Eighteen: Women and Weapon

10.8K 1.6K 315
                                    

Pagi ini, merupakan pagi pertama Bona di Clan Akennaton. Beberapa pelayan telah berkumpul di dalam kamarnya untuk menunggu Sang ratu bangun. Ada pula yang di dalam kamar mandi menyiapkan keperluan Bona untuk berendam selepas bangun tidur.

Gelsy yang telah lebih dulu berada di dalam kamar Bona hanya menyuruh para pelayan menyiapkan gaun dan alat riasan, serta perhiasan jikalau memang ada.

Para pelayan pun mengindahkan perkataan Gelsy. Menjadi pelayan setia seorang ratu menjadikan Gelsy dan Damares punya kuasa di istana itu.

Ketika para pelayan sibuk merapikan gaun-gaun di dalam lemari, Bona akhirnya bangun dari tidur.

Para pelayan buru-buru berdiri di hadapan ratu mereka lalu membungkuk.

"Selamat pagi, Lady," kata mereka.

Sambutan ini cukup membuat Bona terkejut. Sebab ia tak terbiasa diperlakukan seperti ini. Cara Gelsy dan Damares bila menghormatinya tak berlebihan seperti itu. Mengingat hubungan Bona dan kedua pelayannya memang tak kaku, lebih mirip seperti hubungan pertemanan.

Bona turun dari tempat tidur sembari merapikan rambut, "Selamat pagi," katanya tersenyum. Suaranya masih terdengar parau.

Bona mendekati pelayan ras diabolus elemen api tersebut. Mereka ada berlima. Bona dengan sikap rendah hati dan polosnya langsung mengulurkan tangan pada salah satu pelayan, niat hati ingin mengajak berkenalan. Sontak Si pelayan bukannya terlihat tersanjung malah dibuat takut dan bingung.

Melihat ini membuat Gelsy menahan tangan ingin tepuk jidat. Penyihir berambut ungu itu berdehem kuat lalu berkata, "Nona," panggilnya menegur.

"Ow," kata Bona baru tersadar, "kalian bisa pergi," katanya kemudian. Para pelayan mengindahkan. Sekali lagi mereka memberi penundukan hormat pada Bona lalu keluar dari kamar.

Selepas kepergian mereka, kini Bona dapat bergerak leluasa. Gadis itu menatap pantulan dirinya di cermin lalu menyisir rambut.

Memikirkan bahwa dirinya sekarang sudah menjadi seorang ratu, membuat segala hal berbau kemewahan otomatis melekat pada dirinya.

Kamar baru Bona sangat luas dan memiliki desain yang begitu mewah. Semua fasilitas telah terpenuhi di dalam kamar ini. Bahkan di dalam kamar Bona terdapat satu ruangan khusus di mana di dalam ruangan tersebut terdapat sekitar lima lemari besar yang memuat gaun-gaun dan koleksi sepatu Bona. Pula terdapat rak-rak yang diisi dengan perhiasan-perhiasan sebagaimana bila dikenakan akan mencerminkan aura seorang ratu.

Berbeda dengan dirinya dulu di Clan Asten yang hidup dalam kurungan dan persembunyian. Sekarang keadaan telah berbalik 180°. Bona punya identitas baru yang sungguh luar biasa. Kekuasaan, kehormatan, dan kemewahan berada dalam genggamannya. Kebebasan yang menjadi impiannya sudah berada di depan mata. Dan itu semua karena Lord Milson.

Memikirkan pria itu, membuat Bona diserang kegundahan. Bona kemudian memegang dadanya, ingin mengetahui perasaan Milson saat ini. Dan yang ia temukan, lagi-lagi hanya kehampaan. Sebenarnya, Bona merasa sangat iba pada pria itu. Namun, kesalahpahaman yang tercipta diantara mereka tempo hari membuat Bona enggan untuk kembali bersikap seperti dulu.

Di tengah kegundahan Bona, Gelsy datang dan memberinya wadah kecil yang telah diisi ramuan raxil.

"Bagaimana harimu di Clan Akennaton, Gelsy?" tanya Bona buka suara.

"Lumayan, Nona."

Bona meminum ramuan tersebut hingga habis. Rasa pahit yang mengalir di tenggorokan membuat wajah Bona tertekuk dan berubah masam.

"Lumayan apanya?" tanya Bona lalu minum segelas air.

"Aku jadi bisa menyuruh-nyuruh pelayan." Gelsy terkikik. Tentu saja ia senang dengan kemewahan yang disuguhkan Akennaton. Terlebih Gelsy dan Damares punya kamar sendiri dengan desain yang cukup bagus.

DiabolusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang