27

29 4 0
                                    

Fiona POV

"Nice!" Ucap seseorang dari luar.

Aku menengok ke arah suara dan melihat Zach berdiri disana bertepuk tangan.

"Silahkan lanjutin dating kalian." Ucap Zach, lalu ia berjalan pergi.

Aku mau mengejarnya namun Daniel menahanku.

"Fiona, i'm sorry. Gua kira ga akan jadi kaya gini." Kata Daniel.

"It's okay. Kita bahas ini nanti, gua harus kejar Zach sekarang." Balasku.

Aku berlari mengejar Zach.

"Zach! Wait." Aku menarik tangannya.

"Apa lagi?" Balas Zach membentakku.

"Kamu salah paham. Aku sama Daniel dijebak tadi. Aku bisa jelasin sem-." Ucapanku diputus oleh Zach.

"Daniel cium kamu juga jebakan? Ini ga masuk akal, Fi." Potongnya kembali berjalan pergi.

"Dengerin penjelasan aku dulu Zach." Aku masih memohon padanya agar ia mau mendengarkanku.

"Semuanya udah jelas. Lu selingkuh sama sahabat gua sendiri." Ucapnya dingin.

Zach masuk ke mobil dan meninggalkanku. Aku sangat bingung saat ini. Apa yang harus aku lakukan? Kakiku sangat lemas sampai aku berjongkok sambil menangis.

"Fiona." Panggil Daniel.

"Ayo kita kembali ke hotel, kita jelasin semua ini ke Zach." Ucapnya sembari membantuku berdiri.

Zach POV

Flashback on

Sudah 5 menit aku berdiri di depan pintu kamar Fiona. Sedari tadi aku sudah mengetuk berkali-kali, namun tidak ada yang membukakannya.

"Zach." Panggil Christina.

Christina tidak sendiri, ia datang bersama Corbyn.

"Lu kenapa disini? Fiona udah berangkat dari tadi." Ucapnya.

"Berangkat kemana?" Tanyaku bingung.

"Bukannya lu mau dinner si Singapore Flyer? Dia udah berangkat satu jam yg lalu." Jawabnya.

Dinner? Aku baru saja mau mengajaknya dinner di restoran sekitar hotel. Bahkan aku tidak tahu dimana Singapore Flyer.

"Zach?" Panggil Corbyn menyadarkanku.

Aku langsung berlari ke kamar Robert untuk meminjam mobil. Aku harus pergi ke Singapore Flyer sekarang juga. Jalanan macet sehingga memakan waktu setengah jam perjalanan. Sesampainya aku disana, aku langsung berdiri di depan pintu keluar cabin. Kira-kira aku menunggu 5 menit ,dan aku sudah melihat 2 cabin yang terbuka tapi tidak ada Fiona didalamnya. Cabin ketiga terbuka, aku melihat Fiona dan Daniel sedang berdiri berhadapan. Daniel mencium kening Fiona.

Flashback off

Jadi ini apa yang dirasakan Fiona saat ia memergokiku berciuman dengan Emily. Rasanya sakit sekali, duniaku seakan runtuh dalam 1 detik. Aku mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Air mataku tidak bisa berhenti menetes.

"Arghhhh!!! Fuckk!!" Umpatku kesal.

Ada apa dengan semua orangg?! Mengapa semua orang mengkhianatiku. Fiona menyakiku. Bahkan Daniel sahabatku juga menyakitiku.

Setelah sampai di hotel, aku langsung masuk ke kamar dan menutup pintunya dengan keras. Untungnya tidak ada siapa-siapa dikamar, jadi aku bisa menangis sepuasnya. Terdengar suara ketukan pintu. Aku menghapus air mataku dan membukakan pintu. Fiona dan Daniel berdiri didepan pintu. Mereka memaksa masuk dan Daniel menutup pintu.

"Zach, aku jelasin semuanya. Kamu jangan emosi dulu." Ucap Fiona sembari menahan tangisannya.

"Apa yang kurang jelas? Semua udah jelas. Gua ga bisa bahagiain lu kaya Daniel, gua ga bisa jagain lu kaya Daniel." Sahutku menjauh dari Fiona.

"Zach stop! Tadi aku beneran dijebak. Aku dan Daniel dapet undangan untuk dinner disana. Aku kira itu undangan dari kamu, jadi aku pergi kesana. Ini sem-." Ucap Fiona membuatku pusing.

"Tapi Daniel cium lu disana. Gimana gua mau percaya kalau lu dijebak? Semua ini ga masuk akal." Bantahku memotong omongan Fiona.

"Zach, ini semua salah gua. Gua yang cium Fiona duluan. Fiona ga salah." Ucap Daniel.

"Lu emang salah. Dari awal lu selalu cari perhatian sama Fiona. Lu selalu bertingkah jadi pahlawan untuk dia." Teriakku pada Daniel.

Aku dan Daniel berdiri berhadapan. Rasanya aku ingin menonjoknya lagi. Fiona menangis melihat keributan ini. Ia memisahkan kami berdua. Ia memelukku.

"Zach stop! Kita bisa bicarain baik-baik kan." Ucap Fiona memohon.

Aku mendorong Fiona sampai ia hampir terjatuh. Daniel dengan sigap memegang Fiona. Emosiku semakin menjadi-jadi. Aku sangat cemburu.

"Kayanya lu selalu mau dicium sama siapa aja. Ga ada bedanya sama bitch diluar sana." Ucapku.

Daniel yang mendengar ucapanku langsung memukul wajahku hingga terjatuh. Fiona kembali memisahkan kami. Sepertinya kami membuat keributan disini. Sampai-sampai Jonah, Corbyn, Christina dan Emily mendatangi kami.

"Ada apa ini?" Tanya Jonah ketika masuk ke kamarku.

"Christina, tolong lu bawa perempuan ini. Gua gamau liat dia lagi." Ucapku.

Perempuan yang ku maksud adalah Fiona. Aku muak melihatnya.

"Zach, please." Tangis Fiona.

"Fiona, hubungan kita selesai. Daniel, sekarang Fiona buat lu. I dont want her anymore." Ucapku.

Fiona POV

"-. I dont want her anymore."

Kata-kata itu sangat menyakiti hatiku. Lebih baik aku pergi dari sini. Zach sudah mengakhiri semuanya. Aku keluar dari kamar Zach dibantu oleh Christina.

"Fio, lu gapapa kan? Ada yang luka? Atau ada yang sakit?" Tanya Christina khawatir.

"My heart." Lirihku.

Aku masih ingat hari dimana Zach dan Emily berciuman di club. Saat itu hatiku sangat hancur. Dan sekarang hatiku kembali hancur. Padahal kesalahan yang Zach buat lebih besar dariku. Dan aku memaafkannya. Apa dia tidak ingat dengan kebaikanku?

First Sight || Zach HerronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang