15

39 4 0
                                    

Zach POV

Aku sedang berada di studio bersama dengan Jack, Corbyn, Jonah dan Daniel. Kami sedang dihebohkan dengan email yang diterima Corbyn tadi malam. Email berisi tawaran kontrak di salah satu management. Jujur, kami tidak berpikir sejauh ini. Tujuan kami membuat video cover itu hanya untuk menyalurkan hobi kami. Kami tidak tau kalau internet bekerja secepat itu.

"Kita dateng aja dulu ke kantornya." Ucap Jonah.

"Kalau kita terima, kuliahnya gimana? Tapi ini kesempatan emas." Sahut Jack.

"Gua gatau harus apa." Jawabku.

"Kita pikir-pikir dulu aja. Besok kita harus kasih jawaban." Ucap Corbyn.

Sebenarnya aku sangat ingin mengambil tawaran itu, tapi bagaimana dengan kuliahku. Ini adalah keputusan yang besar, bagaimana jika aku gagal. Selama ini kami hanya menganggap bermusik adalah hobi kami. Aku merasa kepalaku mau pecah saat memikirkannya. Aku butuh Fiona. Aneh bukan? Seorang mahasiswa Psikologi meminta saran dari seorang mahasiswi Ekonomi. Tapi aku percaya saran Fio tidak akan menjatuhkanku.

"Guys, gua pulang dulu ya." Pamitku kepada mereka dan berjalan keluar dari studio.

Aku melajukan mobilku ke rumah Fiona. Sudah beberapa hari ini, aku tidak bertemu dengan Fiona. Karna memang kami sedang sibuk-sibuknya kuliah, ditambah dengan video coverku yang semakin viral. Aku mengetuk pintu rumah Fiona dan tidak lama kemudian ia membukakan pintunya.

"Zach, ada apa? Ayo masuk." Sambut Fiona.

Melihat Fiona dengan senyuman manisnya, membuatku tidak berhenti tersenyum. Aku langsung memeluknya.

"I miss you." Jawabku singkat sembari memeluk tubuh kecilnya.

"I miss you too. Ayo masuk ga enak diliatin tetangga." Jawab Fiona membuatku terkekeh.

Aku masuk ke dalam rumahnya dan duduk di ruang tamu. Sepertinya Fiona sedang sendiri dirumah, aku tidak melihat ayah atau ibunya disini. Biasanya ayah dan ibu Fio ikut menyambutku dan sedikit berbincang-bincang.

"Ini Zach minum dulu." Fiona menyodorkan secangkir teh.

"Aku dapet tawaran kontrak di salah satu management besar. Menurut kamu, aku harus ambil tawaran itu atau aku tolak?" Tanyaku to the point.

"Kamu sendiri? Atau sama Corbyn, Daniel, Jack, Jonah?" Tanya Fio.

"Sama mereka, tapi kita semua bingung." Jawabku.

"Saran aku, lebih baik kalian ke kantornya terus tanya-tanya. Aku saranin untuk ambil aja. Tapi, keputusan ada ditangan kamu." Jawab Fiona.

Seperti itulah Fiona, ia selalu mendukung apapun yang ku lakukan. That's why i love her. Aku memang ingin mengambil tawaran itu, tapi aku takut jika kami gagal. Aku menyandarkan kepalaku kepundak Fiona. Ia mengelus kepalaku dengan lembut.

"It's okay Zach." Ucapnya.

Aku menatap kedua bola matanya. Mata yang selalu memberikanku ketenangan, yang selalu membuatku jatuh cinta. Aku mencium bibir manis Fio, ia membalas ciumanku. Kemudian kami melepaskan ciuman kami. Aku memeluk Fio dengan erat, seakan-akan aku tidak ingin ia lepas dari genggamanku.

"I love you Zach." Bisik Fiona membuatku tersenyum.

Tiba-tiba ponselku berbunyi menandakan telpon masuk. Muncul nama Emily di layar handphoneku. Mengapa Emily selalu merusak suasana. Aku mengangkat telpon darinya didepan Fiona.

"Hai Zach." Sapa Emily.

"Ada apa? Gua lagi sibuk." Jawabku.

Fiona hanya diam memperhatikanku. Semoga saja ia tidak cemburu.

First Sight || Zach HerronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang