gadis itu melirih kecewa. "Aku lapar sekali, apakah kau tidak tau tempat makan yang masih buka?"
Melihat raut wajah Athanasia yang berubah membuat Nael menghela nafas, sedikit kasihan karena bibir gadis itu mulai memucat. Kalau dibiarkan pasti Athanasia akan jatuh sakit....
Huft ya sudahlah!
Tangan kanan Nael terulur ke arah Athanasia, pria berambut merah itu mengangkat sebelah alisnya.
Ia berkata, "aku akan membawamu ke dimensi manusia, mau tak mau kita harus teleportasi loh," nada suara Nael terdengar serius.
"Bagaimana? Kau setuju atau tidak?"
Tentu Athanasia langsung mengangguk sebagai jawaban. Masalah makanan tentu tidak bisa diperdebatkan lagi, apapun itu akan ia lalui asalkan perutnya kembali terisi.
Dia memegang tangan Nael yang terasa hangat, gadis itu tersenyum manis. "Ayo! Aku akan membalas jasamu saat kita kembali ke Obelia."
Sembari mendengus, Nael menjentikkan jarinya untuk membuat portal sihir. Uniknya, ada sebuah lingkaran unik terbentuk di bawah kaki nya dan juga Athanasia.
Dalam sekali rapalan, mereka berdua menghilang dalam sekejap dari rumah penginapan. Bahkan Athanasia yang belum siap batin sudah sampai di sebuah gang sempit yang gelap.
Karena tidak merasakan apa-apa, Athanasia menoleh ke arah Nael dengan tatapan kaget. Dia melongo.
"Kenapa ... aku tidak mual?" tanya Athanasia. "Sepertinya portal teleportasi kemarin jauh lebih mengerikan daripada yang sekarang, apakah—"
Nael memotong, "lingkaran teleportasiku memang lebih halus dan aman untuk digunakan. Tapi menguras energi cukup banyak,"
"Aku memakainya karena kamu terlihat sangat pucat. Jika memakai portal yang Anastacius gunakan pasti kamu akan pingsan," dia mencibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Know✔
Fanfiction"Aku cukup tau banyak hal, termasuk tentang kamu." - Athanasia dikejutkan dengan kehadiran pria asing yang tiba-tiba muncul di balkon kamarnya. Kedatangannya yang terasa janggal membuat Athanasia merasa bahwa ini semua tidak masuk akal. Awalnya dia...