[Vote before reading this chapter]
"Kemanannya sangat ketat, Nyonya. Kita letakkan dimanapun pasti akan langsung terdeteksi. Memang sepertinya Surya sudah menyiapkan semuanya agar kita tidak bisa menembus masuk." Ucap salah seorang pria dewasa berbadan kekar ke seseorang yang memunggunginya dan sedang menghisap seputung rokok di tangannya. "Sudah dua kali percobaan, namun masih gagal. Maaf Nyonya."
Orang yang dipanggil 'Nyonya' itu langsung berbalik, dengan seringai jahatnya wanita itu kemudian duduk di atas meja yang menjadi jarak diantara keduanya. "Tunggu mereka lengah. Pasti ada jalannya."
Laki-laki dengan balutan jas serba hitam itu hanya mengangguk dan selama beberapa saat terjadi keheningan di ruang luas namun gelap itu sebelum si wanita memerintahkan sesuatu kepada sang pria. "Kamu boleh pergi sekarang!"
Baru saja membalikkan badan dan berjalan sejauh 7 langkah, suara tembakan memenuhi ruang tersebut. Dengan sekejap mata satu orang terkapar lemas di tangannya. Dengan langkah angkuh, sang wanita mendekati pria yang baru saja ia tembak dan tepat mengenai kepala pria tersebut. "Hadiah untukmu yang sudah berkhianat."
Dengan darah yang terus mengalir dari kepalanya, pria itu ikut tersenyum licik sambil memandangi wanita tersebut. "Setidaknya aku sudah menyelamatkan banyak nyawa, meskipun gantinya nyawaku sendiri."
Dorr...
Tembakkan terakhir yang mampu membuat nyawa pria itu melayang di tempat. "Jangan pernah bermain-main denganku jika ingin nyawamu selamat."
**************
"BOM?!"
Suara dengan nada tekejut itu keluar dari mulut Stefy, Nita dan Chaca saat diberi tahu bahwa alasan sebenarnya mereka diminta keluar dari gedung adalah adanya bom aktif yang secara tiba-tiba ada di dalam gedung tersebut.
Saat ini, ketujuh remaja beserta Vina, Reno, Surya, Ayla dan kedua orang tua Reno sedang dalam perjalanan menuju ke kediaman Winata menggunakan mobil Mercedez-Benz Sprinter hitam milik keluarga Surya yang mampu membawa sampai 15 penumpang sekaligus.
[Gambar ini hanya untuk membantu khayalan pembaca]
"Gimana caranya kok sampe ada bom di dalem gedung?" Tanya Nita dengan masih memasang wajah tekejutnya.
"Ya ditaro orang lah." Jawab Erik enteng dan berusaha mencairkan suasana.
"Ya, gimana caranya? Kan gue tanya caranya bukan tanya siapa yang naro." Kesal Nita.
"Caranya? Tinggal taro aja heran. Cara naro kok dibikin pusing."
Entahlah, saat ini Stefy ingin tertawa terbahak-bahak saat mendengar perdebatan Nita dan Erik namun juga disaat yang bersamaan ia sedang menahan rasa sakit pada pergelangan kaki kirinya serta memikirkan sebenarnya siapa yang melakukan hal senekat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
[SDS#1]Senja Ingkar Janji
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] .... Bukan kisah cinta, hanya cerita biasa yang dirangkai dengan berbagai rasa. Kisah sekumpulan remaja yang sedang menikmati masanya bermain namun harus didewasakan oleh keadaan dengan munculnya sekelompok orang yang memili...