🌚 Jatuh Cinta Sendiri

768 50 0
                                    

Ost. Kahitna | Cantik

*-*
Jatuh paling sakit adalah ketika jatuh cinta sendirian.
*-*

*-*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⭐⭐

“Bintang suka ya sama Michele?” pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutku.

Bukan apa-apa, aku hanya memastikan rasa mengganjal di hatiku. Aku tidak ingin salah mengambil langkah, apalagi salah menempatkan hati. Karena perihal hati sulit untuk dimengerti.

Kevin menatapku sebelum mengikutiku menatap para penghuni air itu.

“Suka ...”

Jawaban enteng Kevin memberikan damage yang luar biasa padaku. Ternyata benar, aku jatuh cinta sendirian. Setetes buliran bening meluncur melewati pipiku. Padahal aku sudah tahu jawabannya, tapi mengapa tetap terasa begitu sakit saat mendengarnya langsung.

“Tap—“
Deringan hape Kevin menghentikan kata-katanya.

“Taik! Siapa sih yang ganggu gue,” umpatnya pada sang penelepon.

Ia meraih hape di sakunya, menatap layar hape dan terdiam sejenak lantas melirikku sebelum beranjak dan pergi meninggalkanku. Aku menatap punggung Kevin, kenapa aku merasa menyesal menanyakan itu padanya?

Aku memeluk diriku erat menundukan kepala begitu dalam. Membuat rambutku menutupi seluruh wajahku. Menikmati rasa yang semakin terasa sesak di dada. Kuhapus air mata yang kembali akan turun. Menguatkan diriku sendiri, menipu diriku bahwa semuanya baik-baik saja. Belum sempat aku berjuang, aku sudah kalah lebih dulu. Perih.

Aku bangkit dari dudukku, seiring langkahku yang semakin menjauh dari gazebo. Membawa kenyataan yang membuatku semakin yakin untuk perpisahan itu. Perpisahan mungkin memang jalan terbaik untukku dan Bintang. Mungkin semesta mempertemukan kita hanya untuk saling berbagi pengalaman bukan perasaan.

Mataku menyusuri suluruh ruang tamu. Sepi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sini. Ternyata Kevin benar. Bintang memang pergi bersama Michele. Kenapa dadaku semakin terasa perih?

Kau harus kuat Bulan! Ini bukan pertama kalinya kau merasakan rasa sakit. Hah, tentu saja kalimat itu hanya tipuan belaka. Nyatanya, sekuat apapun aku bertahan, ada masa di mana aku menangis sendirian.

“Siti,” panggilku pada Siti yang melewatiku hendak membereskan gelas-gelas di atas meja ruang tamu.

Njeh, Buk.”

Siti menghampiriku yang berdiri di depan tangga.

“Kevin ke mana?” tanyaku padanya.

Ia menempelkan telunjuknya di dagu, tampak berfikir, mungkin dia tidak tahu Kevin. Belum sempat aku mengatakan lebih jelas tentang Kevin ia lebih dulu berseru.

My Cold Wife (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang