37

29 6 0
                                    

Fiona POV

Seperti yang ku bilang kemarin, aku akan mengambil cuti. Aku akan cuti selama 2 hari, kuharap urusan mereka di kota ini akan selesai dalam 2 hari mendatang. Akhirnya aku bisa menikmati hari liburku. Aku mengambil sarapan yang telah kubuat dan duduk di depan TV. Tidak ada acara yang ramai, semua saluran TV membosankan. Aku beralih ke ponselku, dan membuka sosial mediaku. Setelah aku pindah ke London, aku tidak pernah aktif di akun sosial media Fiona. Aku memilih untuk membuat akun baru. Namanya tetap Fiona, bukan Tiffany. Tiffany hanya nama samaranku saat Why Dont We berada disekitar. Aku membuka akun lamaku untuk pertama kalinya. Dan, ya. Banyak sekali notifikasi yang bermunculan. Aku membuka salah satu pesan dari fans Why Dont We.

Dear Fiona,
Kami tidak tau apa masalahmu dan Zach. Tapi tolong kembalilah dengannya. Setelah kabar Zach dan kau berpisah tersebar, kami merasa Zach seperti orang yang tertekan. Walaupun ia tak menunjukkannya, kami tau Zach terluka. Kumohon kembalilah dengan Zach. I ship you with him forever and ever.

Andai saja kau tau, disini bukan hanya Zach lah yang terluka. Aku juga terluka karna perbuatannya. Ah sudahlah, mereka tidak tau kejadian sebenarnya. Aku kembali men-scroll timeline sosial mediaku. Sialnya, jempolku yang besar ini tidak sengaja menyentuh tombol like. Aku cepat-cepat meng-unlikenya dan menaruh ponselku.

"Semoga ga ada yang sadar kalau akun gua on lagi. Please." Mohonku.

Aku meninggalkan ponselku diatas meja dan pergi mencuci piring bekas sarapanku tadi. Selesai mencuci piring, aku kembali membuka ponselku, dan

BOOM

Namaku sudah trending. Sialnya postingan yang tak sengaja aku like adalah foto aku dan Zach. Ya, seorang limelight membuat video pendek yang berisi fotoku dan Zach. Jujur aku merindukan moment kebersamaanku dan Zach. Namun semuanya sudah kandas. Aku meletakan kembali ponselku dan memilih untuk tidur lagi.

Daniel POV

Selesai interview, aku membuka ponselku yang sedari tadi bergetar. Notification memenuhi layar ponselku. Aku membuka sosial mediaku yang mendadak ramai. Aku terkejut setelah melihat apa yang mereka ributkan. Ya, sosial media Fiona kembali aktif.

"Guys, where is Zach?" Tanyaku.

"What? I'm here." Sahutnya yang baru saja kembali dari toilet.

"Buka handphone lu sekarang." Perintahku pada Zach, yang lain pun ikut membuka ponselnya masing-masing.

"OHH SHIT."
"ZACH OH MY GOD!"
"LU MASIH PUNYA KESEMPATAN"
"OH MY GOSH"

Mereka semua ribut sedangkan Zach terdiam membeku. Aku yakin ia pasti shock melihat ini. Bayangkan saja orang yang kalian cintai tidak ada kabar selama berbulan-bulan lamanya, bahkan kau tak tau orang itu masih hidup atau sudah mati, tiba-tiba ia muncul ke permukaan bumi ini lagi.

"Zach, you okay?" Tanya Corbyn menepuk-nepuk pundak Zach.

"Dia like editan yang berisi foto gua sama dia." Ucap Zach.

"Shit! Oh my God Zach. Selama ini lu ga sia-sia. Kesempatan lu buat nemuin dia bertambah dari 0,01% jadi 1%. Kemajuan pesat." Sahut Jack bertepuk tangan.

"DAMN! Gua traktir kalian semua di kedai favorit Jonah." Teriak Zach kegirangan.

Setelah itu, kami langsung pergi ke kedai kopi legend di London. Sekalian cuci mata melihat Tiffany. Sampai disana, kami langsung memesan 5 minuman dan 5 cake. Kami tidak mau rugi karna Zachlah yang akan membayar semua pesanan kami.

"Gua ga liat Tiffany disini." Ucap Zach sembari mengedarkan pandangannya.

"Padahal gua mau sombong kalau Fiona masih mau sama gua." Timpalnya.

Benar juga, aku tidak melihat batang hidungnya sedari tadi. Mungkinkah ia sedang cuti? Karna rasa penasaran yang sedari tadi menungguku, aku bertanya pada teman kerjanya.

"Hai, mau nanya dong. Tiffanynya ada ga?" Tanyaku.

"Tiffany?" Tanyanya balik.

Aku bingung mengapa ia tanya balik padaku.

"Ya, barista tem-" Ucapku belum selesai.

"OHH, Tiffany. Ya, dia lagi cuti." Potong pelayan ini.

"Boleh gua minta alamat rumahnya?" Pintaku sedikit hati-hati.

"Sorry, tapi dia ga suka orang asing yang minta data pribadi." Balas temannya ini.

"Tolong lah, gua ada keperluan sama dia." Bujukku.

"Anda bisa datang di lain hari." Jawabnya.

Tiba-tiba atasan barista ini keluar dari dapur dan berjalan ke arah kami.

"Ada yang bisa saya bantu? Tadi kudengar ada perdebatan." Tanyanya pada kami.

"Saya mau minta alamat Tiffany, boleh?" Pintaku to the point.

"Tiffany?" Tanyanya bingung.

"Ya, barista yang kemarin pagi mengusir kami." Jelasku.

"Ohh, maksudmu Fi-" Jawabnya belum selesai namun sudah di potong oleh pelayan yang sedari tadi berdebat denganku.

"Baiklah, biar aku yang memberi alamatnya. Paman tolong ambilkan susu di gudang, karna persediaan susu udah habis." Potongnya buru-buru sembari menuntun atasannya ke dalam.

Fi? Sebenarnya siapa nama gadis itu? Tiffany? Atau Tiffany bukanlah nama aslinya? Shit! Atau mungkin Tiffany adalah nama samaran Fiona? Ya, melihat Tiffany sama seperti melihat Fiona dengan versi yang berbeda.

"Cepat kau catat alamatnya." Ucap barista ini menyebutkan alamat Tiffany.

Ternyata ia tinggal di apartement dekat sini. Mungkin aku harus memberi tahu Zach tentang ini. Setelah barista ini selesai memberi alamat lengkap apartement beserta kamarnya, aku kembali ke meja.

"Guys, gua punya teori yang sedikit gila. Tapi Zach, percayalah lu harus coba datang kesana." Ucapku sangat excited.

Mereka semua mendengarkanku.

"Tiffany adalah Fiona. Tapi gua belum yakin tentang ini. Zach, lu harus datang ke apartmentnya. Gua udah minta alamatnya, nanti malam lu harus kesana. Karna waktu kita di London tinggal 1 hari lagi. Kalau kita ga gerak cepat, kita kehilangan Fiona lagi." Jelasku.

"Okay, tapi ini tidak masuk akal. Karna menurut teori yang selama ini kita tau, kita semua punya kembaran di muka bumi ini." Ucap Jonah.

"Ya, kurasa ini terlalu beresiko. Maksudku datang ke apartment wanita secara random." Timpal Corbyn.

"Kalau ada paparazi yang liat, gosip-gosip bakal beredar lagi." Sahut Jack.

"Ya, kalian benar. Memang sedikit beresiko, tapi kali ini gua yakin kalau itu Fiona." Yakinku.

Zach masih diam. Pasti ia sedang berpikir tentang apa yang harus ia lakukan.

"Okay, kita buat perjanjian. Kalau dia bukan Fiona, kalian harus berenti cari kabar tentang Fiona. Kalau itu Fiona, congrats. Karna gua yakin Fiona akan kembali ke Amerika." Ucap Jonah mengulurkan tangan kanannya untuk bersalaman.

"Deal." Zach menjabat tangan Jonah dengan mantap.

First Sight || Zach HerronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang