Ost. Pink Sweat$ | At My Worst
Suka aja sama lagunya, enak masuk di telinga.-*-
Seorang wanita akan menjadi ratu jika bertemu dengan orang yang tepat. Tetapi, dia hanya akan menjadi sampah yang tak berguna jika bertemu dengan orang yang salah.
-*-⭐⭐
"Gue gak mau tahu, pokoknya mulai sekarang lo jadi pacar gue!" final Angkasa sungguh-sungguh.
"Heh, Nyet. Lo gak bisa maksain seseorang buat jadi pacar lo dong! Kalau dia gak bahagia gimana? Perasaan gak bisa dipaksa." Bintang membuka suara setelah diam sejak tadi.
Nah, aku setuju dengannya. Pacaran itu tidak seperti makan odading yang rasanya anjim banget. Tidak begitu konsepnya. Tidak juga seperti makan tebu, yang setelah habis langsung dibuang. Pacaran itu saling menjalin komitmen untuk melewati hari suka dan duka bersama.
"Lo jadi pacar gue, nanti gue beliin coklat seabang-abangnya, gimana?" Angkasa yang bebal pun tidak menghiraukan ucapan Bintang, ia tetap kekeh untuk menjadikan Siti pacarnya. Aku tidak pernah melihat sisi adikku yang seperti ini. Apa iya, hanya karena masakan Siti, adikku menjadi tergila-gila?
"Coklat?" Mata Siti menatap berbinar pada Angkasa. Kurasa rayuan Angkasa mempan untuk gadis polos ini.
"Iya coklat, lo mau gak?" Rayu Angkasa kembali.
Siti mengangguk cepat membuat Angkasa tersenyum puas. Dia menatap Bintang remeh.
"Baru juga pacaran, gue udah nikah nyet. Gak bakal iri," cicit Bintang pelan kembali melanjutkan sarapannya yang belum habis.
Masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan. Masa di mana kita belajar banyak hal, jatuh cinta pada banyak hal, dan melakukan apapun yang kita suka tanpa khawatir. Apalagi jatuh cinta pada saat remaja, dunia serasa milik berdua. Mungkin itu yang dirasakan Angkasa dan Siti saat ini. Terlepas dari mereka sudah saling membuka hati atau belum, tapi aku melihat mereka berdua tengah bermain dan tertawa bersama.
Entah apa yang dilakukan Angkasa hingga membuat mereka berdua berakhir dengan saling menyemprotkan air dari selang. Kegiatan Siti menyiram tanaman pun terhenti karenanya. Aku tersenyum tipis melihat mereka berdua dari jendela kamar Bintang yang mengarah ke halaman depan. Aku seakan menatap indahnya romansa remaja yang dulu pernah sekejap aku rasakan, sebelum kegelapan merenggut segalanya.
Tidak ingin terbawa suasana yang akan kembali mengingatkanku akan luka masa lalu, aku segera berbalik dan kembali merapihkan baju-bajuku. Menatanya dengan begitu apik berjejer dengan kaos-kaos serta seragam guru milik Bintang. Harus kuakui, meski makhluk itu sangat menjengkelkan tapi siapa sangka untuk ukuran seorang laki-laki, baju-bajunya tercium sangat wangi. Mengalahkan baju seorang wanita sepertiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Wife (Completed)
RomanceBintang Wijaya Kesuma, seorang guru di salah satu SMA terfavorit di Jakarta. Otaknya yang pas-pasan membawanya menjadi guru sejarah yang lebih sering terpaku pada buku. Bintang bukanlah guru yang disiplin, tegas, apalagi rajin. Dia guru paling santu...