031. HALTE BUS LAGI

6.1K 808 115
                                    

“Terima kasih. Datang lagi ya!” ujar Jisung ceria dengan senyum lebar terpatri di wajah. Dengan cekatan, Jisung mengambil perlengkapan di ujung ruangan lalu membersihkan meja-meja yang baru ditinggalkan oleh pengunjung.

Setelahnya, ia menghela napas. Mulai merasa lelah karena terus berdiri dua jam terakhir. Pft, kehamilan Jisung ternyata membuat stamina lelaki manis itu melemah. Ia mudah merasa pegal dan capek sekarang. Tapi ya, mau bagaimana lagi?

Beruntung ada Felix yang selalu membantu Jisung. Ia bahkan memilih untuk padatkan semua jadwal di kampus di jam-jam pagi agar bisa datang mengambil alih tugas Jisung saat sudah siang. Bagaimana pun juga, Jisung harus banyak istirahat mengingat kondisi fisik lelaki itu yang jauh lebih lemah sejak hamil.

Jika kalian bertanya-tanya ke mana perginya Jisung selama dua bulan terakhir, maka jawabannya adalah Jisung tinggal bersama Felix di kos lama mereka. Ia juga kembali bekerja sebagai pegawai di toko roti tempatnya dulu mencari uang. Ya walau harus melalui serentetan pertanyaan tegas dari si bos sih. Ingat kan Jisung dulu suka terlambat karena bekerja di banyak tempat?

Well, beruntung sekarang Jisung hanya bekerja di satu tempat saja. Jadi dia tidak pernah lagi terlambat masuk kerja. Toh, Felix juga tidak akan memberi Jisung izin untuk bekerja di banyak tempat. Bisa-bisa Jisung kena semprot kalau memaksa.

Tolong dimaklumi kenapa Minho tidak bisa menemukan Jisung. Minho bahkan tidak tahu jelas di mana dan dengan siapa Jisung tinggal sebelum mereka menikah. Ditambah lagi Jisung itu suka memakai topi dan masker saat di luar ruangan. Patut saja Minho kesulitan menemukan Jisung walau sudah menyewa banyak anak buah.

Jisung terlalu sibuk melamun hingga ia tidak menyadari kehadiran Felix di belakangnya. “Ji, udah kelar shift lo,” ujar Felix yang berhasil mengagetkan Jisung. Ia bahkan hampir melempar lap meja ke arah Felix jika tidak cepat-cepat menguasai diri.

“Salam dulu napa, Lix. Kaget.”

Jisung menghela napas lalu kembali melangkah ke arah meja kasir. Tentu saja dengan diikuti Felix yang kini tengah sibuk mengikat apron.

Shift gue udah kelar. Tapi, hari ini gue mau ambil shift tambahan deh. Bantuin lo,” ujar Jisung melanjutkan ucapannya. Felix langsung menggeleng ribut, tidak setuju dengan keputusan yang Jisung ambil.

“No, no, no! You need to take a rest!”

Lix, I’ll be fine. Gausah parno gitu. Gue harus cari biaya lebih juga tau buat beli perlengkapan anak gue?”

But still! Gak sekarang, Ji. Inget kata dokter kemarin? Kandungan lo lemah. Gausah khawatir soal biaya, gue bakal bantu lo, oke? Sekarang lo pulang aja dulu.”

Jisung menatap Felix dengan pandangan terharu. Felix sangat baik padanya. Bahkan dua bulan ke belakang ini Felix selalu mau merepotkan dirinya untuk membantu Jisung. Ia membelikan susu khusus untuk kehamilan, ia memenuhi hampir semua permintaan ngidam Jisung, bahkan mengantar lelaki manis itu untuk memeriksakan kandungannya.

Jisung merasa senang sekaligus bersalah, sungguh. Jika saja ia tidak hamil, mungkin Felix tidak akan serepot ini sekarang. Jika ia tidak hamil, mungkin Jisung juga sedang bersama Minho, menikmati hidup mereka sebagai sepasang suami.

Sayang, kenyataan tidak seindah angan-angan. Ia harus ditampar kenyataan bahwa Minho sudah tak lagi bersama dirinya. Mungkin juga lelaki itu sudah menandatangani surat cerai dan mengirimkan surat itu ke pengadilan. Jisung tidak tahu apapun soal itu mengingat tak ada yang bisa ia hubungi. Ah, Jisung merindukan Minho.

Setelah beberapa kali Felix meyakinkan Jisung untuk pulang, akhirnya si lelaki tupai pun mengalah. Melepas apron yang ia kenakan lalu pergi meninggalkan toko roti setelah berpamitan untuk pulang.

MINSUNG: MARRIED BY CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang