26. Takkan Kemana

403 60 21
                                    

"Kei!" teriak Novi seraya berlari menghampiri Keisya yang saat itu tengah berjalan ke kelas. Ia bisa saja menabrak Keisya jika kontrol tubuhnya kurang baik. Untung saja, gadis berambut keriting itu berhasil mengerem lajunya tepat waktu.

"Lo bikin gue kaget aja, Nov!" sahut Keisya seraya memegangi dadanya.

"Ada perlu apa?" lanjutnya.

Novi tersenyum. Kini, posisinya membungkuk untuk mengatur ulang napasnya agar lebih stabil.

"Nggak papa, gue cuma mau bareng aja ke kelas," katanya enteng.

Keisya tersenyum simpul seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia pikir ada sesuatu yang penting hingga membuat Novi harus berlari terengah-engah untuk menghampirinya. 

"Tunggu! Lo tahu acara Nayanika, nggak?" tanya Keisya seraya menghentikan langkahnya. Hal itu membuat Novi melakukan hal yang sama.

"Ya ampun!!! Siapa yang nggak tahu acara itu, sih? Gue dah dapet bocoran sejak panitianya dibikin. Lo mau ke dateng ke acara pamerannya?" Novi balik bertanya.

Keisya terlihat berpikir keras. Pikirannya melanglang jauh ke mana-mana. Lalu, beberapa detik kemudian, ia menunjukkan raut wajah kecewa yang terlihat menggemaskan.

"Gue pengen dateng ke acara puncaknya aja, sih. Sayangnya...kayaknya gue ada jadwal syuting deh hari itu," jelasnya.

Novi menghela napas panjang seraya memperlihatkan raut kecewa.

"Lo udah ngajak Tiara juga?" tanya Keisya beberapa saat kemudian.

"Belum, sih. Gue sebenarnya nggak yakin Tiara mau diajak ke acara beginian. Setahu gue, Tiara lebih suka musik-musik jadul," ujar Novi.

Keisya mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia cukup terkejut setelah mendengar perkataan Novi. Menurutnya, Tiara adalah sosok yang terlihat 'cewek' banget. Tapi, selera musiknya ternyata unik juga.

"Jadi, lo nggak mau nyoba buat ajak dia?" tanya Keisya memastikan.

"Mm... Nanti gue coba, deh," sahut Novi.

Keisya tersenyum kecil. Dalam hati, ia merasa sedikit menyesal karena acara Nayanika bertabrakan dengan jadwal syutingnya. Padahal, The Overtunes adalah grup musik favoritnya. Rupanya, Novi menyadari perubahan ekspresi Keisya yang terlihat lebih murung dari sebelumnya.

"Kei, gue tahu lo galau, tapi nggak usah pake masang ekspresi pahit kayak gini juga kali," celetuk Novi seraya menyenggol bahu Keisya.

"Gue? Galau? What the hell! Gue galau kenapa?" sambar Keisya dengan nada ngegas.

"Ya...tahun lalu kan lo nonton konsernya The Overtunes sama someone," goda Novi seraya tertawa.

Keisya langsung membelalakkan matanya begitu mendengar hal tersebut. Lalu, ia memukul lengan Novi dengan tangannya.

"FITNAHHH!!!"

"Ya ampun... Ngegas banget sih Kei! Gue bacanda aja keleus, nggak usah berlebihan. Atau jangan-jangan reaksi lo kayak gini karena belum bener-bener move on sama Angga?" Novi semakin menjadi-jadi.

Tentu saja, Keisya tidak akan tinggal diam. Wajahnya mulai memerah sebagai tanda kekesalan.

"Kurang ajar banget lo, Nov!" sahutnya.

Untuk menghindari pukulan dari Keisya lagi, Novi pun langsung berlari sekencang-kencangnya. Tentu saja, Keisya tidak mau kalah dan coba mengejar Novi.

"Awas lo, Nov!!!" teriak Keisya dengan suara nyaringnya.

***

Nuca terus memandangi dua lembar tiket Nayanika yang ada di tangannya. Ia benar-benar bingung harus memberikannya pada siapa. Saking bingungnya, ia sampai tidak sadar bahwa dari tadi posisinya masih belum beranjak dari closet toilet.

Tanya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang