Seventeen: Become a Queen

10.8K 1.7K 198
                                    

Hari ini, banyak makhluk berbagai ras dari dunia alam bawah berdatangan ke Clan Aneor. Bukan untuk menghadiri pesta, melainkan tuk menyaksikan proses kremasi mayat putera tunggal Sang Raja, Lord Baron.

Kabar mengenai kematian satu-satunya pewaris clan elemen alam begitu cepat menyebar hanya dalam waktu satu malam. Kabar menyedihkan ini tentu membawa duka yang mendalam.

Konon, kematian Baron disebabkan karena bunuh diri. Pria itu telah menuliskan surat sebagai peninggalan terakhirnya untuk Sang ayah. Dalam surat tertulis bahwa Baron tidak sanggup menahan malu lantaran tak bisa naik takhta. Ia begitu depresi hingga memutuskan untuk memenggal kepalanya sendiri.

Kini kremasi mayat tengah berlangsung. Kobaran api yang begitu besar melahap habis tubuh Lord Baron yang terpisah dengan kepalanya.

Sang ayah, Lord Caesar terlihat berusaha sekuat tenaga untuk tetap terlihat tegar demi harga dirinya sebagai seorang lelaki. Pria itu tak mau menangis, tetapi tentu Caesar begitu terpukul baik di dalam hati maupun pikiran. Berbeda dengan dua selirnya, Lady Caitlyn dan Lady Grace, mereka menangis. Namun, beberapa pasang mata tahu bahwa dua gadis itu hanya mengeluarkan air mata palsu.

Para ras pengikut setia Clan Aneor, seperti peri hutan, kurcaci, centaurus, satyr, harpies, dan makhluk immortal lainnya menghadiri acara kedukaan ini. Pula ras diabolus dari clan lain, kecuali Dexter, ikut hadir di sana.

Para penguasa ras diabolus tampak berdiri di barisan paling depan. Lady Helena berdiri berdampingan bersama Lord Victor. Lord Eduardo bersama kedua adiknya, Lady Casmira dan Lady Bona. Dan yang terakhir, dalang utama penyebab kematian Baron, Lord Milson.

Si pembunuh, tampak biasa-biasa saja menyaksikan tubuh Lord Baron yang perlahan mulai hangus. Seolah tak terjadi apa-apa. Seolah bukan dirinya Sang pelaku, Milson berdiri dengan santai.

Semua diabolus dapat menjadi seorang pembunuh, tetapi tak semua dapat menghilangkan jejak agar terbebas dari tuduhan sebagai tersangka. Dan Milson, pengecualian untuk itu.

Hanya Bona dan dirinya yang tahu perihal pembunuhan itu.

Cara Milson melenyapkan Baron begitu terencana rapi dan bersih, tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Lord Milson bahkan meniru tulisan Baron lalu menuliskan surat agar semua orang percaya bahwa putera tunggal Clan Aneor itu bunuh diri.

Milson pun mengembalikan kepala Baron tanpa kepergok oleh siapa pun.

Begitulah sisi gelap Milson. Pria itu begitu cerdik dan licik. Ia merupakan api kecil yang dapat membesar dalam waktu yang tak terduga. Siapa pun yang mengusik hidupnya, akan langsung ia habisi hingga hanya menyisakan nama.

Namun, baru kali ini Milson membunuh hanya karena seorang wanita. Milson tak malu. Kehormatannya pun dirasa tak terganggu. Sebab Milson jelas tahu bahwa Bona itu miliknya. Jadi, siapapun yang mengusik Bona, sama dengan mengusik dirinya.

Milson melirik ke arah Bona. Gadis itu kelihatan ketakutan dengan kepala tertunduk. Tangannya gemetar.

Sudah jelas keadaan Bona akan seperti itu. Ia merasa bersalah atas kematian Baron. Meski, bukan dirinya Sang pembunuh, tetapi Bona tahu bahwa Milson membunuh Baron karena dirinya.

Rasanya Bona ingin kembali menangis. Tangisannya tadi malam selepas Lord Milson pergi, masih kurang cukup untuk melampiaskan rasa bersalahnya.

Bona tersentak saat Milson datang dan menggenggam tangannya yang gemetar. Pria itu mencoba untuk menenangkannya agar tak terlihat mencurigakan.

DiabolusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang