28. Rekor Tak Pernah Patah Hati

394 57 21
                                    

Tiara terus melirik ke arah Novi yang dari tadi sibuk menyantap mi ayamnya. Dari tadi, gadis itu terlihat ingin menanyakan sesuatu pada temannya tersebut. Namun, ia terus menampakkan ekspresi keraguannya.

"Nov," panggil Tiara.

Novi memberi kode pada Tiara untuk bersabar karena mulutnya masih penuh dengan makanan. Setelah selesai mengunyah makanan, gadis itu pun mengelap sudut bibirnya dan mulai terfokus pada Tiara.

"Gimana, Ti?" tanya Novi.

Tiara menghela napas panjang sebelum mulai berbicara. Kemudian, ia melihat ke sekeliling. Saat itu, suasana kantin tidak terlalu ramai. Selain itu, ia juga tidak mendapati keberadaan Keisya di tempat tersebut.

"Mmm... Kenapa gue ngerasa ada yang aneh sama Keisya, ya?" Tiara menjelaskan maksudnya.

Novi mengernyitkan dahinya. Kemudian, ia mengangguk-anggukkan kepalanya. Kebetulan, tadi malam ia baru saja bertemu Keisya. Pada saat itu, Keisya yang awalnya terlihat ceria tiba-tiba saja berubah murung dan memilih pulang terlebih dahulu dari venue tanpa alasan yang jelas.

"Aneh kenapa emangnya, Ti?" Novi balik bertanya.

"Tadi pagi waktu gue nyapa Keisya, dia cuma diem aja. Dia juga nggak senyum sama sekali. Selain itu, tumben dia nggak nyamperin kita buat makan bareng di kantin," jelas Tiara dengan ekspresi sedih. Meskipun awalnya ia berusaha berpikir positif, namun, selama di kelas, ia terus kepikiran dengan hal tersebut.

"Iya juga, sih. Tumben tu anak nggak nyamperin kita. Dia juga nggak nongol di kantin. Padahal, dia kan nggak pernah bisa nahan laper," sahut Novi.

"Tadi malam, gue juga ngerasa ada yang aneh dari Keisya, sih. Jadi, tiba-tiba aja dia nyamperin gue di Ancol pas acara Nayanika. Awalnya dia keliatan happy gitu. Tapi, tiba-tiba aja, dia langsung badmood dan pulang duluan. Entah kesambet apa tu orang," lanjutnya.

"Tunggu! Tadi malam lo ketemu sama Keisya di acara Nayanika? Bukannya Keisya ada syuting?" sambar Tiara.

Novi hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

Sementara itu, pikiran Tiara langsung berlarian ke mana-mana. Tadi malam, ia kan pergi Bersama dengan Nuca? Apa Keisya melihat keberadaan mereka? Mesksipun akhir-akhir ini Tiara sudah bisa mencium gelagat bahwa Keisya menyukai Nuca, namun, menurutnya, tidak mungkin Keisya langsung badmood hanya gara-gara hal itu – bahkan sampai bersikap dingin kepadanya seperti tadi pagi.

"Ti, lo kenapa bengong?" tanya Novi beberapa saat kemudian.

Tiara menghela napas panjang. Lalu, ia menatap Novi dengan sorot matanya yang terlihat sayu. Gadis itu jadi tidak nafsu lagi untuk menghabiskan baksonya.

"Gue nyari Keisya bentar, ya," ujar Tiara.

Ia pun bergegas dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan kantin.

"Ti, Ti! Makanan lo belum habis!" teriak Novi dari mejanya.

"Gue udah kenyang, Nov!" sahut Tiara yang saat itu sudah berada cukup jauh dari tempat Novi berada.

Lokasi pertama yang ia datangi adalah kelas Keisya. Namun, anak itu tidak ada di sana.

"Nyari Keisya, ya?" tanya Zara yang saat itu melihat Tiara tengah celingukan di depan kelasnya.

"Oh... Iya," jawab Tiara. "Dia di mana?"

"Mana gue tahu? Bukan urusan gue juga," timpal Zara seraya menunjukkan ekspresi tengilnya.

Tiara hanya bisa menyabarkan dirinya setelah mendengar jawaban dari Zara. Lagipula, kenapa juga dia berharap pada rival Keisya tersebut? Tanpa mengucap sepatah kata pun, ia bergegas pergi dari kelas Keisya.

Tanya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang