016. DRUNK

5.9K 883 129
                                    

Menjelang pukul sebelas malam, lagu District 9, getar ponsel, serta ketukan keras dari pintu apartemen membangunkan sang tupai manis dari tidur lelapnya. Ia mengerang, meraih ponsel lebih dulu lalu mengangkat telepon yang sudah berdering sejak tadi.

"Hal—"

"HAN JISUUUUUUNG~ BUKA PINTUNYAAAAAAA!"

Jisung refleks menjauhkan ponsel dari telinga kanan. Ia tatap layar ponsel itu lama, membaca nama kontak penelepon lalu memproses apa yang terjadi barusan dengan lambat. Maklum, nyawanya belum terkumpul semua.

Satu teriakan lain dari ponsel Jisung berhasil sadarkan lelaki itu dari lamunan.

"JISUUUUUNG! SUAMIKU! TUPAIKU! GEMESKU! AYO BUKA PINTUUUU~"

Merinding. Hanya itu yang bisa Jisung rasakan setelah mendengar berbagai panggilan penuh keju dari Minho. Ia mematikan panggilan lalu melangkah dengan cepat keluar dari kamar dan bukakan pintu untuk Minho.

"Kak—"

HAP!

"JISUNG-IE!" Minho sudah ada di pelukan Jisung dalam waktu sepersekian detik. Semuanya terjadi begitu cepat, membuat Jisung hampir saja jatuh ke belakang jika ia tidak dengan cepat berpegangan pada gagang pintu.

Ah, sialan. Lelaki Lee ini mabuk rupanya.

Tidak ingin buang waktu dan buat kegaduhan di lorong apartemen mewah yang sudah sepi, Jisung pun menutup pintu lalu menguncinya sebelum menjitaki kepala Minho.

"Ah, lo ganggu! Ngapa sih pake mabok?!" omel Jisung yang disahut rengekan manja dari Minho. Bibir lelaki Lee itu mengerucut seolah merajuk.

"Kok Sungie marah sama Inooooo?"

"Gue gak marah. Tapi, lo ganggu tidur gue tau."

"Ihhh~ Sama aja marah, Sungieeee!"

Minho menggelayuti lengan Jisung, membuat yang lebih muda lantas memijat pelipis. Pening. Bisa-bisanya lelaki berwibawa penerus keluarga Lee itu bertingkah seperti bocah manja saat mabuk?

Manusia memang tidak ada yang sempurna. Begitulah pikir Jisung sekarang. Ia dapat satu lagi pelajaran hidup berharga.

Enggan keluarkan suara lebih lanjut, Jisung memilih untuk bawa tubuh yang lebih tua ke kamar sebelum ia jatuhkan tubuh itu ke kasur.

"Ngerepotin," gumam Jisung sambil melepas kedua sepatu serta kaos kaki yang lelaki itu kenakan. Ia juga benahi posisi tidur Minho,nyalakan AC lalu tutup tubuh lelaki itu dengan selimut.

Bagaimana pun, ia juga tidak mau Minho tidur dengan posisi aneh. Takut besok dia juga yang ribet kalau Minho mengeluh sakit.

"Sungieeee~"

"Apa Kak?"

"Lengkeeet!"

Hela napas lelah keluar dari celah bibir Jisung sebelum ia kembali berujar pasrah, "Tunggu. Gue ambil handuk basah."

Dengan itu, Jisung melesat keluar dari kamar untuk mengambil satu handuk bersih kemudian membasahinya dengan air hangat. Walau dalam hati kesal karena waktu istirahat berharganya harus terganggu, Jisung tidak marah sama sekali. Bahkan ia tidak menyumpahi Minho seperti biasa.

Apa Jisung sedang dalam misi menjadi suami yang baik untuk Minho?

Hm, hanya author yang tahu.

Lelaki manis itu pun kembali ke kamar Minho dengan handuk hangat di tangan. Tanpa sepatah kata dan ditemani dengkuran halus Minho, ia bersihkan wajah serta permukaan kulit yang lebih tua. Ia bisa saja sih membuka baju lelaki itu. Tapi, niatnya Jisung urungkan karena... ya, siapa tahu Minho tidak menyukainya? Toh, mereka juga bukan kekasih. 

MINSUNG: MARRIED BY CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang