Fiona POV
Sudah berjalan satu tahun setelah Zach menyetujui kontrak itu. Mereka sudah menjadi boyband terkenal bernama Why Dont We. Hubunganku dan Zach masih terus berjalan, walaupun awal-awal Zach memulai karir hubungan kita berantakan, bahkan hampir kandas. Namun kami sama-sama mencari jalan keluarnya. Hal ini tidak hanya dirasakan olehku, Christina dan Corbyn, Gabbie dan Jack, Tatum dan Jonahpun merasakan hal yang sama, namun mereka masih tetap mempertahankan hubungan mereka. Berbeda dengan kami, Grace dan Daniel mengakhiri hubungan mereka. Entah apa penyebabnya. Tapi beberapa kali aku dengar gosip bahwa Daniel sedang dekat dengan seorang penyanyi juga.
Semenjak Zach menjadi artis, ia selalu berpergian ke luar negri untuk Tour. Setiap ada waktu kosong, ia selalu pulang menemuiku dan begitu juga sebaliknya. Hubungan kami juga sudah go public, dan untungnya sebagian besar fansnya mendukung hubungan kami. Ingat, aku bilang sebagian besar okay, tidak semuanya. Ada saja orang yang tidak mendukung hubungan kami. Beberapa kali akun sosmedku dipenuhi dengan hujatan yang isinya aku tak pantas untuk Zach, aku harus berpisah dengan Zach, dan sebagainya. Untungnya Zach selalu menenangkanku dan membelaku. How lucky i'am.
"Fiona, nanti liburan lu ada acara ga?" Tanya Tatum.
Semenjak the boys terkenal, kami jadi sering pergi bersama. Maksudku aku, Christina, Gabbie dan Tatum.
"I dont know, mungkin dirumah." Jawabku menggidikan bahuku.
"Gimana kalau kita surprise the boys? Kita ikut mereka tour." Ide Gabbie.
"Gua setuju." Sahut Christina dengan semangat.
"Oke, lusa kita berangkat ke London, okay?." Teriak Tatum.
Kami semua bersorak setuju dan gembira. Tidak sabar, sudah 1 bulan aku tidak menemui Zach. Walaupun kami sering face time, tetap saja aku merindukannya.
Zach POV
"Zach, wake up. Kita harus check sound." Panggil Jonah membangunkanku.
Dengan terpaksa aku membuka mataku. Baru saja aku tiba di London dan tidur 4 jam, sekarang aku harus beraktifitas lagi. Aku membuka handphoneku dan melihat 2 notification dari Fiona. Hal terberat dari pekerjaan ini adalah LDR. Jauh dari keluarga, teman, pacar. Aku benci ketika aku tidak bisa menghubungi mereka karna perbedaan waktu. Saat aku bangun, mereka tidur, dan kebalikannya. Andai saja mereka ada disini.
"Zachh." Teriak perempuan yang ku benci.
Pasti kalian tahu itu siapa. Ya, Emily. Ia ikut kami tour saat ini. Karna kampus kami sedang libur, ia ikut dengan kami. Seharusnya Fiona yang ada disini. Aku akan meminta Fiona untuk datang kesini.
"Zach, gua bawa sarapan buat lu." Ucap Emily duduk di tepi kasur.
"Thank's, tapi gua mau mandi dulu." Jawabku turun dari kasur dan masuk ke kamar mandi.
Ku harap setelah mandi Emily sudah keluar dari kamarku. Aku membuka kenop pintu dan melihat kanan kiri. Sepertinya Emily sudah pergi dari kamarku. Aku berjalan keluar kamar mandi hanya dengan balutan handuk dipinggangku.
"DORRR!"
Aku terkejut sampai-sampai handukku terjatuh ke lantai. Aku langsung mengambil handuk itu dan memakainya lagi. Ternyata Jack yang mengagetkanku. Kebiasaan, Jack selalu menjahiliku dengan alasan agar ia tidak mengantuk. Ia tertawa terbahak-bahak karna kejadian tadi.
"JACK!!! Lu keluar sana, lu mau liat lagi?" Teriakku.
"Ampun Zach. Makanya, kalau mandi kamarnya dikunci. Gimana kalau tadi Emily yang masuk. Bisa kejang-kejang dia liat punya lu." Jawab Jack sembari tertawa.
Aku menjitak kepalanya dan mendorong dia keluar dari kamarku. Ada-ada saja kelakukan Jack hari ini, aku akan membalasnya nanti. Aku membuka koperku dan mengambil sweater dan ripped jeansku. Kemudian aku menata rambutku dan keluar dari kamar.
"Zach, handuknya mana?" Goda Jack.
Aku hanya menatapnya dan mengambil roti yang ada dimeja makan.
"Zach, kok sarapan yang gua bawa ga dimakan?" Tanya Emily.
"Oh iya lupa, masih ada dikamar. Jack nanti lu makan aja kalau mau. Gua kurang suka." Jawabku.
"Gamau ah, nanti Gabbie ngamuk kalau gua makan sarapan dari cewe lain." Jawab Jack ngegas.
"Sama, gua mau jaga perasaan Fiona." Sahutku.
Aku melihat wajah Emily yang kesal ketika mendengar nama Fiona disebut. Aku memang sengaja bilang seperti itu. Karna terkadang Emily memberikan perhatian yang berlebih padaku bahkan menggodaku. Sudah jelas aku punya Fiona.
"Ya udah, dari pada ga dimakan, mending buat gua." Sahut Daniel sambil tertawa.
Corbyn dan Jonah yang menyimak perdebatan kami tadi hanya menahan tawa. Jangankan mereka, aku dan Jack yang berdebat sedari tadi saja sudah menahan tawa.
"Daniel, nanti lu bayar ke gua ya. Kan gua beliin itu buat Zach, bukan buat lu." Ucap Emily. Kami semua tertawa mendengar omelan Emily.
"Guys, ayo masuk mobil. Kita berangkat 5 menit lagi." Teriak Robert manager kami.
Kami berjalan keluar dan masuk ke mobil. Aku mengirim pesan singkat pada Fiona.
To : MyFio
Morning babe, aku udah sampai di London. Wish you were here. Miss you so much.
Love, zachary
Tidak lama kemudian, Fiona menjawab pesan yang ku kirim.
From : MyFio
Telpon aku kalau udah ga sibuk ya. Miss you too babe.
Melihat pesan darinya membuatku lebih bersemangat. Setelah sampai ditujuan, aku turun dan bersiap-siap untuk check sound. Emily menghampiriku dan menyodorkan botol minum. Aku menatapnya bingung.
"Ini buat lu, semangat ya." Ucap Emily.
"Thank's." Jawabku mengambil botolnya.
"Buat gua mana?" Tanya Jack dengan polosnya.
"Iya buat kita mana?" Tanya Daniel.
"Iyaa, nanti gua ambilin." Jawab Emily berjalan pergi.
Aku memperhatikan botol yang sedang kupegang. Harusnya Fiona yang memberiku minuman ini.
"Guys, kita mulai check soundnya." Teriak Robert memanggil kami.
Kami keluar dari ruang back stage dan naik ke panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight || Zach Herron
Fanfic[COMPLETED] Fiona Vallerine mahasiswi baru di Stanford University. Di hari pertamanya ia menjadi seorang mahasiswi, ia tidak sengaja berkenalan dengan Zach Herron. Sejak perkenalan itu, Zach dan Fiona menjadi dekat. Zach tertarik dengan Fiona sejak...