Thirty Two: An Enemy

9.2K 1.7K 657
                                    

Setelah kekacauan yang terjadi di Clan Asten, Lady Bona dan Damares akhirnya kembali ke Clan Akennaton di dini hari. Sebagai bentuk kesopanan setelah tak pulang selama dua hari, Ratu Akennaton itu tak menggunakan portal dan lebih memilih berdiri di depan gerbang istana tuk menanti.

Tak lama kemudian, datanglah beberapa pengawal yang dipimpin oleh Gilbert untuk membuka gerbang. Mereka langsung membungkuk tatkala melihat Sang ratu.

Melihat wajah pucat Lady Bona dan ekspresinya yang tampak lemas sontak membuat Gilbert khawatir. "Apa Anda sakit, Lady?"

"Pertanyaanmu kau simpan sampai besok saja." Damares merangkul tuannya lalu berjalan menuju jembatan.

Gilbert yang mengekori di belakang kukuh tak mau mengusir rasa khawatir. Selain itu, ia juga berjaga-jaga bila Lord Milson mengajukan pertanyaan nantinya. Sebab tuannya itu selalu sensitif bila menyangkut Lady Bona.

Mereka masuk ke dalam istana dan Gilbert masih berada di belakang. Lady Bona lantas berbalik dengan senyuman selebar mungkin. "Aku baik-baik saja, Gilbert. Kembalilah ke pemukiman lycan. Rebecca lebih membutuhkan perhatianmu."

Sontak Gilbert membungkuk dan dengan berat hati melangkah pergi.

Di ujung koridor, tatapan khawatir lainnya kembali menyambut Lady Bona.

Zinki datang dan terpaku pada wajah pucat Sang Lady. Namun, pria ini tak seberani Gilbert untuk menanyakan keadaannya.

Yang Zinki tahu, Lord Milson dan Lady Bona memang sedang ada masalah. Dan itu harus berimbas pada Zinki dan pelayan lain. Sebab sejak ditinggal pergi ratunya, Lord Milson menjadi semakin pemarah.

"Apa Lord Milson sedang tidur?"

Zinki menggeleng samar. "Tidak, Lady. Lord Milson belum pernah tidur. Lord tak pernah berhenti membaca."

Lady Bona berbalik, memandang pintu ruang pribadi Lord Milson, berpikir bahwa pria itu pasti masih membaca buku sejarah Dominic Akennaton.

Ingin Bona ke sana, tetapi Damares memperingatkan melalui tatapan bahwa saat ini yang sangat ia butuhkan adalah istirahat.

"Dampingi dia terus, Zinki. Jangan tinggalkan Lord Milson. Kuharap kau memiliki keberanian yang cukup untuk menyuruhnya tidur," ujar Lady Bona.

Zinki hanya menunduk tanpa menjawab. Sebab ia tak berani mengusik ketenangan Lord Milson.

Lady Bona tersenyum lemah. Gadis itu kembali berjalan bersama pelayannya lalu masuk ke dalam kamar.

Damares membantu membukakan jubah dan berjongkok untuk melepas sepatu tuannya.

"Istirahatlah, Nona. Besok saja kau temui Lord Milson."

Lady Bona mengangguk. Setelah berbaring di tempat tidur, bukannya memejamkan mata, ia malah melamun. Bona memikirkan tentang masa lalu Sofiya dan perbuatan jahatnya pada Latia. Hingga membuat Bona bertanya-tanya, bagaimana bisa ibunya bertemu Lord Ladarius?

Dalam keheningan, Lady Bona terperanjat kala Lord Milson berteleportasi dan kini berdiri di depannya.

Damares langsung menyembunyikan dua botol ramuan raxil yang ia bawa. Beruntung sekarung ramuan tersebut sudah diserahkan pada Lady Casmira.

Dua penguasa fraksi barat Clan Akennaton itu hanyut dalam keheningan. Damares yang mengerti situasi lantas langsung keluar dari kamar.

Lady Bona meraih tangan Milson. "Kenapa belum tidur?" Senyumannya langsung memudar kala merasakan Lord Milson mengeluarkan aura gelap. Tatapan pria itu tampak begitu mengerikan seolah ingin menerkam.

DiabolusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang