🌚 Nembak di Meja Makan?

923 59 1
                                    

Ost. Uji | Drawing A Star

*_*
Cinta itu bisa muncul kapan saja,
Bahkan saat makan pun bisa langsung jatuh cinta.

_Angkasa_
*_*

⭐⭐

"Heh! Minggir lo cewek udik, gue mau masuk!"

"Punten atuh, masnya ini siapa ya? Kalau mau minta sumbangan besok saja ke sininya, majikan Siti masih tidur. Siti gak punya uang, belom gajian."

"Heh, ngadi-ngadi lo ya, dikira gue tukang minta sumbangan apa?!"

"Yah terus masnya ada kepentingan apa? Maaf, Siti gak terima orang asing masuk."

"Heh! Lo ni siapa sih sebenernya, ngeselin banget jadi cewek!"

"Saya manusia yang bernama Siti, Mas."

"Bukan gitu maksud gue, Bego!"

"Lah kan tadi Masnya sendiri yang nanya Siti siapa?"

"Arghh ... Lo ngeselin banget sih. Asal lo tau ya gue ini adiknya es batu!"

"Punten, es batu sopo toh mas? Di sini ndak ada yang namanya es batu."

Aku terbangun dari tidur nyenyakku karena mendengar suara keributan di luar. Huh, siapa sih yang minggu pagi begini sudah gelud. Pasti si Bintang ini. Siapa lagi kalau bukan si tukang rusuh itu.

Aku mencuci muka lantas ke luar dari kamar untuk mengetahui keributan macam apa yang mengganggu tidur nyenyakku. Kulihat Siti tengah berdebat dengan seseorang di depan pintu.

"Siapa, Ti?" tanyaku.

"Tukang sumbangan, Buk," jawabnya.

"Tukang sumbangan your eyes! Ini gue es batu!"

Aku terkejut melihat Angkasa berteriak sambil berusaha untuk masuk melewati Siti yang terus menahannya. Bagaimana bocah setan ini bisa ada di sini?

"Lo ngapain di sini?" tanyaku menghampiri Angkasa.

"Ibuk kenal tukang sumbangan ini?" tanya Siti yang mengira Angkasa adalah tukang sumbangan yang sering bolak balik ke rumah untuk meminta sumbangan yang entah aku tidak tahu untuk apa.

"Dia adik saya, Siti," ucapku yang membuatnya terkejut.

"Kan gue udah bilang kalau gue adiknya es batu!" sahut Angkasa dengan nada ngegas.

"Ekhem. Nama gue bukan es batu."
Angkasa menggaruk tengkuknya mendengar ucapanku.

"Hehe, maksud gue Kak Bulan yang cantik pari purna mengalahkan Elli Sugigi," ucapnya yang membuatku geram.

Sejelek itukah aku, hingga adikku sendiri tega mengatakan aku hanya lebih cantik dari Elli Sugigi?

"Lo belom jawab pertanyaan gue, lo ngapain di sini?" tanyaku kembali setelah mengajaknya masuk dan duduk di sofa.

"Gue mau tinggal di sini," jawabnya enteng seperti kaleng rombeng.

"Diusir lo dari rumah?" selidikku. Jangan-jangan dia diam-diam kabur lagi dari rumah.

"Kagak lah, gue gabut di rumah. Gue pengen tinggal di sini, lagian kan gue bisa berangkat sekolah bareng Bang Bintang," jelasnya. Aku langsung teringat Bintang yang masih ngorok di kamarnya.

Aku menatap pintu kamarku yang langsung membuatku tersadar. Kalau Angkasa nginep di sini, berarti dia tidur di kamarku dong! Karena enggak ada lagi kamar tamu di rumah ini. Bisa-bisa bocah setan ini ngadu ke mama papa kalau aku pisah ranjang sama Bintang.

My Cold Wife (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang