Ost. Red velvet | Future
*_*
Jatuh cinta itu mudah
Yang sulit adalah mencium sikumu sendiri. Cobalah !
*_*⭐⭐
"Gak ada yang boleh nyakitin dia kecuali gue!" bentaknya marah.
Aku tidak tahu siapa dia. Aku tidak ingin melihatnya, aku takut ini hanyalah mimpi. Aku takut aku akan kecewa saat aku membuka mata ini.
"Bintang ..." panggil Diana lirih. Antara kaget dan senang, benarkah yang kudengar ini?
Perlahan aku menegakkan kepala untuk melihat apakah dia benar-benar Bintang. Tapi, bagaimana mungkin Bintang ada di sini? Menolongku.
Kulihat punggung tegap seorang laki-laki. Senyum tipis terbit dari bibirku. Dia benar-benar Bintang. Aku tidak tahu mengapa, namun hatiku berdesir bahagia. Ini adalah kali pertama aku merasa bahagia melihat Bintang. Seperti inikah rasanya dilindungi?
"Ini gue Diana, Bin." Diana memegang lengan Bintang, aku sadar mengapa Diana sampai seperti ini padaku. Semua karena Bintang. Aku baru ingat kalau Diana menyukai Bintang sejak dulu.
"Gue gak kenal sama orang yang udah nyakitin istri gue!" Bintang menghentakkan tangan Diana dari lengannya.
"Apa bagusnya si cewek dingin ini Bin?!" teriak Diana menunjuk kearahku. Tatapan benci begitu menusuk dari matanya.
Aku hanya terdiam memeluk tubuhku yang mulai kedinginan. Rasa dingin yang begitu menusuk ditambah dengan tatapan kebencian dari Diana.
"Lo mau tau apa kelebihan dia?" tanya Bintang.
Kelebihanku? Apa yang aku bisa, apa yang mampu aku lakukan selain berusaha mandiri dan berdiri sendiri dengan kedua kakiku? Dibenci banyak orang bahkan dikucilkan. Tidak memiliki teman sama sekali. Apa yang patut dibanggakan Bintang dariku. Apa kelebihanku dibanding Diana yang sangat sempurna itu?
Melihat Diana kemudian melihat diriku sendiri. Aku merasa insecure sekali jika dibandingkan dengannya. Dengan seorang model sepertinya. Tubuhnya proposional dengan wajah cantik hasil karya seni dokter. Kurasa. Sedangkan diriku, kurus dan bulukan. Saat di kantor saja, aku merasa paling buriq sendiri dibanding dengan bawahan atau teman sekantorku yang lain. Lalu, apa yang kamu banggakan dariku Bin?
"Kelebihannya adalah dia gak pernah nyakiti orang lain kayak lo! Asal lo tahu, perbuatan lo itu lebih rendah dibanding anj*ng!" lanjut Bintang penuh emosi.
Apa aku penting untuknya hingga dia berani membentak Diana seperti ini? Atau ini hanya karena statusku sebagai istrinya?
Diana terdiam. Bintang lalu membantuku berdiri. Dia membantuku berjalan melewati Diana, Eva dan Lina. Namun, hanya beberapa langkah di depan mereka, Bintang berhenti.
"Dan ingat, sekali lagi gue lihat lo dan teman-teman lo nyakitin istri gue, gue bakal pastiin kalian semua lebih milih mati dari pada hidup!" ancam Bintang santai namun tajam.
Aku menoleh ke samping. Menatap rahang tegas Bintang. Benarkah ini Bintang suamiku? Makhluk absurd yang biasanya membuatku kesal? Benarkah ini titisan alien menyebalkan itu? Inikah sisi lain dari Bintang? Tanpa kusadari senyumku terbit menatapnya. Bukan senyum tipis seperti biasanya, tapi senyum hangatku. Senyum yang selama ini telah hilang dariku dan kini Bintang mampu memunculkan kembali senyum itu.
"Lah motor gue gimana?" tanyaku bingung lantaran Bintang membawaku ke mobilnya.
"Gampang, nanti gue suruh orang buat bawa motor lo," jawabnya yang kubalas dengan anggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Wife (Completed)
RomanceBintang Wijaya Kesuma, seorang guru di salah satu SMA terfavorit di Jakarta. Otaknya yang pas-pasan membawanya menjadi guru sejarah yang lebih sering terpaku pada buku. Bintang bukanlah guru yang disiplin, tegas, apalagi rajin. Dia guru paling santu...