44. COME TO BLOWS⚠

22 7 0
                                    

Warning!!!
⚠⚠⚠
Ada sedikit adegan kekerasan dan kata-kata kasar dalam chapter ini.
Mohon tidak disalah gunakan!
⚠⚠⚠

[Vote before reading this chapter]

Meski hari sudah berganti, kenangan di waktu yang lalu masih begitu membekas. Terhitung, sudah hampir 2 minggu ini Nita terus mendiami Erik meski cowok itu terus mendesak dan meminta Nita memaafkan kesalahannya.

Sepertinya Erik sudah tidak tahan lagi, ia yang melihat Nita di kantin sendirian lalu menghampiri perempuan itu dan menyeret Nita secara paksa ke pojok sekolah. Nita yang diperlakukan demikian sudah memberontak sepanjang jalan, namun tetap saja tenaganya dan tenaga Erik jauh berbeda.

Begitu Nita disudutkan di tembok pojok sekolah yang sepi, Erik langsung mendapat tamparan dari gadis yang sangat menyayanginya, dulu. "Kurang ajar lo!" Erik yang masih tidak percaya mendapat tamparan yang begitu keras dari Nita hanya memandang gadis itu sambil menahan sakit di pipi kirinya. "Mau lo apa sih? Lo mau lanjutin hubungan lo sama Putri kan? Yaudah sok, lagian kita udah putus."

"Nit—"

"Gue bukan cewek bodoh yang bisa lo boongin. Gue punya salah apa si sama lo sampe lo giniin gue?"

"Lo—"

"Gue udah tau sejak lama sebenernya, sebelum Stefy liat lo suap-suapan di supermarket waktu itu. Cuma gue tunggu kejujuran lo. Tapi mana? Sampe gue dibully sama Putri lo gak pernah mau jujur sama gue kalo lo itu sebenernya bosen dan gak sayang lagi sama g—"

"Cukup ya! Gue mau ngomong lo nyela terus. Gue bukannya bosen tanpa alasan, tapi lo nya yang gak mau ngertiin gue, lo selalu ngelarang gue ini itu. Gue gak bebas. Sekalinya gue ngajak lo jalan lo pasti nolak, alesannya banyak banget. Giliran sama Stefy sama Chaca lo gampang banget keluarnya. Gue ngerasa gak dianggep jadi pacar lo."

Nita terkejut karena ini pertama kalinya ia dibentak oleh Erik, nada bicara cowok itu yang biasanya lembut kini menjadi kasar. "Lo kayak gak pernah ngertiin gue, harus gue yang selalu ngertiin lo. Ya, gue bosen gue juga capek. Tapi itu Cuma sementara dan sekarang gue masih sayang sama lo. Please jangan putusin gue dengan cara yang kayak gini!"

"Justru dengan lo ngakuin semua perasaan lo tentang keenggak nyamanan lo sama gue, gue makin yakin buat ngakhirin hubungan kita. Kita cukup sampai disini." Saat Nita hendak pergi dari tempat tersebut, Erik mencengkeram lengannya kuat. Perlakuan kasar Erik ini semakin membuat Nita terkejut bukan main. "S-sakit Rik, lepasin!"

Erik seakan tuli dan kini justru cowok itu mencengkram dagu Nita dan mempertipis jarak diantara keduanya. "Shuut! Diem! Jangan nangis, gue gak suka liat air mata lo!" Cowok itu mengelap air mata yang keluar dari mata indah Nita.

Disaat jarak keduanya semakin tipis, tiba-tiba...

Bruk...

Seseorang mendorong Erik sampai cowok itu terbentur pagar dengan keras. "Anjing lo! Siap ayang ngajarin lo jadi cowok brengsek hah?" Bentak David kepada adik sepupunya itu. Ya, David datang bersama Chiko, Ferdy, Chaca dan juga Stefy. Dengan amarah yang membuncah, David memberi beberapa bogeman kepada Erik yang sudah berlaku tidak sepantasnya kepada Nita.

Sedangkan Chaca dan Stefy kini keduanya tengah memeluk Nita dan memberi ketenangan kepada gadis itu. "Shuut, udah! Gak usah takut, ada kita." Kata Stefy menyemangati. "Vid! Udah Vid!"

Kini atensinya beralih ke David yang masih menghajar Erik. Nampak juga Ferdy dan Chiko yang tengah menahan amarah David dengan memegangi kedua tangan cowok itu agar tidak lagi memukuli Erik.

[SDS#1]Senja Ingkar JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang