Chapter 4 - Sebuah Keputusan

609 78 17
                                    

Lama berbincang dan menghabiskan waktu bersama, karena Kyungsoo di malam hari memiliki pertemuan lain, Daehan yang mulai menyukai Noona Kyungsoo menjadi murung karena perpisahan.

Noona Kyungsoo berbeda dengan kakaknya yang selalu tidak berhenti-henti untuk berbicara. Noona Kyungsoo pendiam sama seperti dirinya jadi dia menyukai Noona barunya. Ekspresi murung itu terlalu kentara di mata Luhan, lalu dia berkata, "Jika kau menyukai Noona Kyungsoo, kau bisa pergi dengannya saat dia datang ke rumah besok."

Mendengar itu Daehan menegang, tidak tahu harus bahagia atau menangis, dia suka dengan Noona barunya tapi dia tidak ingin pergi tanpa kakaknya di tempat asing.

"Kalian bisa pergi kesini lagi tanpa Noona, besok Noona harus pergi mencari pekerjaan." Luhan menenangkan dengan mengusap kepala adiknya.

Daehan tidak bisa tidak bahagia. Dia suka disini, banyak buku yang bisa dia baca kapan saja. Jika Mommynya besok tidak di rumah dia hanya akan membaca sedikit buku bahkan mungkin akan membaca buku yang sama berkali-kali sembari menunggu Mommynya membawa buku baru. Dia menjawab dengan anggukan keras, "em.."

Kyungsoo yang mendengar itu ikut bahagia, jika mereka bisa perlahan-lahan membuat Daehan keluar dari kesendirian dan penguncian diri terhadap dunia luar, dia mungkin saja bisa sekolah di awal tahun nanti.

Luhan juga merasakan hal itu, jadi dia senang, keputusannya meminta tolong kepada sahabatnya mungkin memang yang terbaik. Karena Luhan datang dengan taxi dan keuangannya semakin menipis, Kyungsoo dengan senang hati memberi mereka tumpangan untuk pulang.

"Terimakasih Kyungi yang baik hati.. hehe.."

Kyungsoo yang mendengar nada lembut Luhan memutar matanya, "Hei.. Kau.. Menganggapku apa?! Kita berteman sudah sejak lama dan kau masih saja merasa sungkan??"

Luhan terkikik, "Ya.. Ya.. Kau teman terbaiku. Kabari aku jika kau sampai di depan bangunan besok, aku akan membawa Daehan turun."

"Tidak.. Tidak menjadi masalah bagiku untuk naik. Karena aku akan datang bersama dengan manager besok jadi aku yang akan naik ke unit mu."

Setelah perpisan kedua wanita cantik. Luhan dan Daehan akhirnya menuju kediaman dan memasuki tempat tinggal dengan damai.

Luhan tidak sabar menantikan akan mengantarkan Daehan pergi sekolah dia merasa tidak sabar dengan itu, dan disisi lain Daehan dengan pikirannya sendiri merasa sangat antusias untuk membaca buku di perpustakaan besok. Dia merasa itu menyenangkan dan lebih menyenangkan daripada menunggu kakaknya pulang dan membawanya buku.

.

.

Di kediaman Lee

Irene yang baru saja pulang dari bekerja menghampiri ayah dan ibunya yang sedang bersantai.

"Ayah.. Ibu..." Dia bermanja-manja sambil memeluk ibunya meminta untuk dibelai. Dia lelah seharian berakting.

Lee Seunggi yang merasa suasana hatinya sedang berbunga, ikut memeluk kedua ibu dan anak itu, "Kamu mendapatkan peran utama lagi bukan?"

Dengan sisa kebahagiaan yang ada,  mata Irene langsung bersinar, "Ya!! Ayah.. Aku juga baru saja mentandatangi kontrak untuk produk jam tangan cartier. Produk ini setara produk internasional!!" Senyumnya sangat gembira sampai lekukan di matanya terlihat.

Yoona yang mendengar kabar gembira itu juga ikut merasa gembira, anak yang dahulu hampir diserang maut saat ini sudah mampu berdiri dengan kakinya sendiri, "Waah.. Anak ibu sangat berbakat. Ibu akan merancang beberapa desain istimewa khusus untukmu." Ucapnya mencium kepala anaknya dipelukannya.

The Inner Force - Go ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang