🌚 Rasa

794 50 2
                                    

Ost. Budi Doremi | Tolong

-*-
Terkadang mengungkapkan rasa jauh lebih baik daripada memendamnya. Biar lebih plong dan gak ganjel di hati.
-*-

-*-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⭐⭐

“Lo tidur aja dulu, Bin.” Aku merasa kasihan pada Bintang yang masih berusaha menahan kantuknya.

Padahal aku tahu dia sudah sangat mengantuk, terlihat jelas dari tubuhnya yag sudah oleng sejak tadi. Bahkan hampir saja wajah mulusnya terbentur meja.

“Enggak, gue gak ngantuk kok. Gue mau nemenin lo lembur,” ucapnya sambil membuka lebar kelopak matanya dengan jarinya.

Aku hanya menggelengkan kepala pelan melihatnya. 
"Gak ngantuk dari mana, matanya saja sudah sangat merah. Dasar kepala batu!" umpatku yang hanya mampu keluar dalam batinku.

Sejak tadi Bintang kekeh untuk menemaniku mengerjakan laporan keuangan yang tiba-tiba diemailkan oleh bos sialanku. Dia memintaku untuk lembur malam ini juga. Mau tidak mau, aku harus mengerjakannya. Apalagi aku sangat tidak ingin kehilangan pekerjaan ini. Sangat sulit mencari pekerjaan saat ini, maka dari itu aku berusaha yang terbaik untuk mengerjakannya semaksimal mungkin.

“Bin, Bintang.”

Hening. Tidak ada sahutan apapun dari sang empunya nama.

Karena penasaran, aku pun menutup sedikit laptopku untuk melihat keadaan Bintang. Ternyata dia tertidur dengan tangannya sebagai bantalan. Aku mengamati wajah tenang itu. Sangat kalem.

Andaikan setiap hari dia seperti ini, mungkin akan lebih mudah untukku bersikap baik padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andaikan setiap hari dia seperti ini, mungkin akan lebih mudah untukku bersikap baik padanya. Ada perasaan aneh yang menyelundup di hatiku saat melihatnya seperti ini. Seperti rasa menggelitik yang sangat aneh. Akhir–akhir ini, Bintang memang tidak terlalu menyebalkan. Dia justru lebih banyak melakukan hal-hal yang aku tidak mengerti sama sekali.

Aku beranjak untuk mengambilkan selimut untuknya. Kurasa ia akan kedinginan jika tak kuselimuti. Menatapnya dari samping seperti ini, sungguh dia terlihat semakin tampan. Aku tidak ingin terbawa perasaan lebih jika terlalu lama menatapnya. Aku pun segera berlalu setelah memakaikan selimut untuknya. Namun, tiba- tiba Bintang menggenggam tanganku. Sangat erat.

My Cold Wife (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang