1. Bidadari Jatuh dari Tangga

6.8K 224 18
                                    

Hari ini, cowok manis bernama Raja Giannuca alias Nuca, sedang sibuk-sibuknya. Bagaimana tidak? Dua pekan lagi, SMA Garuda Sakti, tempatnya bersekolah, akan menggelar pentas seni sebagai acara pamungkas classmeeting yang biasa diadakan setiap akhir semester gasal.

Nuca sebagai salah satu panitia pensi sekaligus penampil di acara tersebut harus rela pulang malam untuk mengurusi acara tersebut bersama panitia lainnya. Untungnya, tahun depan dia sudah kelas 12. Jadi, ia tidak akan lagi ditunjuk – lebih tepatnya dipaksa – teman-temannya untuk menjadi panitia.

Sebenarnya, sekitar H+2 UAS, persiapan sudah tinggal 80%. Namun, Samuel Cipta alias Sam, salah satu penampil di acara pensi harus membatalkan keikutsertaannya. Alasannya, suaranya kayak kejepit waktu teriak-teriak manggil Ziva yang hampir ketabrak angkot di jalan depan sekolah. Alhasil, suara Sam pun langsung serak. Tenggorokannya pun bagai hati para jombloers yang sudah lama kering kerontang tanpa cinta.

Masalahnya, Sam adalah salah satu murid yang paling di-request oleh para ciwi-ciwi bocil di sekolah untuk tampil di pensi. Kata mereka, Sam itu keren, apalagi kalau sudah nge-rapp, huh...mirip Oppa Korea katanya.

"Nuc, lo masih sibuk juga?"

Nuca yang sedang sibuk membolak-balik halaman buku di ruang OSIS langsung menghentikan aktivitasnya dan mengecek siapa yang datang.

Ola ternyata. Kakak kelasnya yang kini duduk di bangku kelas 12. Walaupun sudah hampir 'purna' alias menghilang dari sekolah itu, namun Ola tetap masih sibuk mengurusi acara pensi.

"Eh Kak Ola... Iya nih, Kak," jawab Nuca seraya kembali terfokus pada aktivitas sebelumnya.

Ola duduk di sebelah Nuca. Ia benar-benar penasaran dengan kesibukan anak itu.

"Lo lagi ngapain dah? Kayak orang nyari kutu aja?" tanya Ola.

Nuca menghela nafas panjang untuk mengekspresikan kepenatannya setelah hampir seharian di sekolah.

"Gue lagi nyari daftar band yang tampil di acara pensi tahun lalu. Si Sam tiba-tiba mangkir gara-gara suaranya serak," jelasnya.

Ola mengangguk-anggukkan kepalanya. Dalam hati, ia kasihan juga sama anak itu. Wajahnya keliatan lelah. Pantas saja selama ini Nuca tidak pernah terlihat dekat dengan perempuan mana pun. Orangnya memang super sibuk dan perfeksionis.

Padahal menurut Ola, Nuca itu definisi cowok yang hampir perfect. Ganteng, sopan, pinter, rajin ibadah, suaranya bagus, kurang apa lagi coba? Bahkan, Ola saja yang level kegantengannya sedikit di bawah Nuca (kata Ola sendiri) bisa pacaran sama Mahalini. Sayangnya, mereka harus putus beberapa pekan lalu karena Mahalini ingin fokus pada cita-citanya untuk masuk FKG. Padahal mah, sebenarnya itu alibi saja karena ternyata si doi malah lagi dekat sama orang lain.

Balik lagi ke topik sebelumnya. Selama ini, Nuca memang tidak pernah digosipin dekat dengan perempuan mana pun. Jadi, seolah-olah, Nuca keliatan kayak cowok nggak laku. Padahal, ia cuma kaku. Ia pernah sih sekali deket sama cewek, yaitu Lyodra, temannya sejak SD. Jujur saja, Nuca juga sempat suka sama anak itu. Tapi, balik lagi, mereka beda. Jadi, Nuca hanya menganggap perasaan itu hanya sebatas kekaguman saja.

"Tunggu dulu, yang mangkir tadi siapa?" tanya Ola lagi.

"Si Sam," jawab Nuca pendek.

"Samsul?"

"Samuel Kak, bukan Samsul."

"Ya iyee itu mah Samsul. Kenapa coba dia mangkir?"

Nuca menggeleng-gelengkan kepalanya. Entah mengapa, Ola selalu sensi saat mendengar nama Samuel atau melihat sosoknya secara langsung.

Tanya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang