[Vote before reading this chapter]
"Ih, gemes gue sama rambutnya si kulkas. Gak ada headband apa?" Cewek yang kini tengah memakai seragam identitas sekolah berupa rok kotak-kotak berwarna hitam setinggi lutut dan kemeja putih yang terdapat logo SMP Berliant di saku kirinya, serta mengenakan jaket putih itu terlihat gemas ingin memotong rambut David kala itu juga.
Pertandingan persahabatan antara SMP Berliant dan Garuda hari ini tengah berlangsung. Dimulai dari yang paling ramai, basket. Jika diantara kalian mempertanyakan sosok Hilmi, cowok itu ikut dan merangkap sebagai kapten. Hilmi belum resmi menjadi kapten utama yang jabatanya saat ini masih dipegang David. Guru ekskul mereka tidak percaya bahwa Hilmi bisa membawa pengaruh yang lebih positif setelah lengsernya David. Namun khusus pertandingan ini, David sendiri yang menunjuk Hilmi sebagai kaptennya. Nyenengin anak orang apa salahnya.
"Kulkas!" Stefy memanggil David tanpa rasa malu di tengah stadion yang bukan hanya di hadiri siswa SMP nya, namun juga SMP Garuda. David langsung mendekati Stefy yang tadi berteriak memanggilnya, nama panggilan itu sudah lama diberikan oleh Stefy kepada cowok jakung itu.
"Napa? Ngefans banget panggil-panggil." Ucapnya datar tanpa ekspesi sambil mengelap peluhnya serta menyisir rambut depannya yang hampir menutupi matanya ke belakang.
"Ge'er banget anjir, najis lah kalo lo dah kege'eran gini." Gadis tinggi yang mendadak pendek jika disebelah David itu malah salah fokus ke alis David yang sangat tebal. Jangankan alis, bulu mata cowok itu saja lentik. Stefy berusaha mengembalikan fokusnya lalu memberitahu kenapa dirinya memanggil David seperti tadi. "Gue risih liat rambut lo yang panjang, gue iket mau ya?"
David hanya berdehem, lalu pasrah akan apa yang Stefy lalukan pada detik selanjutnya. "Jongkok sini!" Tolong jangan salahkan tinggi badan Stefy. Dengan tinggi 168 cm, Stefy sudah tergolong tinggi bagi perempuan seusianya. Hanya saja saat ini tinggi David sekitar 175 cm, bisa kalian bayangkan cowok basket itu setinggi apa.
"Bocil dasar." Ejek David kepada Stefy setelah cewek itu menyuruhnya berjongkok. Perlahan tangan Stefy menyisir rambut cowok yang berjongkok membelakanginya, ada getaran aneh pada hati Stefy saat ini...seperti nyaman.
Stefy mengeluarkan ikat rambut berwarna hitam lalu mengikat rambut depan David ke belakang agar tidak menutupi matanya. "Dah, balik sana. Bentar mulai lagi tuh."
Tanpa cewek itu sadari, selama dirinya mengikat rambut David, cowok itu sedikit senarik bibirnya untuk tersenyum walau hanya hitungan detik dan nyaris tidak terlihat oleh siapapun. "Kok gue deg-deg-an tadi ya." Batin Stefy sesaat setelah David kembali ke tim nya yang disana juga ada Ferdy, Erik, dan Chiko.
"Stefy manggil lo ngapa...eh anjir." Chiko kaget melihat David yang kembali sedikit berbeda. Agak aneh bagi Chiko melihat rambut David yang diikat seperti sekarang ini. "Ngakak gue liatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[SDS#1]Senja Ingkar Janji
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] .... Bukan kisah cinta, hanya cerita biasa yang dirangkai dengan berbagai rasa. Kisah sekumpulan remaja yang sedang menikmati masanya bermain namun harus didewasakan oleh keadaan dengan munculnya sekelompok orang yang memili...