🌚 Drama Mantan

770 55 4
                                    

Ost. Maudy Ayunda | Kamu & Kenangan

-*-
Senyum yang hilang, karena luka yang dalam.
-*-

⭐⭐

Pagi ini aku meminta Bintang untuk mengantarku lebih pagi karena atasan baruku akan datang hari ini. Alhasil, ia pun harus berangkat ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Aku segera keluar dari mobil Bintang setelah sampai. Namun, gerakan membuka pintuku terhenti setelah suara Bintang terdengar di telingaku.

"Bu," panggilnya.

Aku menoleh menatapnya. "Semangat ya kerjanya," pesannya diselingi dengan senyum manisnya.

Aku tersenyum tulus membalasnya. Bukan lagi senyum dingin atau senyum tipisku seperti biasa. Aku hanya tidak ingin menyakitinya lebih dalam setelah aku tahu perpisahan yang kuminta telah menyakitinya.

Mungkin memang ini jalan yang terbaik untuk kami. Belajar untuk menjadi dua orang asing, sehingga nanti saat kami berpisah aku ataupun Bintang tidak akan merasa kehilangan.

Kulihat mobilnya melaju meninggalkan area kantorku. Aku pun segera masuk ke dalam karena acara penyambutan akan segera dimulai.

Sebagai seorang manajer keuangan, aku berdiri di barisan kedua, di belakang atasan lamaku. Beliau memang tidak dipecat, hanya dipindah tugaskan dan digantikan oleh anak pemilik perusahaan ini. Cukup lama aku berdiri menunggu kedatangannya. Karena memang kami disiapkan lebih awal dari jam yang ditentukan untuk menghindari terjadinya kesalahan sekecil apapun. Akhirnya, sebuah mobil mewah berwarna hitam melaju dan berhenti tepat di depan barisan kami.

Tampak seseorang membukakan pintu belakang yang kuduga itu adalah atasan baruku. Dia keluar dari dalam mobil menggunakan setelan jas formal. Semua karyawan menatapnya penuh pujian karena ketampanannya, tetapi tidak denganku. Aku terpaku menatapnya. Menatap wajah itu, wajah yang telah bertahun-tahun berusaha aku lupakan. Namun dengan begitu mudahnya wajah itu kembali hadir di depanku tanpa aba-aba. Kembali mengingatkanku akan luka yang susah payah aku sembuhkan sendirian.

Dia berjalan ke arahku, sambil membenarkan posisi jasnya. Semua mata tertuju padaku. Bisikan-bisikan iri dengki pun keluar dari mulut bau mereka. Aku tidak peduli, yang aku pedulikan bagaimana mungkin dunia begitu sempit hingga mempertemukan kembali aku dengannya.

Langkahnya terhenti tepat di depanku, ia membuka kacamata hitamnya kemudian sedikit menunduk untuk mensejajarkan wajahnya denganku. Meskipun aku saat ini memakai high heels yang lumayan tinggi, tetapi tetap saja tidak bisa menyamakan dengan tingginya.

"Hai, apa kabar?" bisiknya di telingaku dengan senyum yang terpampang di wajah manisnya.

Blaarrr!

Ambyar sudah pagar tinggi yang sudah kubangun susah payah selama bertahun-tahun. Hancur sudah usahaku untuk move on darinya. Hanya karena satu kalimat,' Hai, apa kabar,' katanya. Tim gagal move on mari berpelukan.

Delapan tahun yang lalu.

"Maafin aku, Ra. Aku harus pergi," pamitnya yang tiba-tiba membuatku begitu shock. Aku tidak tahu mengapa, tetapi malam ini, malam anniversary kita yang ketiga tahun, aku mendapatkan kejutan yang luar biasa darinya. Kepergiannya yang mendadak, yang ia kabari hanya lewat telepon singkat.

Aku sudah menunggunya dengan setia sejak beberapa jam yang lalu, di sebuah danau yang telah kita janjikan untuk merayakan hari jadi bersama. Berharap ia akan datang dengan membawa berbagai macam hadiah atau setidaknya mengajakku makan malam di tempat yang romantis. Namun, aku tertampar akan kenyataan. Ternyata haluku terlalu tinggi, aku lupa jika kadang kenyataan tidak berjalan beriringan dengan ekspetasi.

My Cold Wife (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang