Twelfe: Defeat or Death?

16.7K 2.3K 280
                                    

Beberapa menit telah Milson habiskan sore ini untuk mengitari wilayah Clan Asten dari atas. Milson dalam wujud tubuh iblisnya tengah memantau situasi clan elemen air itu bersama tunggangannya, Paco.

Sebagian besar wilayah Asten adalah laut. Selebihnya hanya pesisir yang tak terlalu luas dengan batu-batu karang besar di sekitarnya. Juga terdapat beberapa pohon ketapang serta pohon-pohon bakau di belakang pesisir.

Tak ada yang terlihat mencurigakan. Suara air laut terdengar menenangkan. Ombak kecil yang tak mengundang waspada. Hembusan angin yang membuat rileks pula penghilang cemas. Semua itu seolah mengatakan bahwa tak ada yang perlu dicurigakan dari Clan Asten. Namun, tetap saja perasaan Milson mengatakan sebaliknya.

Milson mendarat di pesisir. Zinki yang sedari tadi mengawasi wilayah darat Asten pun langsung mengakhiri kegiatannya dan mendekati Paco.

Milson yang telah kembali ke wujud tubuh manusianya melompat turun dari punggung Paco. Tak lama setelah itu, api di tubuh Paco lenyap.

"Tidak ada yang terlihat mencurigakan, Tuan." Zinki melaporkan hasil pemantauannya.

Pemantauan mereka menghasilkan hasil yang serupa. Meski begitu, Milson kukuh pada perasaannya yang mengatakan bahwa ada sesuatu mencurigakan yang disembunyikan oleh pihak Clan Asten menyangkut Lady Bona. Milson yakin bahwa dugaannya tak mungkin salah.

"Jangan lihat, tapi rasakan. Ketenangan ini justru terlihat mencurigakan," katanya. Pria itu berjalan di atas pasir yang basah. Sehingga saat ombak rendah datang, air membasahi sepatunya.

"Kau yakin aku tak perlu membawa pengawal, Tuan?"

Milson dengan dingin berkata, "Tidak perlu. Kehadiranku sudah cukup membuat mereka was-was."

Sebuah portal merah yang sudah dapat Zinki pastikan berasal dari Clan Akennaton tiba-tiba muncul di sampingnya. Victor keluar dari portal tersebut.

Secepat angin, Raja Clan Akennaton itu sudah berdiri di samping Milson. Mereka sama-sama memandang laut.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Milson menoleh.

"Aku tidak ingin melewatkan keseruan..." Victor membalas tatapan Milson dengan seringaian lebar. Pria itu mengedikkan bahu, "jika memang kecurigaanmu benar," katanya.

Victor berbalik lalu sejenak berjalan-jalan, "Jika kecurigaanmu terbukti, wilayah ini akan menjadi milik Akennaton," pria itu berjalan tak terlalu jauh lalu berbalik dan kembali menghampiri Milson dan Zinki, "lumayan untuk dijadikan tempat permandian untuk pengikut setiaku. Terutama para ogre. Tubuh mereka sangat bau. Kau dan kaummu pun boleh, Zinki," kata Victor tersenyum dengan nada mengejek. Mengingat ras lycan memang dikenal memiliki aroma yang tak sedap.

Zinki terlihat menahan kekesalan. Pria itu menahan diri agar tak menggeram pada Victor.

Milson berdiri di belakang Victor, membiarkan pria itu memimpin kunjungan mereka. Ia sudah menduga bahwa tentu saja Victor tak akan melewatkan keseruan ini. Milson sangat mengenal karakter kakaknya itu. Victor adalah pria yang sangat gemar cari masalah untuk mencuri kesempatan di tengah-tengahnya.

Mereka akhirnya memulai kunjungan tersebut. Victor memberitahu kedatangannya dengan menaruh telapak tangannya di atas air. Air terlihat bergemuruh setelah itu. Dua pengawal bertrisula keluar dari dalam air. Mereka berjalan menghampiri Si kakak-adik Akennaton lalu menunduk hormat.

Pengawal tersebut terlihat menggerakkan tangan. Mereka mengendalikan air hingga membuat lautan terbelah. Mereka membuka jalan untuk sang tamu.

Pengawal tersebut melangkah masuk ke dalam dataran laut yang tak lagi digenangi air bersama Victor.

DiabolusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang