12. Jejak Masa Lalu

1.1K 136 19
                                    

Nuca melepas plester yang menempel di wajahnya pelan-pelan. Sesekali, ia meringis kesakitan karena menahan perihnya luka di wajahnya. Setelah semua plester itu terlepas, Nuca memandangi setiap sudut wajahnya melalui kaca wastafel.

Sore itu, selepas sekolah usai, laki-laki itu mampir terlebih dahulu ke toilet. Ia memutuskan untuk melepas plester yang menutupi lukanya tersebut. Bukannya apa-apa, selama jam pelajaran di sekolah, teman-temannya terus meledek Nuca karena menggunakan plester bermotif Hello Kitty itu. Lama-lama, ia mulai merasa risih juga.

Untungnya, luka Nuca sudah terlihat lebih mendingan meskipun bekasnya masih tampak jelas. Karena sudah tidak ada kegiatan lain, ia pun memutuskan untuk segera keluar dari toilet. Namun, langkahnya terhenti setelah melihat sesosok murid laki-laki yang tengah memasuki ruangan tersebut. Mereka berdua saling berpandangan selama beberapa detik setelah melihat keberadaan satu sama lain.

"Sana kalau mau rebut Keisya. Gue dah nggak ada urusan lagi sama cewek rese itu," ucap murid laki-laki itu. Siapa lagi kalau bukan Angga.

Ia pun berjalan melewati Nuca yang tengah terpaku di tempatnya berdiri. Sementara itu, Nuca memutuskan untuk tidak menanggapi ucapan Angga tadi.

Tidak ada gunanya juga.

Nuca melangkah menuju tempat parkir. Ia sudah ingin segera kembali ke rumah dan merebahkan tubuhnya di kasur. Namun, saat itu, suasana parkiran masih cukup ramai. Jadi, Nuca memilih untuk menunggu di depan sebuah kelas terlebih dahulu. Ia pun mengeluarkan ponselnya untuk mengecek WhatsApp. Dari tadi, ia memang merasakan bahwa ponsel di sakunya terus bergetar sebagai tanda bahwa banyak pesan masuk.

Mata Nuca membesar setelah melihat sebuah pesan yang langsung terlihat di layar ponselnya begitu ia membuka WhatsApp. Melihat nama pengirimnya saja sudah membuat ia terkejut. Masalahnya, ia dan si pengirim pesan tersebut sudah lama tidak berhubungan baik secara langsung maupun via media sosial.

Lyodra

Nuc, pekan depan albumku rilis. Sabtu depan showcase-nya. Nonton, ya:)_

Awas kalau enggak.

Oh ya, jgn lupa ajak temen SMA, terserah si siapa aja, asal jgn banyak2 hehe

Nuca mengangguk-anggukkan kepalanya setelah membaca chat dari Lyodra. Terselip rasa bangga dalam dirinya karena sahabatnya tersebut berhasil sukses dalam mengejar impiannya. Meskipun mereka sudah jarang saling berkomunikasi, Nuca selalu mendengar pemberitaan mengenai gadis itu dari teman-teman sekolahnya.

Siap, nanti kabari lagi ya lokasi sm jamnya.

***

"Bal, lo serius latihan nggak sih?" tanya Lyodra dengan menunjukkan wajah kesal. Beberapa menit yang lalu, ia baru saja memberi pesan ke Nuca untuk menonton showcase albumnya.

Lyodra yang awalnya duduk di sebuah kursi sembari membaca kertas-kertas berisi lirik lagu  langsung menghampiri Iqbal yang saat itu terus sibuk memainkan ponselnya di sela-sela latihan.

Iqbal Maldini, sosok muda berbakat itu adalah salah satu musisi yang cukup popular di tanah air. Ia sudah merintis karirnya sejak kecil. Kini, laki-laki itu bekerja sama dengan Lyodra dalam pembuatan album milik perempuan tersebut. Ya, Iqbal adalah salah satu produser dari beberapa lagu yang ada di album Lyodra. Selain itu, mereka juga menjadi rekan duet di salah satu lagu yang ada di album.

"Lo sendiri main HP dari tadi," balas Iqbal tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.

Lyodra menghela napas kesal. Ia menatap Iqbal tak percaya. Bukannya apa-apa, showcase sudah semakin dekat. Namun, menjelang persiapan akhir, partner-nya tersebut menunjukkan sikap yang terkesan seenaknya saja. Masalahnya, Iqbal sudah berkali-kali melakukan hal tersebut.

Tanya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang