42. RAHASIA DAN KESALAHAN

23 6 0
                                    

[Vote before reading this chapter]

Hari-hari berjalan begitu saja, tak terasa libur akhir tahun kini sudah berlalu. Semua orang kembali ke rutinitas mereka yakni bekerja, atau belajar. Dihadapkan dengan kenyataan bahwa di semester 2 kelas 9 yang akan banyak tugas dan tuntutan sekolah, Stefy sudah mempersiapkannya sejak awal.

Cewek itu ingin sekali bergabung di sebuah SMA terkenal di ibukota bernama SMA Wijaya. Bukan hanya dirinya, sahabatnya yang lainpun juga ingin sekali melanjutkan sekolah mereka disana.

Sekolah yang dikenal memiliki banyak murid berprestasi dan memiliki nilai rata-rata tertinggi di ibukota itu memang selalu menjadi incaran para siswa siswi dari SMP manapun.

Salah satu yang sudah gadis itu siapkan adalah, bisakah kalian menebaknya? Bagi yang menjawab teman belajar, kalian benar. Yup, camilan. Saat ini gadis itu tengah berbelanja bulanan bersama sang mamah di supermarket yang jaraknya cukup dekat dengan rumah yang ia tempati.

Mendorong troli yang sudah cukup penuh kebutuhan bulanan rumah mereka, Stefy berjalan mendahului mamahnya ke rak dimana terdapat surga dunia disana. Ayla yang melihat putri bungsunya sangat bersemangat berbelanja snack hanya bisa mengulas senyum dan mengikuti langkah Stefy.

"Kayaknya belanja kali ini judulnya bukan belanja bulanan, tapi belanja camilan. Liat, masa trolinya 70% isi jajan kamu." Ucap Ayla sambil tertawa ringan saat Stefy sudah selesai dengan camilan-camilan kesukaannya.

Stefy hanya tersenyum malu sambil mendorong troli tersebut ke meja kasir untuk dibayar. Saat menunggu belanjaannya dikemas, mata tajam Stefy tak sengaja melihat satu pria yang sangat ia kenal tengah bersama perempuan yang juga ia kenal.

Dan nampaknya, keduanya memiliki hubungan yang lebih saat Stefy melihat cowok itu menyuapi cewek yang ada disampinya dengan makanan yang sudah dipesan keduanya. "Itu beneran dia bukan si? Kalo iya, ngapain dia sama Putri?"

Hati Stefy sudah tak karu-karuan semenjak pulang dari supermarket tersebut. Mulai dari dirinya yang tiba-tiba langsung menutup diri dengan menggunakan kupluk hoodie putihnya dan langsung masuk kamar saat sudah sampai di rumah. Ayla juga sedikit heran dengan tingkah putri bungsunya itu.

Disini, dikamarnya sendiri Stefy tengah berbaring diatas kasurnya sambil terus memikirkan hal yang tadi ia lihat. Menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi. Sekuat apapun Stefy berpikiran positif tetap saja otaknya menuju ke hal yang negatif. "Ngapain dia nyuapin Putri kalo gak ada hubungan? Tega banget si?"

"Eh, tapi gue gak boleh negative thingking. Siapa tau...siapa tau apa? Adanya Cuma ke arah negative. Tau ah pusing, mending tidur." Gadis itu memilih mengarungi mimpi indahnya di malam ini dengan hati yang kacau dan gelisah.

************

Olahraga time, hari ini Stefy datang tidak terlalu pagi dan juga tidak terlalu siang. Pas untuk sekedar menikmati sinar mentari pagi yang mulai hangat di sepanjang koridor. Dengan bersenandung kecil, cewek itu berjalan santai melewati ruang-ruang kelas 8 dan menaiki tangga menuju lantai 3.

Baru saja beberapa langkah setelah berbelok dari tangga, Stefy dapat melihat orang-orang tengah berkerumun di depan kelasnya. Ada apa?

Gadis itu berusaha keras menerobos orang-orang yang tengah berkerumun di koridor depan kelasnya saat ini. Begitu sampai di barisan paling depan, Stefy langsung mendapati Nita yang tengah menjadi 'bahan' buly seorang Tifany Putri dan Cindy disana.

Anindhita Prasetya, gadis itu kini tengah berlutut menghadap ke arah Putri dan Cindy. Keadaan gadis itu nampak buruk, air yang Stefy yakini air pel sudah membanjiri koridor depan kelasnya, dan kini Putri bersiap menyiram satu tong sampah ke arah Nita.

[SDS#1]Senja Ingkar JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang