Ost. Ashilla & Budi Doremi | Tentang Dia
*-*
Syukuri apa yang kau miliki saat ini, karena tanpa kau tahu banyak yang menginginkan milikmu.
*-*⭐⭐
“Sorry, Pak Langit, tapi saya sudah punya suami yang sangat saya cintai.”
Yah, aku lebih memilih untuk bertahan dengan rasa yang saat ini aku rasakan. Meski pahit karena nyatanya rasa ini tak berbalas sama sekali. Namun, aku tak ingin memberikan harapan semu pada Langit.
Aku hanya takut jika rasa untuknya sebenarnya telah hilang dan terganti dengan keberadaan Bintang. Aku tak mau menyakitinya, biarkan dia yang menyakitiku--dulu.
“Aku tahu, Ra, kamu akan segera berpisah dengan suami kamu.”
Aku mengembuskan nafas panjang, mengingat perpisahan itu kembali menyesakkan hatiku.
“Berpisah atau tidak itu urusan saya dengan suami saya. Jadi, saya minta Bapak berhenti mencampuri urusan rumah tangga saya. Dan perlu Bapak ingat, rasa yang pernah saya miliki untuk Bapak sudah mati delapan tahun lalu. Mati bersama kepergian Bapak. Jadi, saya mohon Bapak untuk bisa menerima kenyataan bahwa saya tidak bisa Bapak miliki lagi.”
Setelah mengatakan kata-kata yang cukup menusuk di hati Langit, aku segera meninggalkannya. Meninggalkan Langit dalam keadaan yang tak bisa kujelaskan. Shock, sedih, dan menyesal. Mungkin ia tidak menyangka aku yang dulu lemah lembut bisa mengatakan hal seperti itu padanya.
Mungkin dia perlu waktu untuk terbiasa dengan diriku yang sekarang. Diriku yang tak punya lagi rasa hangat, tak lagi lemah lembut dan sangat senang dimanja olehnya. Ia harus tahu, setelah kepergiannya aku telah bermetamorfosis menjadi wanita tangguh yang mandiri. Bukan wanita yang sering menangis dalam pelukannya seperti dulu.
“Masuk,” ucapku pada seseorang yang terus mengetuk pintu ruanganku.
Di mana Rena, apa dia tidak bisa menangani seseorang di luar? Rena adalah asistenku, biasanya ia yang akan mengurusi para bawahanku yang akan menemuiku. Karena para bawahanku cenderung takut padaku. Beruntunglah Rena betah menjadi asistenku. Meski aku pun tak terlalu dekat dengannya.
Kulirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku. Pantas saja Rena tak mengurus orang di luar, ternyata ini waktu istirahat. Sibuk mengurus Langit sampai aku lupa waktu makan siang. Aku beranjak untuk membuka pintu, melihat manusia mana yang tidak takut telah menggangguku di jam istirahat.
“Pak Langit? Ada apa Bapak ke ruangan saya?” tanyaku heran lantaran Langit yang berada di depan pintu ruanganku.
Apa aku kurang jelas menolaknya? Sungguh ngeyel manusia satu ini.
“Aku hanya ingin mengajak kamu makan siang.”
“Maaf Pak, saya gak bisa,” tolakku cepat.
“Jangan menolakku untuk kali ini, Ra. Aku sadar aku salah, aku juga gak akan berusaha mengejar kamu lagi. Aku hanya ingin berteman denganmu, jadi kumohon jangan tolak permintaan teman.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Wife (Completed)
RomanceBintang Wijaya Kesuma, seorang guru di salah satu SMA terfavorit di Jakarta. Otaknya yang pas-pasan membawanya menjadi guru sejarah yang lebih sering terpaku pada buku. Bintang bukanlah guru yang disiplin, tegas, apalagi rajin. Dia guru paling santu...