🌚 Boomerang

732 59 0
                                    

Ost. Virgoun feat. Audy | Selamat (Selamat Tinggal)

Coba dengerin lagunya, bagus deh.

-*-
Aku tidak peduli dengan masa lalumu. Karena bagiku, itu hanyalah sepotong kenangan dalam memorimu. Tapi, selama kamu masih menjadi milikku, aku akan terus menjagamu dari masa lalumu yang buruk.
-*-

⭐⭐

Aku mengemasi barang-barangku untuk pulang lebih awal. Aku tidak peduli apakah setelah ini aku tidak perlu bekerja di sini lagi karena dipecat. Aku tidak ingin terus-terusan terbalut dengan masa lalu. Kehadirannya benar-benar membuatku mengalami de javu. Merasa Langit tak lagi ada di depan ruanganku, aku segera keluar dari ruangan saat kantor lumayan sepi.

"Ra! Ara! Tunggu aku, aku akan jelasin semuanya!" Langit mengejarku tanpa kupedulikan.

Bagaimana bisa dia masih tetap menungguku di luar? Bukankah ini jam makan siang?

Aku mempercepat langkahku menghindarinya. Namun secepat apapun aku, tetap saja kalah dengannya yang seorang mantan atlet lari waktu SMP. Ia mencekal pergelangan tanganku setelah berhasil mengejarku.

"Ada apa lagi, Bapak Langit? Saya ini hanya seorang karyawan biasa, jadi Bapak tidak perlu seperti ini dengan saya," ucapku mengingatkannya akan setatus kami.

Satu hal yang baru aku ketahui setelah lama berpisah dengannya adalah ketidaksetujuan orang tuannya akan hubungan kami dulu. Faktor utamanya adalah perbedaan kasta. Apalah dayaku golongan remahan rengginang yang berharap bersanding dengan remahan berlian.

Orang tuaku memang bukan dari kalangan atas, hanya seorang pengusaha biasa. Sedangkan orang tua Langit merupakan salah satu pengusaha tersukses di Indonesia. Hal itulah yang menyebabkan orang tua Langit menentang hubungan kami, aku sadar diri akan itu.

Langit tak memperdulikan ucapanku, ia justru menarikku kepelukannya. Aku yang tidak siap pun meronta-rota di dalam dekapannya.

"Diamlah, Ra, atau aku tidak akan melepaskan pelukan ini, biar saja kita menjadi tontonan warga."

Aku langsung terdiam ketika aku sadar banyak orang di jalan yang memandang kami. Aku pun menyembunyikan wajahku di dada bidangnya.

Dasar sialan!

Aku tidak ingin masuk situs lambe turah lantaran berpelukan di depan umum.

"Aku benar-benar merindukanmu," akunya masih dengan mendekapku begitu erat.

Aku terdiam merasakan degupan jantungnya yang begitu keras terdengar olehku. Jujur, aku pun sangat merindukannya. Namun, rasa sakit itu kembali menyadarkanku.

Tidak! Aku tidak boleh terlena dengannya lagi. Aku kembali berusaha meronta dalam dekapannya. Aku tidak ingin kembali mengulang kesalahan yang sama.

"Lepasin gue, Langit!" Aku terus memukul dada bidang Langit, tetapi ia malah semakin erat memelukku.

Semua usahaku sia-sia, hingga kurasakan tubuhku tertarik kebelakang. Melepaskan paksa dekapan Langit padaku. Aku menatapnya, menatap seseorang yang telah menolongku.

Entah mengapa, tetapi senyumku terpatri ketika melihat dia yang lagi-lagi datang untukku. Rasa hangat mengalir melalui darah menuju hatiku.

Bintang merangkul bahuku, memangkas jarak di antara kami. Matanya menatap Langit penuh kebencian. Tidak ada raut menyebalkan atau guyonan yang nampak di wajahnya. Yang ada hanya wajah serius yang terkesan dingin.

My Cold Wife (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang