Twenty Nine: Someone Between You and Me

8.9K 1.6K 635
                                    

Sudah menjadi tradisi bagi diabolus bahwa setelah satu bulan pergantian takhta dari setiap clan dunia alam bawah, raja-raja akan menemui Sang pelanggar takdir untuk mengetahui garis takdir mereka sebagai raja saat menduduki takhta clan masing-masing.

Sorush, Sang pelanggar takdir, merupakan sosok yang dianggap paling hina, tetapi juga diagungkan secara bersamaan karena kemampuannya yang bisa membaca takdir penguasa-penguasa iblis di dunia alam bawah.

Mereka menjulukinya Sang pelanggar takdir karena dia adalah seorang hybrid, campuran keturunan diabolus, merman, lycan, dragon rider dan satyr.

Satu-satunya tempat di mana Sorush berada, ialah di The Black Soil, tanah tak bertuan dan merupakan wilayah terluas di dunia alam bawah. The Black Soil terletak di wilayah paling ujung dunia alam bawah. Dekat dengan wilayah Clan Dexter.

Hutan belantara dengan nama lain tanah hitam itu dianggap sebagai tempat sakral dan begitu berbahaya bagi semua ras.

Konon, bagi mereka yang memiliki jiwa lemah akan menemukan kematian di The Black Soil. Hutan belantara itu banyak menyimpan rahasia dan masa lalu kelam yang telah terkubur dalam.

Dan hari di mana penguasa-penguasa akan menjalankan tradisi turun-temurun itu, ialah hari ini.

Yang pertama datang adalah Lord Caesar. Kemudian Lord Eduardo. Disusul Lady Helena. Mereka bertiga berdiri di depan pohon raksasa dengan ukuran yang paling besar di antara pohon lainnya di The Black Soil. Mereka menyebutnya pohon keramat. Di situlah Sorush bersemayam selama berabad-abad.

Si pelanggar takdir belum menampakkan diri. Sebab hanya penguasa dengan garis takdir terkuatlah yang bisa memanggil Sorush.

Ketegangan sempat bersikukuh kala Lord Eduardo dan Lady Helena saling melemparkan tatapan dingin. Lord Caesar yang tak tahan berada di situasi seperti ini mencoba menengahi.

"Hentikan permusuhan ini. Bukankah peperangan kalian sudah berakhir damai? Tolong, jangan rusak hari sakral ini," kata Caesar jengah.

Lady Helena segera mengakhiri tatapan sengit mereka saat Lord Victor keluar dari portal merahnya.

"Apa aku terlambat?" Lord Victor menghampiri dengan seringaian lebar.

"Seperti yang kau lihat, Lord. Adikmu yang terlambat." Eduardo membuka tudung jubahnya.

Lord Victor berdiri di samping pria itu. Bisa dilihat bahwa wajah penguasa fraksi timur Clan Akennaton itu tampak begitu cerah. Ia tak henti-hentinya melirik Lord Eduardo dengan senyuman miring.

Eduardo yang merasa kesal memutuskan bertanya. "Apa ada yang ingin kau katakan, Lord?"

"Di mana Lady Casmira?" Victor tak kuat menahan senyum. Padahal Casmira sudah memperingatkan untuk tidak berkata apa-apa tentang dirinya pada Eduardo. Namun, sepertinya Victor tak bisa menahan itu.

Tatapan Lord Eduardo berubah dingin. Pernah sekali ia mendengar gosip bahwa Casmira menjalin hubungan khusus dengan Victor. Namun, Eduardo sangat mengenal baik karakter adiknya itu. Lady Casmira bukan tipekal gadis polos yang akan jatuh cinta pada satu pria saja seperti Lady Bona. Casmira tidak seperti itu. Terlebih kemarin Eduardo sempat mendapati Casmira sedang saling menggoda dengan salah satu pria bangsawan Asten.

"Sampaikan permintaan maafku pada Adikmu karena tadi malam aku terlalu kasar. Mungkin dia sangat lelah sekarang." Victor menyeringai. Pria itu tampak seperti mengejek.

Lord Eduardo terlihat kesal setengah mati. Namun, ia tak mau terbawa emosi. "Sepertinya Lady Casmira bugar-bugar saja. Kulihat tadi pagi dia keluar bersama seorang pria. Pria bangsawan terhormat baik hati yang tidak gemar bermain wanita." Giliran Eduardo yang menyeringai.

DiabolusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang