Ost. Blackpink | Lovesick Girls
*_*
Tetaplah berkarya, meski karyamu dipandang sebelah mata.
*_*⭐⭐
Akhirnya aku bisa bernafas panjang dan meluruskan kakiku setelah seharian begitu sibuk membersihkan rumah Bintang. Sejak pagi tadi, Bintang sudah ribut untuk segera pindah dari rumah orang tuanya. Dia ingin segera menempati rumah yang telah dibelinya dengan hasil tabungannya sendiri. Yah, kuakui dia cukup hebat. Karena mampu membeli salah satu rumah di kawasan elit dengan gaji yang dia tabung selama beberapa tahun. Tidak kusangka, makhluk absurd sepertinya mampu untuk menabung.
Rumah ini memang tidak sebesar milik orang tuanya. Rumah dengan dua lantai dan sebuah kolam renang kecil di halaman belakang. Tak lupa dengan gazebo yang dibangun di depan sebuah kolam ikan, menambah keren halaman belakang rumahnya. Meski tak terlalu luas, tapi gaya arsitekturnya sangat mewah dan elegan. Ditambah berada di lingkungan elit, membuat rumah ini cukup merogoh saku untuk membelinya.
"Lo ngapain sih buru-buru banget pindahannya. Gue masih capek banget baru pulang dari perjalanan jauh," omelku pada Bintang yang baru saja datang entah darimana.
Heran aku nih. Bukannya bantuin membersihkan rumahnya, dia malah pergi tanpa pamit. Jadilah aku yang sendirian membersihkan rumah ini.
"Lo udah beresin rumah?" tanyanya terkejut.
"Ya iyalah. Siapa lagi yang beresin kalo bukan gue? Si Lala? Mana bisa, yang ada gangguin gue mulu," kesalku pada kucing yang dipungut Bintang tadi pagi.
Kurasa bukan hanya sifat absurdnya saja yang menurun dari papanya, tapi juga hobi anehnya. Lama-lama Bintang juga akan membuat peternakan gajah di rumah ini. Bagaimana tidak, pagi tadi saja dia memungut seekor kucing di jalan dan dibawa pulang ke rumah. Katanya, "Kita itu harus saling menyayangi, Lan. Terutama sama makhluk lucu nan imut seperti kucing. Oh iya, nanti kalau lo nemu hewan di jalan pungut aja bawa pulang, kasian kalau keujanan." Aku melongo mendengar penuturannya. " Kalau gue ketemu tikus got gimana?" tanyaku. "Angkut aja Lan. Kan gemes tikus got itu, badanya gembul dan gede!" balasnya yang membuatku geleng-geleng kepala.
"Yah, padahal gue baru aja nyari pembantu buat beresin rumah. Eh- ternyata udah lo beresin. Yaudah, gue gak jadi nyewa pembantu deh kalau gitu."
Bintang berbalik badan pada seorang gadis muda yang kurasa masih berumur belasan itu. "Mba, sorry ya. Ternyata di rumah saya udah ada tukang bersih-bersihnya. Jadi mba balik ke jalanan aja ya," ucapnya pada gadis itu.
Tukang bersih-bersih ndasmu!
"Kok ke jalan sih?" tanyaku bingung.
"Iya, soalnya tadi gue nemu mba-mba ini di jalan. Kasian dia nyari kerja gak dapet-dapet, jadi gue bawa pulang. Kan daripada ngambil di yayasan perlu keluar uang lagi," ujar Bintang menjelaskan padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Wife (Completed)
RomanceBintang Wijaya Kesuma, seorang guru di salah satu SMA terfavorit di Jakarta. Otaknya yang pas-pasan membawanya menjadi guru sejarah yang lebih sering terpaku pada buku. Bintang bukanlah guru yang disiplin, tegas, apalagi rajin. Dia guru paling santu...