🌚 Accident

1K 57 0
                                    

Ost. Fiersa Besari feat Prinsa Mandagie | Melawan Hati

*-*
Terkadang apa yang menurutmu buruk adalah yang terbaik untukmu.
*-*

⭐⭐

Suasana lorong kantor terasa semakin mencekam. Perlahan tapi pasti makhluk itu semakin mendekat ke arahku. Aku menelungkupkan kepala, memeluk takut diriku yang gemetar.

Etdah! Kenapa akhir kisahku sekonyol ini? Bagaimana jika esok wajahku telah masuk ke koran berita atau akun lambe turah dengan headline "Seorang Wanita Ditemukan Tewas dalam Kondisi Belum Makan Malam." Wadepak!

Aura dingin semakin terasa, angin berembus semakin kencang menambah kesan horor malam ini. Kenapa juga aku tidak langsung pulang saja tadi, kenapa aku harus menungggu Bintang untuk menjemputku? Saat ini, dalam keadaan seperti ini di mana dia? Dia bahkan tidak datang untuk sekedar membawakanku makan malam.

Tangan kasar seseorang terasa membelai bahuku. Kira-kira wajahnya bagaimana jika tanganya saja sekasar ini? Apakah hancur atau justru sangat tampan? Kuharap ia sangat tampan.

"Tolong ... jangan makan saya ..." cicitku memohon sangat pelan di tengah rasa takut yang menyelimutiku.

"Bhahahaha ...." Bukannya sebuah terkaman atau sesuatu yang seram yang kujumpai, justru malah tawa ngakak dari makhluk itu yang menggelegar di seluruh lorong.

Speachles. Aku terdiam melongo. Buru-buru aku menghidupkan senter di hapeku dan mengarahkannya ke makhluk yang kini berada tepat di depanku. Tertawa ngakak.

"Pak Langit?"

Haruskah aku lega atau kesal karena yang di depanku saat ini adalah Langit? Bagaimana bisa dia membiarkanku ketakutan setengah mati sampai nyaris saja ngompol. Aku segera berdiri. Agak kesal padanya.

Langit menghentikan tawanya, ia kemudian bangkit menepuk-nepuk jasnya. Aku hanya menatap jengkel ke arahnya. Mengapa dia belum pulang? Malah menakutiku di sini.

"Bapak kenapa masih ada di sini?"

"Kamu sendiri kenapa belum pulang? Bukannya kamu gak ada lembur hari ini?" tanya Langit balik padaku.

"Saya nunggu suami saya,"

"Sepertinya suami kamu gak bisa jemput. Mau pulang bareng aku saja?"

"Gak perlu, Pak. Saya yakin suami saya sebentar lagi datang," tolakku.

Meskipun aku ragu tentang Bintang yang akan menjemputku, tapi aku tidak bisa menerima begitu saja ajakan Langit. Harga diri, Man!

"Yasudah kalau begitu. Aku cuma mau bilang hati-hati sendirian di kantor. Dulu di sini pernah ada pembunuhan berantai dan arwahnya sering penasaran saat malam."

Setelah mengucapkan kalimat yang membuat bulu kudukku berdiri, Langit segera membuka pintu dan keluar dari kantor. Aku terdiam menatap sekililing lorong kantor yang nampak lebih mencekam dari sebelumnya. Dan di detik selanjutnya ...

"Makk!! Takut!!"

⭐⭐

Hujan belum sepenuhnya reda, cukup banyak titik kecil yang di jatuhkan oleh langit malam ini. Mobil Pajero Sport milik Langit, terparkir tepat di depan rumahku.

"Terima kasih, Pak, sudah mengantar saya," ucapku sebelum keluar dari mobil Langit.

Langit hanya mengangguk dan tersenyum, ia lalu meninggalkan halaman rumahku.

My Cold Wife (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang