🌚 Jealous!

787 53 1
                                    

Ost. Prilly Latuconsina feat. Andi Rianto | Apa Lagi

*-*
Cemburu itu seperti bunglon, kadang tak terlihat.
*-*

*-*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⭐⭐

Hari Minggu memang paling tepat dihabiskan dengan bersantai dan rebahan sepanjang hari. Meluruskan seluruh sendi dan tulang yang terasa bengkok-bengkok karena lelah bekerja sepanjang hari. Seperti Minggu pagi biasa, aku akan menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan di kamar. Selayaknya beban keluarga pada umumnya.

“Bu! Ambilin handuk gue, dong!” teriak Bintang dari dalam kamar mandi.

Aku memutar bola mata malas, tumben sekali dia hari Minggu begini sudah ribut untuk mandi pagi. Biasanya kalau sedang males untuk olahraga, ia hanya akan rebahan sampai sore atau bermain bersama para peliharaannya. Mandi pagi di hari Minggu tidak ada dalam kamus hidup Bintang. Karena mandi pagi di hari Minggu hanya untuk kaum kuat, bukan kaum lemah macam Bintang. Dan diriku tentunya. Tapi pagi ini, Bintang sangat semangat untuk mandi.

“Emang di kamar mandi gak ada handuk lagi?” Aku sangat malas beranjak dari posisi pwku. Paling wuenak.

“Gak ada, kan udah dicuci semua kemarin!”

Dengan rasa malas yang sangat, aku bangkit dari sofa menuju lemari pakaian. Mengambil handuk putih milik Bintang dan menyerahkannya padanya.

Bintang membuka sedikit pintu kamar mandi, “Lo gak mau mandi bareng gue, Bu?” tanya Bintang di balik pintu kamar mandi dengan suara serak yang dibuat se sexy mungkin.

“Kagaklah, Bego!” Aku langsung melempar handuk itu asal.

Bulu kudukku meremang mengingat ucapan Bintang. Bisa-bisanya dia punya pikiran menjijikan seperti itu.

“Lo mau kemana hari Minggu gini?” tanyaku penasaran lantaran Bintang yang terlihat rapi dengan kemeja putih yang ia gulung sampai siku.

Bintang yang sedang menata rambutnya di kaca menoleh menatapku. Ia tersenyum simpul dan berdehem pelan.

“Enggak ke mana-mana,” jawabnya membuatku mengangkat alis.

“Yakin? Kok rapih gitu?” selidikku yang tak percaya padanya.

“Terserah kalau lo gak percaya.” Bintang kembali menatap dirinya di kaca. Sambil sesekali bersiul.

Suara ketokan pintu kamar membuatku beranjak untuk membukakan pintu. Tampak Siti berdiri di depan kamarku.

“Buk, ada tamu,” ucapnya membuatku bingung.

Siapa gerangan yang bertamu sepagi ini ke rumahku? Mendengar ucapan Siti, Bintang segera keluar dari kamar. Melewatiku dan Siti tanpa menyapa.

Melihat gelagat aneh Bintang, aku pun bertanya pada Siti, "Cewek atau cowok tamunya?"

“Cewek, Buk. Siti pamit ya, Buk. Mau buatin minum untuk tamunya,” pamit Siti yang kubalas dengan anggukan.

My Cold Wife (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang