Jika nanti kita bertemu di sebuah pertemuan yang canggung, berjanjilah satu hal, jangan menghindar. Setidaknya, bicaralah sedikit. Itu melegakan.
---
Tiara benar-benar sudah menghilang dari pandangan Nuca. Kini, laki-laki itu hanya bisa terpaku di tempat tersebut seraya memandangi minuman bubble tea yang rencananya akan ia berikan pada Tiara. Namun, niat itu harus ia urungkan karena Tiara sudah terlanjur mengetahui semuanya, termasuk fakta bahwa beberapa hal yang disembunyikan oleh gadis itu telah diketahui oleh Nuca.
Nuca menghela napas panjang. Untuk saat ini, ia hanya bisa berharap agar Tiara baik-baik saja dan tidak terlalu tertekan akan hal ini, meskipun mereka berdua harus saling menjauh nantinya.
Di tengah lamunan Nuca, tiba-tiba ponselnya berdering. Ia pun bergegas mengangkat telepon dari Putra, kakaknya.
"Woi, Nuc. Lo ada di mana?" tanya Putra dengan nada terkesan panik.
"Salam dulu, Kak," balas Nuca pendek.
"Iye, Assalamualaikum. Lo ada di mana weh?"
"Gue mampir ke Kedai Keyi. Ada apa, Kak?"
"Jennie masuk rumah sakit, asmanya kambuh lagi. Besok kayaknya kita bakal ke Swiss, Papa baru aja bilang kayak gitu."
"Astaghfirullah..."
Nuca menutup mulutnya setelah mengucapkan kalimat tersebut. Hatinya langsung terguncang setelah mendapat kabar bahwa adik perempuan satu-satunya kembali masuk ke rumah sakit. Nuca ingat, Jennie pernah terbaring kritis di ICU karena penyakit pernapasan yang ia derita.
"Iya, kak. Bentar lagi gue balik," ucap Nuca.
***
Tiara benar-benar menikmati dua hari liburannya yang sudah berlangsung meskipun selama ini ia hanya berada di kamar kos. Beberapa teman satu kosnya sendiri memilih untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Sementara Tiara tidak punya tempat yang bisa disebut 'rumah' untuk menghabiskan masa libur sekolahnya. Satu-satunya pilihannya adalah berdiam diri di kamar kosnya, membaca beberapa buku, mendengarkan musik, ataupun melakukan cover lagu yang ia suka. Selain itu, ia juga melakukan video call dengan sang papa hampir setiap malam untuk saling melepas rindu.
Tiara meregangkan kedua tangannya. Selepas dzuhur tadi, ia memilih untuk tidur siang. Badannya pun terasa lebih enak dibanding sebelumnya. Seperti biasa, Tiara langsung mengecek ponselnya yang sudah otomatis tersambung dengan WiFi. Hasilnya, sudah ada puluhan chat yang menumpuk meskipun baru ia tinggal tidur selama kurang lebih 1,5 jam.
Dengan mata yang masih mengantuk, ia membuka chat yang masuk satu per satu. Hingga akhirnya, ia mendapati sebuah chat dari sang mama.
Ti, hari ini Mama ke RS Harapan Ibu buat check up. Mama akan seneng kalau kamu mau datang. Mama ga akan paksa kamu, tp mgkn hal itu bisa jadi momen yg tepat buat kita memperbaiki semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Hati
Teen FictionNuca, anak alim, menantu idaman, bahan secret admirer ciwi-ciwi SMA Garuda Sakti, tiba-tiba harus mengalami hubungan rumit di antara dua perempuan populer di SMA-nya. Nuca ingin jatuh cinta. Tapi, bukan seperti ini caranya. Ya, dua perempuan itu, T...