Memasukki kelas akhir jenjang menengah pertama merupakan kebanggan tersendiri bagi sebagian besar orang. Pencapaian mereka, kerjakeras, semangat sudah mereka luapkan, dan berharap keberhasilan. Kini saatnya mereka semua berisirahat sejenak. Seperti yang sedang dilakukan Anggelina Yumna Stefany Winata dan beberapa sahabat-sahabatnya ini.
Tidak perlu jauh-jauh bagi mereka untuk mengistirahatkan pikiran setelah satu minggu lebih melaksanakan ujian dan ketar-ketir menungu pengumuman, hanya di halaman belakang rumah dengan peralatan seadanya sudah mampu merilekskan pikiran.
"Stef, jangungnya minta satu!" Seru salah seorang laki-laki dengan badan yang cukup besar namun tidak bisa dibilang gendut dan dia tampan. Noval Ferdy Gunawan, sahabat sekaligus sepupu Stefy. Menyabet gelar sebagai kapten tim fustal SMP Berliant dua tahun terakhir.
"Sinih lah, punya kaki kan? Buat jalan, jangan cuma buat pajangan." Dengan malas Ferdy bernjak dari posisi yang menurutnya sudah sangat nyaman tadi, tentu dengan muka yang malas. "Nih!"
"Makasih." Satu kata dengan senyum yang dibuat-buat. "Lo gak bantu sama sekali anjir." Ucap Ferdy di telinga pria yang sedikit lebih tinggi darinya, David. David Angga Danendra tepatnya, atlet basket dan multitalend, semua dia bisa asal niat.
Cowok ini seperti nyasar diantara Stefy, Nita, Chika, Ferdy, dan Chiko yang kelewat gila. Pasalnya, hanya laki-laki ini lah yang nampak tidak normal, walau sebenarnya Stefy dan yang lainya juga tidak normal. Dingin dan susah diajak bercanda, irit kata, dan sedikit misterius. Julukan lain bagi David adalah kulkas 31 pintu, julukan ini diberikan oleh Stefy dan kadang menjadi panggilannya kepada David. Hanya lirikkan mata yang diberikan David untuk merespon Ferdy tadi.
"Woi lah, masakkannya mana si? Dari tadi gak jadi-jadi."
"Dikira gue babu lo apa yah? Sabar dikit kali." Ini refreshing atau menambah beban? Pikir Stefy karena 2 laki-laki diseberang sana terus mendesak sebab makanan yang Stefy masak tidak jadi-jadi.
Dari tadi membahas Ferdy dan David sampai melupkan Gadis cantik satu ini. Anggelina Yumna Stefany Winata, gadis multitalend dalam hal apapun, sama seperti David, kalau niat. Kita sebut beberapa keahliannya saja, pintar memasak, pintar dalam bidang akademik maupun atletik, dan gadis ini sedang mendalami minatnya dibidang kepenulisan.
Keenam remaja ini sedang merayakan kenaikan kelas di halaman belakang rumah keluarga Winata, alias rumah milik Papah Stefy, Surya Winata. Cukup luas untuk keenam remaja ini bersantai, bakar-bakar, dan melakukan aktifitas lainya.
Dari balkon atas sana nampak Surya dan Ayla sedang memantau Stefy dan kawan-kawan dengan senyuman melihat pertengkaran antara Stefy, Ferdy dan Chiko. Semua orang akan setuju jika wajah Stefy meningkat 100 kali lipat cantiknya saat dirinya sedang marah dan akan sangat buruk saat Stefy hanya diam tanpa ekspresi.
"Coba aja muka lo gak jadi cantik kalo marah, mungkin Ferdy gak bakal sering ngisengin lo Stef."
"Maksud lo gue kalo biasa aja gak cantik gitu?"
"Serba salah Nit, biasa cewe PMS."
"Bener juga lo Cha."
Anindhita Prasetya juga salah satu siswa kebanggan SMP Berliant dan sepupu Stefy juga. Salsa Sukma Henandra dan Chiko Aldi Henandra, anak kembar yang tidak pernah akur walau satu menit selama Stefy mengenal keduanya. Keduanya lebih terlihat seperti seorang usuh ketimbang saudara kandung satu rahim.
"Ngomong-ngomong, Erik ko belum dateng yah?"
"Idih! Kenapa lo Nit? Tiba-tiba nanyain sodaranya David?"
"Gak apa-apa."
Erik Mahendra, cowok pindahan semester kemarin. Saudara dan lebih tepatnya sepupu David. Sifat keduanya bertolak belakang, Erik yang humoris dan David yang...saya juga tidak tahu bagaimana mendeskripsikan David. Mungkin kalian akan paham setelah membaca chapter-chapter setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SDS#1]Senja Ingkar Janji
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] .... Bukan kisah cinta, hanya cerita biasa yang dirangkai dengan berbagai rasa. Kisah sekumpulan remaja yang sedang menikmati masanya bermain namun harus didewasakan oleh keadaan dengan munculnya sekelompok orang yang memili...