Thirty Eight: Another Ruler

8.3K 1.3K 441
                                    

Sungguh malam yang indah untuk menghabiskan waktu bersama Lady Bona. Setelah seminggu berkelana, Lord Milson rehat sejenak dalam dekapan hangat sang ratu yang penuh makna.

Tiga jam Lord Milson bertahan dengan mata terpejam, berpura-pura tidur agar Lady Bona menghentikan celotehnya perihal pengikut setia baru yang ia rampas kemerdekaan rasnya dengan paksa. Lady Bona tentu marah. Namun, memang begitu cara seorang raja diabolus bekerja.

Lord Milson memandang wajah Lady Bona sembari mengelus lembut kepalanya. Gadis itu sudah tertidur pulas sembari memeluknya erat.

Ia lama menikmati kebersamaan mereka, namun harus pecah kala pikiran Raja Clan Akennaton fraksi barat itu melayang menuju The Black Soil. Milson mencoba mengingat rute-rute yang belum ditelusuri di wilayah terluas di dunia alam bawah itu.

Milson menyadari bahwa ia masih memiliki banyak tempat yang belum dikunjungi. Bagi Milson, waktu sangat berarti baginya. Ia tak mau melewatkan satu menit pun untuk mencari keberadaan ras banshee yang menjadi saksi utama kematian mendiang Dominic Akennaton. Ras yang konon pembawa berita kematian itu merupakan kunci utama dari semua misteri pelik ini.

Lantas Milson memindahkan tangan Bona lalu bangun dari tempat tidur dengan hati-hati. Tetapi, Lord Milson tak langsung pergi. Pria itu menyempatkan diri memandang wajah ratunya.

Pria itu baru menyadari jika kamar Lady Bona kini di dominasi oleh warna merah. Bahkan sprei kasur dan selimutnya pun berwarna serupa. Padahal setahunya, Lady Bona selalu menggunakan benda yang berwarna merah muda dan biru.

Pergi selama satu minggu membuatnya merasa seakan telah melewatkan banyak hal baru yang disukai oleh Bona. Sontak hal ini mengundang kesedihan di hati Milson.

Sesaat Milson menghela napas sebelum memberi kecupan lemput di kening Lady Bona. Pria ini telah berjanji dalam hati jika ambisinya terselesaikan, sebagian besar waktunya akan ia habiskan untuk ratunya seorang.

Di luar kamar Lady Bona, Isaak dan Joanne telah menanti. Mereka kemudian menunduk saat Milson keluar. "Semua sudah siap, Lord."

Lord Milson mengangguk singkat. Sebelum kembali memorak-porandakan The Black Soil, pria itu harus menguatkan stamina tubuhnya dengan memakan dosa-dosa manusia. Maka pergilah Lord Milson dan pengikut setianya di lautan dosa Clan Akennaton.

Tempat berkumpulnya dosa-dosa manusia di dunia alam bawah disebut lautan dosa oleh ras diabolus. Semua clan iblis memilikinya. Namun, lautan dosa di Clan Akennaton lebih besar daripada milik clan lain.

Satu-satunya akses utama lautan dosa Clan Akennaton ialah jalan setapak raksasa yang membentang lurus, dikelilingi oleh magma mendidih yang mengeluarkan asap.

Bahkan di sanalah gerbang neraka berada. Ada begitu banyak roh manusia yang didampingi oleh grim reaper menuju neraka.

Sementara Si penguasa clan api tengah menikmati suguhan makanannya yang tak biasa. Asap-asap dosa manusia meresap ke dalam tubuh Lord Milson hingga membuat urat-uratnya menghitam. Pria itu memejamkan mata sembari menikmati berbagai gambaran dosa manusia yang terputar di kepalanya.

Tak lama kemudian, Zinki dan Gilbert datang. Dua pria lycan itu membungkuk rendah di hadapan sang tuan.

"Aku senang Anda kembali, Lord." Zinki membuka perbincangan. Tak ada senyuman di wajahnya, tetapi suaranya terdengar hangat seolah menyambut sang tuan dengan suka cita.

Namun, Lord Milson tak menanggapi. Bahkan ia memberi tatapan dingin. Permasalahan tempo hari karena ulah Lord Gavriel yang membocorkan identitas Eva membuat hubungan antara pelayan dan tuan itu menjadi merenggang. Akibatnya, Lord Milson masih belum sudi untuk memaafkan Zinki dan lycan lain.

DiabolusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang