5. TEARS

43 6 0
                                    

[Vote before reading this chapter]

Malam hari kedua di villa, para remaja ini menyiapkan banyak daging dan makanan lainya. Ya, pesta BBQ di malam hari terakhir sebelum besok pulang. Mengapa sangat singkat? Pertandingan final antara club David akan dilaksanakan beberapa minggu lagi, tentunya ia harus banyak berlatih meski sudah bisa dibilang sangat mahir dalam bermain basket ini.

David bukanlah orang yang menganggap remeh lawanya. Dirinya akan terus berusaha sampai benar-benar yakin kalau dirinya mampu mengalahkan tim lawan tanpa memandang rendah mereka. Stefy juga harus menghadiri suatu acara yang sangat penting 2 hari lagi.

Berpayungkan langit yang penuh bintang-bintang malam ini, Ferdy mulai membakar daging tersebut satu persatu. Stefy tidak ingin memasak untuk sahabat-sahabatnya malam ini, biarlah mereka memasak sendiri dan dirinya kini tengah membaca sebuah novel karyanya sendiri.

Sudah puas membaca, gadis itu bergabung bersama Nita dan Chaca untuk sekedar membantu sedikit saja. "Stef, David kok gak ikut gabung. Lagi kenapa dia?"

Pertanyaan Ferdy sontak membuat Stefy mengerustkan keningnya bingung."Hah? Mana gue tahu. Dia kan sekamar sama lo bege."

"Iya, tapi tadi abis shalat isya dia gak keluar. Terus sempet ngeluh pusing juga ke gue."

"Gara-gara lo ceburin ke kali tadi pagi mungkin."

Tadi pagi memang David di ceburkan ke kali oleh Ferdy, Chiko, dan Erik dengan alasan. "Masa udah dikali lo gak nyebur. Gak asik lah." Mungkin cowok jakung itu kaget dengan air dingin di kali tersebut, apalagi pada saat diceburkan David masih berpeluh sebab joging pagi itu. Hal tersebut sudah dapat membuat David demam ringan seperti sekarang.

Gadis remaja dengan setelan hoodie berwarna putih, celana cargo nude, dan sendal rumahan warna hitam tersebut melangkahkan kakinya menuju lantai dua dimana kamarnya berada. Mengambil kotak P3K yang selalu dia siapkan saat berpergian dan pergi ketempat David berada. Bukan dikamar, tapi di sofa ruang tamu. Cowok jakung tersebut terlelap di sofa ruang tamu yang cukup lebar sambil meringkukkan tubuhnya yang besar.

Stefy mencoba membangunkan David meski dirinya sedikit takut. Takut kejadian terakhir kali saat dia membangunkan David terulang lagi. "V-vid. Bangun! Makan dulu, abis itu minum obat."

Cowok tersebut tidak bergeming dari tidurnya, dan justru menutup telinga serta wajahnya. Mengisyaratkan dirinya enggan diganggu. Stefy tak kehilangan akal, dirinya mencubit lengan kekar David agar terbangun. "Bangun gak? Gak gue lepasin sebelum lo bangun."

"Apaan sih! Gak usah sok perduli sama gue! Gue dah minum obat tadi. Jadi mending lo sekarang gabung aja sama yang lain, gue mau tidur." Respon seperti inilah yang Stefy benci dari David. Terakhir kali membangunkan David dari tidurnya, Stefy mendapat sebuah hadiah berupa vas bunga. Ya, David yang melembarkan vas bunga tersebut ke arah Stefy.

Dengan kesal, cewek tersebut berlari ke kamarnya dan tidak bergabung bersama Ferdy dan yang lain. Singkatnya, Stefy menangis dalam diam di kamar tersebut.

 Singkatnya, Stefy menangis dalam diam di kamar tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[SDS#1]Senja Ingkar JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang