Duduk di daun jendela mungkin sudah menjadi kebiasaan Bona akhir-akhir ini. Gadis itu tengah melamun sembari memainkan bola air kecil yang selalu gagal terbentuk di tangannya.Bona tidak bisa mengendalikan elemennya sendiri. Ia memang payah, Bona menyadari hal itu. Bahkan pelayan-pelayannya pun payah. Apa yang bisa diharapkan dari Damares, roh manusia yang tinggal di tubuh iblis tak bernyawa? Damares tidak memiliki kekuatan. Bahkan ia tidak memakan dosa layaknya Diabolus dan tidak memakan makanan manusia seperti Bona. Gelsy? Tak perlu ditanya kepayahan penyihir itu. Dia hanya mampu meracik ramuan. Mantra-mantra sihirnya sering tidak bekerja. Gelsy bahkan tidak bisa mengendalikan sapu terbangnya sendiri.
Bona menatap pelayan-pelayannya. Damares sedang memandang ikan-ikan di dalam akuarium dengan tampang bodoh. Sedangkan, Gelsy sedang meracik ramuan bubuk. Tapi, gadis berambut ungu itu tidak sengaja menyenggol botol berisi bubuk di sampingnya sehingga bubuk-bubuk berwarna hijau tersebut beterbangan dan mengenai wajahnya.
Bona hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kebodohan mereka. Hal itu pula yang menjadi alasan lain mengapa Bona sering menertawakan diri di cermin. Ia adalah seorang puteri raja yang hidup di dalam sangkar, tanpa kebebasan dan kasih sayang. Mereka, ayah, kakak, dan adik, seperti memiliki kehidupan sendiri-sendiri. Terutama Bona yang bahkan tinggal di tempat yang terpisah dengan mereka.
Ladarius, Eduardo, dan Casmira, hidup bahagia di dalam istana megah Clan Asten di bawah laut. Sedangkan, Bona tinggal di bangunan tua yang tersembunyi oleh batu-batu karang besar di daratan.
Bona sering berpikir, untuk apa Ladarius membawanya ke dunia alam bawah jika ia hanya akan hidup dalam persembunyian? Berulang kali Bona menanyakan pertanyaan tersebut. Tapi, Ladarius tak pernah menjawab.
Ia sungguh letih dengan semua ini. Kehidupannya penuh akan bayang-bayang bahaya besar. Bayang-bayang tersebut seolah membuat semua penghuni dunia alam bawah adalah monster yang memiliki niat jahat padanya.
Siang telah tiba, perut Bona meraung minta diisi. Damares dan Gelsy menatap nona mereka yang sedang lapar. Bona pun akhirnya sadar bahwa bukan bayang-bayang tersebut yang memaksa dirinya merasa waspada, melainkan dirinya lah yang berbeda.
"Tunggu sebentar, Nona," kata Gelsy lalu keluar dari kamar Bona.
Bona mengalihkan pandangan ke laut sembari menghela napas berat. Ia merasa terganggu saat Damares berdiri di sampingnya, hanya terdiam dan tidak berkata apa-apa. Lantas Bona bersuara, "Apa?" tanyanya tanpa menoleh.
"Kau terlihat lelah, Nona. Tiga hari tidak pernah tidur membuat matamu berkantung," jawab Damares.
"Percayalah, aku juga ingin tidur. Tapi, tidak bisa."
Damares menghela napas, "Lord Ladarius akan marah jika melihat keadaanmu seperti ini."
Yang dibicarakan tiba-tiba muncul. Baru saja Ladarius keluar dari portal di dalam kamar Bona. Damares terkesiap, ia segera menunduk sembari menyapa, "Lord."
Bona terlihat santai, pandangannya tetap terarah pada laut.
"Bona," panggil sang ayah. Damares berdiri dengan jarak yang agak jauh, tidak ingin mengganggu ketenangan antara ayah dan anak .
"Jadi, Papa akan tetap ingin mengurungku selama seratus tahun?" tanya Bona, mengira kunjungan Ladarius bertujuan untuk menjatuhkan hukuman padanya mengenai kesalahan yang ia lakukan pada saat menikmati salju dan membangunkan Lord Gavriel tempo hari.
Ladarius mengambil kursi lalu duduk di samping Bona. Raja berwajah awet muda itu menatap wajah puteri bungsunya.
Bona akhirnya menatap Ladarius, "Percuma, Papa. Bahkan jika kau tidak menghukumku, aku sudah merasa seperti dikurung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Diabolus
Fantasy(Mengandung adegan kekerasan dan kata-kata kasar) Bona, gadis keturunan campuran manusia-iblis yang seratus tahun lamanya telah disembunyikan oleh kakak dan Sang ayah sebab segala hal mengenai manusia masih dominan pada diri Bona. Baik dari segi fis...