025. KESIBUKAN

5.5K 769 33
                                    

Mendekati usia tiga bulan pernikahan, Jisung dan Minho kini dilanda kesibukan tak berujung. Minho sibuk mengurusi perusahaannya yang tengah mengembangkan satu proyek besar sedangkan Jisung sibuk mempersiapkan diri untuk hadapi neraka ujian akhir semester.

Selain menguras tenaga, kesibukan itu juga menguras waktu mereka. Minho dan Jisung jarang sekali bertemu di rumah.

Minho sering lembur sedangkan Jisung sering mendekam di kamarnya sendiri untuk belajar. Ya, beruntunglah sesekali mereka masih bisa makan malam bersama. Jika Minho pulang ke rumah pun, mereka akan tidur berpelukan di setiap malamnya.

Senin pagi itu juga tidak terlepas dari suasana sibuk.

“Sayang! Dasi Kakak yang buat jas ini mana?” teriak Minho begitu ia melangkahkan kaki ke dapur. Memanggil Jisung yang sibuk mengunyah telur omelet sambil menata kotak bekal Minho. Lelaki itu ternyata jarang sarapan. Katanya, perut Minho suka sakit kalau harus sarapan di rumah. Jadi biasanya dia akan makan begitu tiba di kantor.

Aneh tapi nyata.

“Di rak dwasi lwah, Kakh,” jawab Jisung tidak jelas karena mulutnya yang dipenuhi makanan. Minho menggeleng cepat lalu raih secangkir kopi dan menenggaknya.

“Gak ada, Ji! Coba cariin!”

Jisung mendengus malas. Selalu seperti itu setiap pagi. Ada saja barang Minho yang hilang. Padahal kalau Jisung lihat, semua barang itu ada pada tempatnya. Tak ingin berdebat, Jisung pun menyuapkan satu sendok nasi dan omelet sebelum melesat ke kamar.

Tangannya bergerak cepat, membuka laci khusus dasi kerja Minho lalu cari dasi yang Minho mau. Tidak butuh waktu 10 detik untuk Jisung temukan dasi itu, ia lantas menggerutu kesal sambil lari kecil ke arah dapur.

“INI DASINYA KAK! Ampun deh, ini ada loh di laci. Kebiasaan kamu mah,” marah Jisung lalu lemparkan gumpalan dasi itu ke tangan Minho. Ia memasukkan suapan terakhir dari sarapannya lalu tutup kotak bekal Minho.

Jisung itu sedang buru-buru tahu. Hari ini Jisung ada ujian yang akan dimulai 30 menit lagi. Lelaki manis itu pun mempercepat gerakannya.

Menaruh piring kotor di wastafel, memasukkan kotak bekal Minho ke dalam tas kerjanya, lalu menyiapkan sendiri perlengkapannya.

Sementara Minho? Lelaki itu juga sibuk. Menggunakan dasi, meminum kopi sambil mengecek beberapa pesan yang masuk di tab kerja kesayangannya.

Wow, satu suasana pagi yang sangat indah.

“Kak, udah belom? Anterin aku! Aku ada ujian pagi.”

Dengan itu, Minho pun mengangguk. Bergerak cepat untuk segera tinggalkan unit apartemen dan kembali dalam keseharian mereka.

.

.

.

“Kak Minho makan di rumah gak malam ini?” tanya Jisung saat mobil yang mereka tumpangi berhenti di lampu merah.

Lelaki yang lebih tua bergumam sekilas sebelum akhirnya beri jawab atas pertanyaan Jisung, “Mungkin enggak. Proyek Kakak dikit lagi kelar jadi Kakak kayaknya mau lembur lagi.”

Ucapan Minho terpotong. Minho alihkan pandangan pada yang lebih muda dengan satu tangan terangkat untuk usak surai Jisung yang kini jadi favoritnya. Rambut lelaki manis itu tuh... entah mengapa menggemaskan. Lucu, tebal, halus, dan wangi.

“Gapapa kan Ji? Kakak tinggal lagi?”

Ya Tuhan, tolong selamatkan jantung Jisung. Sudah cukup lama sejak bulan madu mereka tapi Jisung masih saja tidak sanggup kalau Minho bertingkah manis seperti sekarang. Ia ingin melebur saja, rasanya. Dengan satu tarikan napas, lelaki manis itu mengangguk untuk tanggapi pertanyaan Minho. Berusaha untuk tidak terlihat malu apalagi salah tingkah.

“Biasa kali, Kak. Santai aja.”

Berhasil. Ya, setidaknya ia selamat untuk sekarang ini. Minho pun mengangguk kecil, menepuk kepala lelaki itu dua kali sebelum kembali menjalankan mobil saat lampu berubah hijau.

Tidak butuh waktu lama untuk mobil mereka tiba di tempat tujuan. Jisung lantas bergerak, melepas sabuk pengaman lalu mengambil tas yang ia letakkan di bangku belakang.

Sebelum membuka pintu mobil, ia sempatkan untuk tatap wajah Minho yang sudah lebih dulu menatapnya. Lelaki Lee itu tersenyum miring, mendekatkan wajah ke arah Jisung sambil menunjuk bibirnya sendiri. Satu gerakan yang Jisung kenali apa maksudnya.

“Kak, di kampus loh ini?”

“He’em tau. But still, I need my morning kiss.”

Jisung menghela napas, melirik ke arah sekitar untuk pastikan kondisi aman. Ya, walau sebenarnya ia tidak perlu khawatir karena kaca mobil Minho itu cukup gelap. Dengan cepat, Jisung pun menubrukkan bibirnya dengan bibir ranum sang suami yang disambut antusias oleh lelaki Lee itu.

Kecup sana, kecup sini, kulum, jilat, dan gigit kecil. Jisung biarkan Minho mendominasi ciuman mereka. Ia hanya akan pejamkan kedua mata lalu tepuk bahu Minho saat napasnya sudah berat.

“Kak— udah..” ujar Jisung saat Minho akan kembali menyambar bibir manis Jisung. Lelaki Lee itu mengerucutkan bibir, tidak ingin melepas Jisung tetapi ia harus.

Jisung menggelengkan kepalanya singkat. Memang selalu seperti itu setiap pagi. Minho yang bisa dibilang cukup manja dan haus afeksi setiap pagi akan menagih jatah cium atau peluk dari Jisung. Membuat lelaki yang lebih muda kadang kewalahan kalau-kalau Minho tidak ingin melepas pelukan mereka. Kadang Jisung bahkan harus menggunakan kekerasan untuk mengancam Minho.

“Sayang, masih kangen.”

“Nggak! Aku mau ujian!”

“Jisuuuuung.”

“Nggak! Bogem nih ya!”

Minho pun langsung diam. Walau tubuh Jisung kecil, tinjuan lelaki itu nyatanya cukup sakit. Minho sudah rasakan tinjuan itu beberapa kali, ingat?

Melihat Minho sudah bisa ia ‘kendalikan’, Jisung pun menghela napas lega. Memilih untuk langsung buka pintu mobil dan melangkah turun dari mobil. Namun, sebelum itu Jisung sempatkan diri untuk kecup pipi kiri Minho dengan cepat barulah ia melompat turun dari mobil.

“Jangan cemberut terus. Makin jelek. Sana pergi, hus!”

Jisung pun menutup pintu mobil lalu bergegas masuk ke gedung universitas. Gila! 10 menit lagi ujian dimulai. Ia tidak bisa bayangkan kalau Minho tidak mau dilepas. Bisa-bisa nggak lulus satu mata kuliah si Jisung.

‘Untung sayang.’

.

.

.

HEHEHEHE. HAAAAI.

Maaf telat! Tapi aku bakal up jam segini tiap malam kayaknya. Hehehehe. Enjoy!!! <3

 Enjoy!!! <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MINSUNG: MARRIED BY CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang