18. Tentang Luka

1.1K 137 11
                                    

"Bal," ucap Lyodra seraya memberikan ponselnya pada Iqbal.

Iqbal yang saat itu sedang sibuk dengan laptopnya langsung meraih ponsel milik Lyodra dan melihat foto yang muncul di layar. Matanya menyipit untuk memastikan kembali foto tersebut. Foto itu memperlihatkan seorang remaja laki-laki dan perempuan yang masih berseragam sedang berjalan beriringan di sebuah mall. Yang lebih manis, si laki-laki membawa sebuah boneka Spongebob berukuran besar.

"Nggak penting," kata Iqbal seraya meletakkan ponsel tersebut di atas meja. Laki-laki itu pun kembali fokus pada layar laptopnya. Dari tadi, ia memang sedang sibuk menggubah sebuah lagu.

Lyodra tersenyum tipis. Lalu, ia meraih ponselnya.

"Cowok yang sama Tiara itu namanya Nuca, dia temen gue sejak SMP. Dulu, dia pernah suka sama gue. Kebetulan, tadi stylist gue ngeliat mereka di mall. Karena stylist gue tahu Nuca, dia jadinya motoin mereka dan ngirim ke gue," jelas Lyodra.

Iqbal menyeringai. Lalu, ia menurunkan layar laptopnya. Kemudian, laki-laki itu melihat ke arah Lyodra yang saat itu terlihat sedang menunggu tanggapannya.

"Terus?" balas Iqbal pendek.

"Gue cuma ngasih info aja, sih. Kayaknya...Tiara itu menarik banget, yah. Sampai-sampai, banyak yang deketin dia," kata Lyodra.

"Asal lo tahu, ya. Cowok itu nggak akan mungkin deketin Tiara. Gue tahu dia kayak gimana."

Lyodra tertawa kecil. Namun, tawa itu semakin keras seiring ia terus memikirkan ucapan Iqbal barusan.

"Oke, tahan tahan," kata Lyodra seraya mengatur napasnya kembali.

"Gue juga percaya Nuca nggak semudah itu deketin cewek. Tapi masalahnya...gimana dengan Tiara? Gue yakin, lama-lama Tiara pasti bakalan nyaman sama orang lain melihat tingkah lo yang terlalu posesif ke dia kayak gini," lanjutnya.

Iqbal bangkit dari duduknya sambil memasang wajah kesal. Ia juga terus menatap Lyodra dengan tajam. Namun, seperti biasa, Lyodra terlihat santai dan terus mengulungkan senyumnya.

"Lo sebenarnya punya tujuan apa sih ngomong kayak gini ke gue? Gak jelas tahu! Atau sebenarnya selama ini lo benci sama gue? Kalau kayak gitu, tinggal akhiri aja kontrak kita. Gampang, kan?" balas Iqbal seraya pergi meninggalkan Lyodra yang mulai tersulut emosi.

Remaja 17 tahun itu kemudian duduk di kursi yang tadi ditempati oleh Iqbal.

"Padahal gue cuma mau ngasih tau aja, kali aja sadar diri," ungkap Lyodra seraya menyilangkan kakinya.

Ia benar-benar heran dengan sikap Iqbal yang tak henti-hentinya mengejar Tiara meskipun sudah mengetahui reaksinya. Bukannya Lyodra merasa iri atau apa, selama ini gadis itu sudah berusaha profesional dalam pekerjaannya, namun, hal berbeda ditunjukkan oleh Iqbal. Ia hanya merasa risih dengan hal itu.

***

Keisya membelalakkan matanya setelah mendapat sebuah pesan WA dari pak Anto. Ia dinyatakan lolos casting sebagai salah satu pemeran pendukung di sebuah film remaja yang akan segera diproduksi mulai bulan depan.

Bapak serius?

Keisya mengirim pesan itu untuk memastikan kembali hal tersebut.

Masa' saya berani bohong? Bahkan, saya bisa menunjukkan draft kontrak untuk kamu saat ini juga.

Keisya mengangguk-anggukkan kepalanya. Dari tadi, ia tak bisa berhenti tersenyum bahagia setelah mendapat kabar menggembirakan tersebut.

"Yeeayy!!!" sorak Keisya histeris yang membuat beberapa murid di lorong sekolah langsung menoleh ke arahnya. Namun, Keisya tidak peduli.

Tanya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang