Hari ini, panitia pensi mulai disibukkan dengan rangkaian persiapan acara tersebut. Mereka mengadakan latihan di aula. Tentu saja, Nuca sebagai sie acara sangat sibuk mengurusi kegiatan tersebut. Apalagi, penampil untuk pensi tahun ini jauh lebih banyak dibanding tahun kemarin.
Saat melihat banyaknya orang-orang yang berlalu lalang di aula, entah mengapa membuat kepala Nuca menjadi penat. Ditambah lagi dengan keberadaan Sam yang hanya memenuhi tempat dan membuat pasokan oksigen berkurang.
Dari tadi, Sam memang terlihat wira-wiri di area depan aula. Padahal, cowok itu batal tampil setelah pita suaranya sempat bermasalah. Apalagi, saat itu Sam sibuk mengobrol dengan Ziva, salah satu toanya SMA Garuda Sakti. Jika dua anak itu berkumpul, siap-siap saja auto tuli massal.
"Oi, Nuc. Lo nggak masuk ke dalam?" tanya Ola setelah melihat Nuca yang hanya berdiri di depan pintu aula.
Saat itu, Nuca juga sedang membawa gitar yang rencananya akan dipinjamkan ke salah satu penampil.
"Eit..."
Bukannya menjawab pertanyaan Ola, Nuca malah terlihat berusaha menghadang Ola agar tidak keluar dari aula. Masalahnya, di luar aula, Sam dan Ziva tengah asyik mengobrol. Nuca hanya tidak mau jika drama cinta segitiga itu terjadi di tengah ribetnya persiapan pensi.
"Lo ngapain dah? Kenapa ngalang-ngalangin gue? Iya, gue tahu lo tinggi gue mini," celetuk Ola.
"Bukan gitu, Kak. Gue cuma..."
"Apaa? Lo serius? Anjay!!!"
"Woahahaha! Gils emang!
"Beti upload tutorial make up di youtube? Auto trending!"
"Trending Wakanda tapi."
Memang, ya! Kalau dari sananya sudah toa, maka tetap akan terdengar gaungnya meskipun sudah dihalangi dengan cara apapun.
"Eit...eit...eit... Ada yang mojok rupanya," ujar Ola setelah mendengar suara Sam dan Ziva tadi. Laki-laki itu berjalan keluar dari aula dan menghampiri dua anak manusia itu di bangku.
"Oi Samsul! Lo lupa apa? Berani-beraninya deketin Zipeh gue!" teriak Ola.
Sepertinya, perang dagang cinta Ziva akan segera dimulai, Nuca memilih untuk meninggalkan area tersebut. Kebetulan, dari tadi, perutnya terus berbunyi karena butuh asupan. Jadi, ia memilih untuk pergi ke kantin terlebih dahulu. Setelah menyantap satu porsi siomay, Nuca memutuskan untuk kembali ke atas. Ia berharap agar drama Sam-Ziva-Ola sudah selesai.
"Oi, Nuc!" Nuca menghentikan langkahnya setelah ada seseorang yang memanggilnya.
Lalu, laki-laki itu melihat ke belakang dan mendapati sosok murid perempuan berambut keriting yang tengah berlari kecil ke arahnya.
"Ada apa, Nov?" tanya Nuca.
"Lo liat Tiara nggak?" Novi balik bertanya.
"Lah? Gue juga nggak tahu. Dari tadi, gue belum masuk aula. Bukannya biasanya dia sama lo?" sahut Nuca.
"Iya... Tadi kami jalan bareng ke aula. Tapi, setelah gue tinggal ke toilet, si Tiara-nya udah nggak ada. Kata temen-temen yang lain, anak itu juga belum latihan. Maka dari itu, gue nyariin dia," jelas Novi dengan wajah gelisah.
"Lo nggak coba ngechat dia?"
"Gue dah chat, tapi centang satu."
Nuca mengangguk-anggukkan kepalanya. Sebenarnya, ia sendiri juga tidak tahu harus berbuat apa. Hingga tiba-tiba, terdengar suara gemuruh dari arah tangga. Tak lama kemudian, Sam dan Ziva muncul di depan Nuca dan Novi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Hati
Teen FictionNuca, anak alim, menantu idaman, bahan secret admirer ciwi-ciwi SMA Garuda Sakti, tiba-tiba harus mengalami hubungan rumit di antara dua perempuan populer di SMA-nya. Nuca ingin jatuh cinta. Tapi, bukan seperti ini caranya. Ya, dua perempuan itu, T...