24. Kembali Seperti Semula?

768 90 26
                                    

"Jadi... Nuca beliin Keisya kalung?" tanya Angga pada Jack, siang itu, di kantin sekolah.

Jack hanya menganggukkan kepalanya. 

"Kalungnya bagus lagi, bentuk huruf K gitu. Gue baru aja dikasih tahu Zara, sih. Dia bilang...lo sebaiknya move on dari Keisya karena kayaknya...Nuca ma Kei udah mulai deket," jelas Jack panjang lebar.

"Bangke!!!" teriak Angga seraya menggebrak meja. Hal itu membuat beberapa murid yang ada di sekitarnya terkejut dan refleks melihat ke arah laki-laki tersebut.

Angga tampak tidak peduli dengan respon orang-orang di sekitarnya. Lalu, ia menyeruput es jeruknya agar emosinya menjadi lebih terkontrol.

"Lo...beneran belum bisa move on dari Keisya, ya?" tanya Jack memastikan.

"Gue cuma nggak habis pikir aja kenapa Keisya tiba-tiba bisa nyantol sama Nuca? Padahal, gue itu lebih dari segalanya dibanding si Nuca. Secepat itukah dia move on dari gue?" balas Angga dengan nada frustasi.

Jack tertawa kecil setelah mendengar jawaban Angga.

"Namanya juga cewek. Kita susah ngertiin mereka," ujarnya singkat.

"Lagian...Nuca juga kenapa langsung mepet-mepet si Keisya sih, jelas-jelas aja gue ma Kei belum lama putus. Ternyata diem-diem menghanyutkan juga ya tuh orang. Katanya sih alim, tapi ternyata perebut pacar orang," cerocos Angga seraya menyeruput kembali es jeruknya yang tinggal setengah gelas.

"Maksud lo apa?"

Angga terkesiap setelah mendengar suara bentakan yang sudah tidak asing lagi. Ia pun menoleh ke belakang dan mendapati keberadaan Keisya bersama dua orang temannya, Tiara dan Novi.

Sepertinya, mereka bertiga baru saja tiba di kantin dan langsung mendengar pembicaraan antara Angga dan Jack. Kebetulan, dua orang itu memang menempati meja yang berada paling dekat dengan pintu masuk kantin.

Keisya mendekati meja Angga. Ia terus menatap tajam ke arah laki-laki itu. Tidak ada raut ketakutan sama sekali dari wajah manisnya.

"Ciyee...yang habis dibeliin kalung," celetuk Angga dengan nada mengejek.

Keisya memperlihatkan smirk-nya. Saat itu, ia memang tengah memakai kalung pemberian Nuca.

"Awalnya Nuca juga gaada niatan buat ngasih kalung ini ke gue," gadis itu memberi klarifikasi.

"Ooh... Lo yang minta, ya? Segitunya..." balas Angga.

"Segitunya apa?" tanya Keisya dengan nada ngegas.

Novi yang awalnya berdiri di belakang Keisya langsung maju ke depan agar bisa berdiri sejajar dengan temannya tersebut. Lalu, ia menepuk-nepuk bahu Keisya.

"Kei, please nggak usah direspon. Bukannya lo dah janji nggak akan ngurusin dia lagi?" Novi mencoba menenangkan.

"Iya...tapi masalahnya dia bawa-bawa Nuca, Nov," sahut Keisya.

Novi menghela napas panjang. Keisya tetaplah Keisya. Meskipun sekarang sifatnya jauh lebih tenang, namun tidak bisa dipungkiri jika masih ada sisi 'barbar' di dalam jiwanya yang mudah tidak terima dengan sikap orang lain.

Sementara itu, Tiara hanya menyimak saja. Namun, dari kejadian itu, ia bisa mengambil kesimpulan bahwa Keisya benar-benar peduli pada Nuca.

"Namanya juga lagi pedekate, pasti apa-apa dibelain," kata Angga beberapa saat kemudian yang langsung disambut dengan tawa Jack.

"Lo nggak tahu apa-apa ya soal gue sama Nuca. Lo juga nggak tahu aslinya Nuca kayak gimana. Mending urusin tuh cewek-cewek lo yang segudang itu!" balas Keisya.

Tanya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang