[Vote before reading this chapter]
"STEFY!" Ada apa ini, kenapa Nita terus berteriak. Padahal ini masih pagi.
"Lo kenapa? Sehat?" Tanya Stefy khawatir sambil menelisik penampilan sepupunya dari atas sampai bawah.
"LO! LO KENAPA GAK CERITA KALO LO SAMA DAVID DAH BAIKAN?" Ahgkk, rasanya gendang telinga Stefy akan pecah mendengar teriakan Nita. Tunggu, baikan? Sejak kapan Stefy dan David berbaikan.
"Kapan gue sama dia baikan?"
"Halah, lo gak usah ngelak lagi. Gue liat di malem resepsi Bang Evan lo sama David berduaan, dan gue ada fotonya." Hah? Stefy masih belum paham. Bahkan sekarang apa? Foto apa yang Chaca maksud?
"Lo berdua ngomong apaan anjir. Gak ada gue gak baikan sama David. Kita masi biasa aja."
Sedetik kemudian Chaca mengeluarkan hp nya dan menunjukkan satu foto yang tidak bisa Stefy elak kebenarannya. "Ini apa? David rela ngasih jas nya Cuma buat nutupin paha lo yang ketumpahan kopi, dan jarak lo berdua deket banget Stef."
Sepertinya Stefy lupa kalau Chaca dan Chiko adalah sepupu David, tapi malam itu sepertinya Stefy tidak melihat kehadiran Chaca, Chiko maupun Erik. Darimana Chaca mendapatkan foto tersebut?
"Lo pasti lagi bingung darimana gue dapet foto ini. Intinya gue ada di sana malem itu. Stef, mau lo baikan sama David kita gak apa-apa. Tapi setidaknya lo cerita ke kita kalo masalah kalian udah selese. Kita juga capek musuhan terus sama para cowok."
"Tapi Cha, gue masih belum baikan sama dia. Dia masih belum maafin gue."
"Hmm, makanya lo berusaha biar dapet maaf nya tuh kutub."
"Gimana caranya?"
"Yee, pikir aja sendiri." Celetuk Nita, Stefy hanya bisa membalas ucapan Nita dengan wajah datarnya itu.
"Tau dah, gue mau masuk ke kelas. Bye, ganggu suasana pagi aja dua kunyuk." Gadis itu melenggang pergi dari koridor kelas menuju kelasnya yang terletak di pojok sana.
Di kelas 9A sendiri hanya ada Ferdy, David, Chiko dan Erik. Tumben sekali para cowok itu berangkat sepagi ini. "Jadinya lu mau maafin dia Vid?"
"Hmm."
"Bagus deh. Gak baik kita marahan lama-lama sama tuh bocil bocil kematian." Chiko yang sedang rebahan di atas meja ikut menimpali. Siapa lagi bocil bocil kematian kalau bukan Stefy cs.
"Nita gak bocil!"
"Serah, bucin akut."
"Vid, lo curiga gak si kenapa Stefy bisa nerima Hilmi gitu aja. Kira-kira apa yang dia tutupin dari kita-kita?" Ucapan Ferdy barusan hanya di espon gerakan bahu oleh David, sebenarnya cowok itu juga sedang mencari tahu apa tujuan sebenarnya Stefy memacari Hilmi. "Gue rasa kita harus cari tahu secepatnya. Gue ngerasain feeling gak enak."
Seketika, mereka semua diam. Ditengah kediaman 4 cowok itu, tiba-tiba Stefy masuk ke kelas tanpa permisi dan diikuti Nita serta Chaca yang terus menggali informasi dari Stefy tentang kejadian hari minggu lalu. "Stefy! Lo orangnya gak asik, gitu aja gak mau cerita."
"Iya ntar gue cerita, kalo niat."
"STEF!"
"Heh bocil! Bisa diem gak? Meledak nih kuping gue denger suara lo." Bukannya marah atas perkataan Chiko, Nita malah balik mengolok-olok kembaran sahabatnya itu.
"Gak ada yang nyuruh lo dengerin suara gue."
"Mampus!" Ledek Erik dan Ferdy setelah Chiko disemprot demikian oleh Nita.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SDS#1]Senja Ingkar Janji
Roman pour Adolescents[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] .... Bukan kisah cinta, hanya cerita biasa yang dirangkai dengan berbagai rasa. Kisah sekumpulan remaja yang sedang menikmati masanya bermain namun harus didewasakan oleh keadaan dengan munculnya sekelompok orang yang memili...